Serangan Balik Warga Jatiwarna ke Bripka Madih karena Bikin Resah Sebagai Tukang Teror

Warga Jatiwarna menyerang balik Bripka Madih karena sudah membikin resah lingkungan tempat mereka tinggal.

Kompas.com/Dzaky Nurcahyo
(Kiri foto) Ketua RW 3 Kelurahan Jatiwarna, Nur Asiah Syafris, di Polda Metro Jaya pada Minggu (5/2/2023) dan (Kanan foto) Bripka Madih. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Warga Jatiwarna menyerang balik Bripka Madih karena sudah membikin resah lingkungan tempat mereka tinggal.

Bripka Madih, yang tinggal di lingkungan tersebut, awalnya melaporkan kasus sengketa tanah di wilayah Kelurahan Jatiwarna, Bekasi ke pihak kepolisian.

Namun, langkah Bripka Madih untuk menyelesaikan sengketa tanah di Kelurahan Jatiwarna Bekasi tampaknya tak berjalan mulus.

Ketua RW 03 Jatiwarna Nur Asiah Syafris mengatakan, warganya sudah sangat resah dengan kelakuan Madih.

Warga Jatiwarna akhirnya bersepakat untuk menggeruduk Polda Metro Jaya demi melaporkan Madih yang diklaim bikin rugi banyak pihak.

Baca juga: Bawa Pesan Insiden Wadas, Pelempar Bom Molotov ke Pos Lantas Jatiwarna Diserahkan ke Densus 88

"Kami akan membuat laporan ke Polda besok (hari ini)," kata Asiah di depan awak media usai menerima undangan Polda Metro Jaya untuk mengklarifikasi kasus tanah yang menimpa Madih, Minggu (5/2/2023) seperti dikutip Kompas.com.

"Puluhan warga telah menyatukan tekad untuk ke sini. Lihat saja nanti. Kami akan laporkan Madih," sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, Asiah yang dulunya pernah menjabat sebagai Ketua RT selama empat tahun, menyebut Madih sebagai tukang teror.

Baca juga: Cerita Bripka Madih Diperas Oknum Institusinya Sendiri Saat Lapor Kasus Sengketa Tanah di Bekasi

Kelakuan Madih bahkan membuat warganya terganggu, sampai psikisnya terserang akibat ulah yang dilakukan.

Salah satu ulah Madih terjadi pada 31 Januari lalu.

Waktu itu, Madih bersama sejumlah orang tak dikenal membawa peralatan seperti pacul dan kayu.

Baca juga: Bripka Madih Klaim Didoakan Kapolres Jaktim dari Tanah Suci, Diminta Batalkan Mundur dari Polri

Madih membawa peralatan tersebut guna mematok tanah di lahan sengketa yang diklaim merupakan miliknya.

"Tanggal 31 warga mengadu bahwa jam 2 siang ada rombongan sekitar 10 orang yang bukan warga kami.

Mereka memasang satu patok dan dua banner di sana," ungkap Asiah.

"Tidak berhenti sampai disitu, dia juga bangun sebuah pos di depan rumah Ibu Soraya (warga sekitar Madih) dan posnya ditungguin sampai jam 4 pagi."

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved