Pembunuhan Beracun di Bekasi dan Cianjur
Cuma Bermodalkan Amplop yang Dibeli di Warung, Wowon 'Prospek' Siti Fatimah Bisa Jadi Sukses
Siti malah terbuai dengan iming-iming Wowon yang bisa memberikannya kesuksesan lewat jalur instan.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Bak api dalam sekam, begitu lah kiasan yang menggambarkan sosok Wowon.
Di depan Siti Fatimah, korbannya, niat jahat Wowon tak tampak.
Siti malah terbuai dengan iming-iming Wowon yang bisa memberikannya kesuksesan lewat jalur instan.
Padahal, kesuksesan itu tak ada yang instan.
Siti terlena dengan cara Wowon melakukan 'Prospek' agar bisa bergabung dengan bisnisnya.
Wowon bisa menggandakan uang hanya dengan sebuah amplop.
Perkenalan mereka bermula ketika Siti tinggal di rumah istri Wowon Ai Maemunah selama enam bulan.
Baca juga: Ternyata Keluarga di Bekasi Tak Tahu Soal Penipuan Wowon Cs, Diracun Karena Korban Suka Minta Uang
Ia lalu memutuskan pergi ke Arab Saudi untuk mengadu nasib sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW).
Namun, sebelum hengkang ke Arab Saudi, Wowon memamerkan kepada Siti kemampuannya menggandakan uang.
Padahal, tentu saja itu bohongan belaka.
Itu hanya akal-akalan Wowon saja agar bisa mendapatkan uang setiap bulan dari Siti yang bekerja di Arab Saudi.
"Sebelum ke Arab Saudi, saya bertemu dengan Siti. Saya beri gambaran (Cara menggandakan uang itu)," kata Wowon dilansir video dari Kompas.com.
Siti pun menerima ajakan Wowon.
Wowon meminta Siti untuk membelikan amplop di warung. Dengan media itu lah keahliannya menggandakan uang baru bisa terwujud.
"Kalau kamu ingin sukses beli dulu amplop di warung. Sesudah beli di warung, kata aku, coba isikan amplop itu uang dari kamu seribu," katanya.
Padahal Wowon sudah menyiapkan amplop lainnya berisi uang Rp 5 ribu di dalam sakunya.
"Jadi saya bermain mata dengan Siti supaya amplop yang ada di kantong saya lima ribu bisa dipegang sama dia. Begitu selesai main, amplop lima ribu di saku saya ditukar dengan amplop seribu tanpa sepengetahuan Siti," jelasnya.
Siti yang melihat 'Keajaiban' itu percaya begitu saja dengan Wowon.
Melihat mangsa sudah terjerembab dalam perangkap, Wowon pun mengiming-imingi Siti menjadi kaya bila mengirimkan uang dari hasil kerjanya di Arab Saudi agar bisa digandakan.
"Apalagi kalau misalnya uang Rp 100 ribu kamu bisa kaya, padahal mah saya bohong," aku Wowon di hadapan wartawan.
Selama dua tahun, Siti mengirimkan uang kepada Wowon.
Namun, uang kiriman Siti itu dibagi untuk keperluan pribadi Wowon dan Dede Solehudin.
Hingga ketika Siti meminta hasil dari investasinya tersebut. Wowon mencari akal bagaimana menjelaskannya.
Akhirnya, Wowon memilih menghilangkan nyawa Siti ke dasar laut.
Modus MLM
Modus bermain amplop itu kemudian dibikin bisnis dengan model Multi Level Marketing (MLM).
Model bisnis ini nyatanya banyak menarik minat para korbannya untuk bergabung.
Mereka "diprospek" oleh Wowon yang sebenarnya seorang penipu ulung.

"Pada praktiknya, ini kayak MLM, ada downline (bawahan yang direkrut Wowon). Dari Siti, misalnya, ajak temannya untuk bisa digandakan uangnya. Jadi, bisa seperti MLM," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi seperti dikutip Tribunnews.com pada Selasa (24/1/2023).
Model bisnis yang dijalankan Wowon ini juga diungkapkan oleh pihak perwakilan keluarga Siti Fatimah, salah satu TKW dan korban pembunuhan Wowon.
Baca juga: Terkuak Alasan Wowon CS Mencoba Bunuh Ujang Tetangganya, Ternyata Hanya Perkara Pasir Bangunan
Pihak keluarga Siti Fatimah, Dadan, mengatakan pihak keluarga Siti baru mengetahui motif penipuan ini dari temannya Siti Fatimah sesama Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Arab Saudi.
Hana pertama kali mengenal Siti Fatimah saat sama-sama bekerja di Arab Saudi.
"Jadi beliau (Hana) ketemu dengan almarhumah (Siti Fatimah) ketika mau mentransfer uang buat keluarganya. Kemudian ya biasalah bertemu sama-sama dari Indonesia dan suku Sunda," kata Dadan dikutip Kompas TV.
Siti Fatimah, kata Dadan, menawarkan semacam investasi kepada Hana.
Investasi itu ternyata diotaki oleh Wowon Cs di mana Siti juga menjadi korban nasabah.
Hana pun ikut berinvestasi.
Sebab, Wowon Cs mengiming-imingi Siti dan Hana sebuah rumah dan tanah bila rajin berinvestasi dengan mereka.
Dari penjelasan Hana kepada pihak keluarga mendiang Siti, awalnya dia ditawarkan investasi sebesar Rp 38 juta.
Namun, Wowon Cs terus meminta uang mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 5 juta.
"Pengakuan Hana kalau dihitung-hitung dia sudah kehilangan uang sebesar Rp 100 juta," katanya.
Kasus pembunuhan berantai ini berawal dari satu keluarga yang ditemukan tewas di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
Ketiga korban, Ai Maimunah serta dua anaknya, Ridwan Abdul Muiz (21) dan Muhammad Riswandi (20), mulanya diduga tewas karena keracunan.
Namun, setelah melakukan penyelidikan, polisi menemukan fakta bahwa ketiganya dibunuh dengan cara diracun kopi pestisida.
Saat menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan sebuah lubang yang disiapkan untuk mengubur jenazah ketiga korban.
Polisi lalu menangkap Wowon dan Duloh di Cianjur, Jawa Barat. Sedangkan Dede ditangkap di Bekasi.
Dede sebelumnya sempat dikira sebagai salah satu korban karena ikut meminum kopi pestisida.
Namun, belakangan ia diketahui bersekongkol dengan Wowon dan Duloh.
Berdasarkan pengakuan para tersangka, terdapat enam korban lain yang lebih dulu dibunuh Wowon Cs di Cianjur dan Surabaya.
Lima korban di Cianjur yaitu Noneng, Wiwin, Bayu, Halimah, dan Farida. Empat di antaranya dikubur di tiga lubang di kediaman tersangka Duloh.
"Lubang pertama berisi kerangka anak kecil diduga atas nama Bayu, umur dua tahun, di samping rumah pelaku Duloh," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran saat merilis kasus ini, Kamis (19/1/2023).
Di lubang kedua, sambung Fadil, berisi dua kerangka manusia yang diduga bernama Noneng dan Wiwin.
"Lubang ketiga berisi tulang yang diduga bernama Farida," ungkap Kapolda.
Sementara itu, korban Halimah dimakamkan secara wajar.
Wowon diketahui memiliki enam istri, yang tiga di antaranya menjadi korban pembunuhan. Mereka adalah Maimunah, Wiwin, dan Halimah.
Khusus Halimah, Wowon mulanya tidak mengetahui istrinya tewas dibunuh. Ia mengira Halimah meninggal dunia karena sakit.
"Tapi untuk Halimah, Wowon nggak tahu kalau Halimah mati. Wowon hanya tahunya dia sakit. Padahal setelah diinterogasi si Duloh, Halimah itu memang sakit, tapi akhirnya tetap dibunuh oleh si Duloh," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga, Jumat (20/1/2023).
Jenazah Halimah juga dimakamkan secara wajar. Berbeda dengan jenazah Wiwin yang dikubur ke dalam lubang.
"Kalau Halimah enggak (dikubur di lubang), karena dia sudah dalam kondisi sakit, seakan-akan meninggal wajar," ujar Indrawienny.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Hari Ini, Polda Metro Jaya Gelar Rekonstruksi Pembunuhan Berantai Wowon Cs di Bekasi dan Cianjur |
![]() |
---|
Wowon Cs Siap-siap Disidang, Polda Metro Jaya Tengah Lengkapi Berkas Perkara Termasuk Hasil Forensik |
![]() |
---|
Demi Bertemu Saksi Kunci Kasus Wowon Cs, Polisi Sampai Rela Terbang ke Mesir |
![]() |
---|
Yeni Istri Dede Solehudin Dinilai Jadi Saksi Kunci Kasus Penipuan Wowon Cs: Bakal Ungkap Fakta Baru? |
![]() |
---|
Perkenalan Dede dengan Wowon hingga Jadi Serial Killer Bermula dari Diajak Main Amplop 'Ajaib' |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.