Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak

Arif Rachman Jongkok dan Gemetar Tahu Tewasnya Brigadir J yang Dibunuh Ferdy Sambo Tak Sesuai Fakta

Saking tak percayanya, Arif sampai duduk jongkok dengan tubuh gemetar tak percaya pembunuhan Brigadir J tak sesuai fakta

Kolase TribunJakarta
(Kiri foto) Terdakwa Arif Rachman Arifin saat berjabat tangan dengan tim jaksa penuntut umum di persidangan lanjutan pembunuhan berencana Brigadir Nofriansah Yosua Hutabarat (Brigadir J) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (8/11/2022). Arif Rachman mengaku gemetar hingga tak sanggup berdiri saat mengetahui Brigadir J ternyata masih hidup ketika Ferdy Sambo tiba di rumah dinas. (Warta Kota/Yulianto Anto) 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA  - Mantan Wakil Kepala Detasemen (Wakaden) B Biro Paminal Propam Polri, Arif Rachman tak menyangka apa yang disaksikannya lewat rekaman CCTV Kompleks Polri Duren Tiga di rumah Ridwan Soplanit, yang saat itu menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan

Saking tak percayanya, Arif sampai duduk jongkok dengan tubuh gemetar ketika melaporkan apa yang ditontonnya kepada Karo Paminal Polri kala itu, Hendra Kurniawan

Kedua kaki Arief lemas tak mampu berdiri karena tak percaya dengan apa yang dilihatnya. 

"Kondisinya itu setelah menonton benar yang kemarin dibilang Chuck (Putranto), saya sebenarnya tidak bisa ngomong yang Mulia, dengkul saya ini mau berdiri dari kursi di depan rumahnya Ridwan itu tidak bisa. Jadi keluar menelepon awal mulanya itu menelepon tidak bisa berdiri karena gemetar, jadi sambil jongkok menelepon Pak Hendra," kata Arif saat diperiksa sebagai terdakwa dalam sidang obstruction of justice pembunuhan berencana Brigadir Yosua seperti dilansir Tribunnews.com di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Jumat (13/1/2023).

Dalam rekaman CCTV itu, penjelasan Ferdy Sambo terkait tewasnya Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J tak sesuai fakta. 

Baca juga: Diperiksa, Ferdy Sambo Pilih Ganti Topik Saat Putri Candrawathi Hendak Cerita Insiden Magelang

Brigadir J ternyata masih hidup ketika Ferdy Sambo tiba di rumah dinasnya, kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Juli lalu. 

Arif kaget sebab cerita itu bertolak belakang dengan cerita tembak menembak yang dibangun Sambo.

Eks atasannya itu mengungkapkan bahwa Yosua sudah tewas saat dia tiba di rumah.

Baca juga: Ferdy Sambo Menangis di Persidangan, Bicara 28 Tahun Karir Polri Berujung Tragis: Saya Enggak Kuat

Rekaman CCTV tersebut kemudian menjadi fakta yang membongkar skenario yang sudah dibuat Ferdy Sambo. Tayangan CCTV itu juga yang membuat Arif curiga sekaligus ketakutan.

Mengetahui kondisi Arif, Hendra kemudian mencoba menenangkan melalui sambungan telepon.

"Pak Hendra sampai bilang 'sudah tenang, tenang jangan panik'. Makanya di BAP saya ada tulisannya tenang jangan panik, karena memang itu luar biasa bagi saya yang, tidak, gimana ya situasinya," ujar Arif melanjutkan ceritanya kepada hakim.

Baca juga: Ferdy Sambo Kini Kerap Pakai Kacamata saat Sidang, Psikolog Forensik Duga Ada Tujuan Terselebung

Arif mengaku takut lantaran apa yang diceritakan oleh Sambo tak sesuai dengan fakta yang ada.

"Sampai demikian, orang lain yang berbuat kok saudara gemetaran?" tanya hakim.

"Takut yang mulia," jawab Arif.

Baca juga: Bicara 4 Mata di Kamar, Putri Candrawathi Minta Brigadir J Resign Jadi Ajudan Ferdy Sambo

"Apa yang saudara takutkan?" tanya hakim lagi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved