Kaitan Peristiwa Isra Miraj dengan Amul Huzni, Kejadian yang Membuat Rasulullah Bersedih
Ketahui kaitan Amul Huzni dengan peristiwa Isra Miraj. Benarkah kejadian yang membuat Nabi Muhammad SAW bersedih?
TRIBUNJAKARTA.COM - Mengenai Amul Huzni serta kaitannya dengan peristiwa Isra Miraj. Berikut kisahnya.
Peristiwa Isra Miraj berkaitan dengan berbagai kejadian yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW bersedih.
Ada berbagai peristiwa yang menyebabkan nabi bersedih hingga akhirnya melaksanakan Isra Miraj.
Baca juga: 6 Amalan Sunah yang Dianjurkan Jelang Isra Miraj 27 Rajab 1444 H, Perbanyak Istigfar hingga Doa
Waktu kejadian yang menyebabkan kesedihan bagi Nabi Muhammad itu dikenal sebagai tahun kesedihan atau Amul Huzni.
Akademisi Fakultas Syariah IAIN Surakarta, Sulhani Hermawan, M.Ag menerangkan, Amul Huzmi oleh para ulama disebut terjadi pada tahun ke-10 atau ke-11 masa kenabian.
Peristiwa itu terjadi sebelum Nabi Muhammad melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah.
"Ini tahun ke-10 atau ke-11 dari masa kenabian, kalau dihitung itu sebelum hijrah ke Madinah," kata Sulhani dilansir Tribunnews.com.
Baca juga: Isra Miraj Sebentar Lagi, Perbanyak Baca Sholawat Nariyah & Doa Sore Hari, Ini Sederet Keutamaannya
Perhitungan yang paling masyhur, kata Sulhani, peristiwa itu terjadi pada sekitar 621 tahun Masehi.
"Rasulullah hijrah ke Madinah tahun 622 Masehi, maka hitungannya ini satu atau atau dua tahun sebelumnya, ada yang menyebut 621 M," kata Sulhani yang juga Katib Syuriah PCNU Sukoharjo ini.
"Jadi kalau menyebut tahun hijriyahnya belum ada, yang ada penanggalannya waktu itu namanya Ammul Huzni, tahun kesedihan Nabi Muhammad," sambungnya.
Peristiwa yang Membuat Sedih
Ada berbagai peristiwa saat itu yang membuat Nabi Muhammad besedih, diantaranya, yakni meninggalnya Istri Nabi Muhammad, Siti Khadijah yang selama hidup selalu mendukung perjuangan dakwah.
"Khadijah adalah orang yang menopang kehidupan Rasullah, terumata ketika ada di rumah, beliau merasa aman tentram ada tukar pikiran dan dukungan lahir batin dari Khodijah luar biasa, dan itu menguatkan perjuangan Rasulullah," terang Sulhani.
Selain itu, sang paman, Abu Thalib juga meninggal di tahun yang sama.
"Abu Thalib semenjak kecil ditunjuk oleh kakeknya sebagai paman untuk mengasuh, dia yang paling menyayangi Rasulullah, bahkan sayangnya bisa jadi melebihi terhadap anak-anak beliau sendiri yang salah satu anaknya adalah Ali Bin Abi Thalib," sambungnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.