Lautan Sampah Penuhi Pesisir Marunda Kepu, Sehari Bisa Terangkut Lebih 2 Ton

Lautan sampah yang mencemari pesisir Marunda Kepu, Kelurahan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara terus dibersihkan petugas Sudin LH Kepulauan Seribu.

TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
Secara estafet, petugas Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu membawa sampah-sampah yang sudah dikeruk dari pesisir Marunda Kepu, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Lautan sampah yang mencemari pesisir Marunda Kepu, Kelurahan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara terus dibersihkan petugas Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu.

Hasil pembersihan, dalam satu hari bisa terangkut lebih dari 1 ton sampai 2 ton sampah.

"Setiap hari kita kumpulin seperti ini, per hari rata-rata tergantung kondisi sampah ya, dari satu ton sampai dua ton per hari," kata Koordinator Lapangan Sudin Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, Supendi di lokasi, Rabu (11/1/2023).

Supendi memerinci, hasil pembersihan pada 8 Januari kemarin, terangkut sebanyak 1.500 kilogram atau sekitar 1,5 ton sampah.

Kemudian pada tanggal 9 Januari dikeruk sebanyak 1.400 kilogram atau 1,4 ton sampah dari pesisir Marunda Kepu.

Baca juga: Duh! Lautan Sampah Bikin Kotor Pesisir Marunda Kepu di Jakarta Utara, Begini Penampakannya

"Kemudian kemarin, Selasa 10 Januari itu juga sekitar 1.500 kilogram atau sekitar 1,5 ton sampah," kata Supendi.

Sampah-sampah yang sudah dikeruk menggunakan tangan kosong maupun cangkrang besi kemudian diangkut secara manual menggunakan keranjang untuk kemudian dipindahkan berkala per dua hari.

Kondisi lautan sampah yang mencemari pesisir Marunda Kepu, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (11/1/2023).
Kondisi lautan sampah yang mencemari pesisir Marunda Kepu, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (11/1/2023). (Gerald Leonardo Agustino/ TribunJakarta.com)

Selanjutnya, sampah dibawa menggunakan truk untuk dipindahkan ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.

Supendi menuturkan, keberadaan sampah-sampah di pesisir Marunda Kepu atau muara Kanal Banjir Timur (BKT) tak terlepas dari kondisi musim angin barat.

Dijelaskannya, sampah-sampah tersebut awalnya terbawa ke laut dari 13 aliran sungai utama di Jabodetabek.

Kemudian, sampah-sampah tersebut kembali terbawa arus hingga menetap di lautan pesisir Jakarta.

"Rata-rata sampahnya dari kali, dia udah ke tengah balik, karena terbawa arus kembali," ucapnya.

Pantauan di Lokasi

Adapun keberadaan sampah pesisir ini bikin kotor lautan yang ada di kawasan permukiman kampung nelayan.

Pantauan TribunJakarta.com, sampah-sampah yang didominasi bungkus makanan dan minuman plastik ini tampak seperti lautan.

Tumpukannya berada di ujung aliran kali BKT, mengotori pesisir yang biasa dikunjungi warga untuk memancing.

Kondisi lautan sampah memprihatinkan. Sebab, sampah-sampah ini sudah hampir serupa daratan alias bisa dilalui dengan berjalan.

Padahal, posisinya ada di atas lautan alias menutupi perairan pesisir Marunda Kepu.

Bungkus kopi, mie instan, cemilan, hingga gelas plastik terlihat berserakan.

Ada pula sampah-sampah kayu yang juga mencemari pesisir Jakarta Utara yang berbatasan dengan Kabupaten Bekasi ini.

Baca juga: Pengurus RW dan Tokoh Agama Sepakat Maling Gerobak Sampah di Tambora Dibebaskan

Salah seorang nelayan yang tinggal di Marunda Kepu, RW 07 Kelurahan Marunda, Agus (60) mengatakan, keberadaan sampah ini sudah dilihatnya setiap hari.

Namun, kuantitasnya meningkat seiring memasuki musim hujan atau bagi para nelayan dikenal sebagai musim angin barat.

"Ini sampah hampir setiap tahun datang, terutama musim hujan atau musim angin barat ya," kata Agus di lokasi, Rabu (11/1/2023).

Agus mengatakan, sampah-sampah ini bukan merupakan hasil buangan warga setempat.

Setahu dirinya, sampah-sampah tersebut terbawa arus angin barat dari lautan, sehingga tertahan di perairan pesisir Marunda Kepu.

Sebagai nelayan yang setiap hari melaut dengan perahu kayu, Agus mengaku terganggu dengan keberadaan sampah-sampah ini.

Apalagi sampah kerap kali menyangkut ke baling-baling perahunya.

"Sampai sering nyangkut ke mesin. Jadi kalo sampahnya nyangkut di mesin harus dibersihkan dulu, baru diengkol lagi," ucap Agus.

Ia pun berharap penanganan maksimal bisa dilakukan petugas supaya pesisir Marunda Kepu bersih dari sampah.


Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved