Mahasiswa UI Ditabrak Purnawirawan Polri

Setelah Tabrak Hasya Mahasiswa UI, Purnawirawan Polri Disebut Utus Seseorang ke Rumah Korban

Dikatakan ibunda Hasya, Dwi Syafiera Putri, purnawirawan Polri tersebut sempat mengutus seseorang ke rumahnya setelah peristiwa nahas itu.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
Kolase TribunJakarta
Mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Muhammad Hasya Atallah meninggal dunia karena kecelakaan yang melibatkan seorang purnawirawan Polri. Dikatakan ibunda Hasya, Dwi Syafiera Putri, purnawirawan Polri tersebut sempat mengutus seseorang ke rumahnya setelah peristiwa nahas itu. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Muhammad Hasya Atallah meninggal dunia karena kecelakaan yang melibatkan seorang purnawirawan Polri.

Dikatakan ibunda Hasya, Dwi Syafiera Putri, purnawirawan Polri tersebut sempat mengutus seseorang ke rumahnya setelah peristiwa nahas itu.

Siapa orang tersebut?

Hal itu dibongkar Dwi ketika berbincang di YouTube Narasi yang dikutip TribunJakarta.com, Senin (30/1/2023).

Diketahui, peristiwa kecelakaan yang melibatkan Hasya dan purnawirawan Polri itu terjadi pada 6 Oktober 2022.

Dwi dan suaminya pun sudah melaporkan ke pihak berwajib agar kasus kecelakaan anaknya diselidiki.

Namun beberapa bulan kemudian, polisi akhirnya menetapkan Hasya sebagai tersangkanya.

Polisi menilai Hasya lalai berkendara hingga menyebabkan nyawanya meninggal dunia, kelalaian itu bukan berasal dari purnawirawan Polri yang menabraknya.

Orangtua Hasya tak terima dengan keputusan polisi. Hingga saat ini mereka masih memperjuangkan keadilan untuk anaknya.

Di sisi lain, Dwi sempat menceritakan kejadian setelah putranya dimakamkan.

Mulanya Dwi mengaku mendapatkan pesan dari Pak RW lewat ponselnya.

"Bu ini mau ada tamu, siapa ya saya bilang gitu. Maksudnya kalau mau namu mah ya namu aja dong," kata Dwi.

Kala itu Dwi sempat curiga mengapa orang yang ingin bertamu ke rumahnya itu harus memberitahu lewat Ketua RW.

Padahal menurutnya, jika ingin bertamu ke rumahnya untuk berbelasungkawa, tinggal datang saja.

"Saya bilang siapa pak, ini si bapak yang ngelindas. Nah saya sama suami saya bilang 'mau apa?',"

Baca juga: Mahasiswa UI Ditabrak Purnawirawan Polri, Ibunda Hasya Sempat Lihat Ada Bekas Ban di Perut Anaknya

"Seandainya cuman mau mengucapkan belasungkawa it's oke, lain dari itu gak ada," tutur Dwi.

Setelah dipersilahkan bertamu, rupanya bukan orang yang melindas Hasya yang datang ke rumah Dwi.

Purnawirawan Polri yang melindas Hasya itu diduga mengutus seseorang untuk menemui keluarga korban.

"Silahkan datang kalau dia mau belasungkawa. Tau gak siapa yang datang? Bocil, bukan dia (purnawirawan Polri)," kata Dwi.

"Bocil maksudnya? Polisi-polisi baru gitu?" tanya host.

Ibunda Hasya, Dwi Syafiera Putri mengaku sempat melihat bekas ban di jenazah putranya yang meninggal karena ditabrak purnawirawan Polri. Pria bernama Muhammad Hasya Atallah Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) meninggal dunia setelah terlibat kecelakaan pada Oktober 2022 lalu.
Ibunda Hasya, Dwi Syafiera Putri mengaku sempat melihat bekas ban di jenazah putranya yang meninggal karena ditabrak purnawirawan Polri. Pria bernama Muhammad Hasya Atallah Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) meninggal dunia setelah terlibat kecelakaan pada Oktober 2022 lalu. (YouTube Narasi dan Istimewa)

"Bukan. Kalau si bapaknya kan sudah agak berumur ya sudah pensiun, tapi saya kira yang datang itu orang yang dituakan, tapi yang datang itu bocil, keponakannya. Terus dia bilang 'saya perwakilan menyampaikan ini.. ini.. ini'," kata Dwi.

Dwi tak mengungkap percakapan apa yang kala itu terjadi antara keluarganya dan sosok yang disebut keponakan purnawirawan Polri itu.

Yang pasti Dwi menegaskan, dirinya dan keluarga menerima dengan baik kedatangannya.

"Kami gak ada kata-kata kami untuk menghina dia, cuman saya bilang 'Kalau bapak udah selesai, silahkan pulang', yang menakjubkan dia bilang gini 'oke bu kalau saya cuman sampai di sini, mungkin nanti istrinya beliau mau ke sini'," kata orang tersebut diceritakan Dwi.

"Nanya dong saya, mau apa istrinya ke sini? Ada yang mau diomongin katanya," sambungnya.

Tanggapan polisi

Pihak keluarga, mengaku keberatan dengan ditetapkannya Muhammad Hasya Atallah Saputra sebagai tersangka dalam kasus kecelakaan lalu lintas dengan purnawirawan polisi di kawasan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Kamis (6/10/2022) silam.

Hasya, yang saat itu sedang mengendarai motor, tiba-tiba saja ditabrak purnawirawan polisi berinisial E.

Menanggapi keberatan ditetapkannya Hasya menjadi tersangka, Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya, Kombes Latif Usman, angkat bicara.

Ia menegaskan pihaknya bersikap jujur dan adil saat menangani kasus mahasiswa UI yang tewas tertabrak.

Baca juga: Respons Mahasiswa UI Tewas Ditabrak, Fadli Zon Ungkap Kisah Pilu Sang Ayah dan Singgung Arogansi

Menurut Latif, purnawirawan Polri itu sudah berada di jalur yang benar.

"Karena dari keterangan saksi tidak bisa dijadikan tersangka, dia (purnawirawan Polri) dalam posisi hak utama jalan pak E ada di jalan utamanya," kata Latif, Jumat (27/1/2023).

"Jadi dia (almarhum Hasya) istilahnya, merampas hak lain. Karena pak E berada di lajurnya, karena ini kan cuma dua arah, dan pas jalannya kanan kiri sesuai dengan aturannya pak E berada di hak utama jalannya pak E," lanjutnya.

Sementara itu, Polda Metro Jaya telah mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) atas kasus kecelakaan itu.

"Setelah kita lakukan gelar perkara bersama sebanyak tiga kali, dari hasil keterangan saksi, bekas jatuh kendaraan, akhirnya kita mengambil kesimpulan, kasus ini SP3," tuturnya.

"Kecelakaan itu kan diawali dari pelanggaran, maka untuk mengantisipasi adanya pelanggaran tentu lengkapi alat keselamatan, tentu di luar harus berhati-hati juga lengkapi alat keselamatan, ini yang menjadi utama terkait keselamatan," lanjutnya.

Menurut Latif, penetapan Hasya sebagai tersangka mesti melihat dari penyebab kecelakaan.

"Kenapa dijadikan tersangka? Dia kan yang menyebabkan, karena kelalaiannya menghilangkan nyawa orang lain dan dirinya sendiri. Karena kelalaiannya jadi dia meninggal dunia," sambungnya.

Oleh sebab itu, ia menuturkan bahwa penyebab kecelakaan bukan berasal dari E.

"Karena kelalaiannya korban dalam mengendarai sepeda motor hingga nyawanya hilang sendiri. Jadi yang menghilangkan nyawanya karena kelalaiannya sendiri, bukan kelalaian pak E," katanya.

Ira (tengah), ibunda dari Mohammad Hasya Athallah Saputra, mahasiswa UI yang tewas dalam kecelakaan di Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Dwi (tengah), ibunda dari Mohammad Hasya Athallah Saputra, mahasiswa UI yang tewas dalam kecelakaan di Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. (TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma)

Menurut Latif, Hasya kurang hati-hati saat mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan kurang lebih 60 kilometer per jam pada saat itu.

Tiba-tiba kendaraan di depan Hasya belok ke kanan sehingga Hasya rem mendadak.

Bersamaan dengan itu, mobil Pajero yang dikemudikan E berada di lajurnya, sedangkan Hasya jatuh ke kanan.

"Sehingga tergelincir dia (Hasya). Ini keterangan dari si temannya (Hasya). Temannya sendiri melihat dia tergelincir sendiri. Nah Pak E dalam waktu ini sudah tidak bisa menghindari karena sudah dekat," ujar Latif.

"Jadi memang bukan terbentur dengan kendaraan Pajero, tapi jatuh ke kanan diterima oleh Pajero. Sehingga terjadilah kecelakaan," sambungnya.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved