Cerita Kriminal

Tegarnya Ibu Penjual Kopi Bimbing Syahadat Pelajar di Bogor yang Meregang Nyawa Usai Dibacok

Arya Saputra hanya bisa menangis ketika Bu Euway, nama dari wanita tersebut menuntunnya baca syahadat.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Kolase Foto Tribun Jakarta/TribunnewsBogor
Kolase foto seputar kasus pembacokan pelajar di Ciparigi, Kota Bogor, Jumat (10/3/2023). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Menyaksikan keramaian seorang pelajar SMK dibacok, Euway tidak gentar dan berani menyamperinya.

Wanita berkerudung hitam itu melihat sendiri kondisi pelajar yang belakangan diketahui bernama Arya Saputra itu tengah meregang nyawa.

Lehernya terdapat luka penuh darah dan hanya tergeletak tak mampu berbicara.

Euway lantas membimbing Arya Putra membaca syahadat.

Euway yang merupakan penjual kopi di sekitar lokasi kejadian itu terus menemani Putra sampai ambulans datang.

Saat itu, Jumat (10/3/2023), Arya Saputra sedang menunggu lampu merah untuk menyebrang.

Tiba-tiba saja datang tiga orang dalam satu motor menyabetkan senjata tajamnya.

Arya Saputra masih sempat menyebrang sebelum akhirnya terhenti di depan sebuah gang yang memiliki lebar sekitar 4 meter.

Kemudian langkahnya ambruk ketika sampai di depan gang tepat di sebelah lampu merah Pomad, Kelurahan Ciparigi, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.

"Baca syahadat dulu, terus dia nangis. Tapi kata saya kalo gak bisa keluar suaranya di dalam hati aja,"

"Itu saya lakukan sebelum dateng ambulans saya ajak syahadatnya," kata Bu Euway.

Tebasan pedang yang dilakukan tiga orang yang menaiki motor matic membuat luka parah di bawah bibir hingga leher.

"Saya enggak lihat pas dibacoknya, tapi saya lihat dia (korban) bersama keempat temannya memang mau nyeberang, saya lihat,"

"Posisi saya saat itu mah di sana (deket rambu lalu lintas) jualan kopi, saya melihat ke sini kok sudah ramai sekali. Pikir saya ada apa ya, saya coba hampiri dan korban sudah terjatuh," sambungnya.

Baca juga: Dua Siswa SMA di Bogor yang Membacok Arya Saputra Ditangkap, Satu Pelaku Masih Diburu Polisi

Euway memastikan saat itu korban masih bernapas, hanya saja korban sudah tidak dapat berbicara akibat luka yang diterimanya.

"Dia gak bisa ngomong, cuma erangan aja," katanya

Tak lama setelah Euway membantu Arya Saputra mengucapkan kalimat syahadat, ambulans pun datang.

Namun nahasnya, Arya Saputra tak bisa diselamatkan.

TKP pelajar tewas akibat disabet senjata tajam di simpang Pomad, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jumat (10/3/2023).
TKP pelajar tewas akibat disabet senjata tajam di simpang Pomad, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jumat (10/3/2023). (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

Pelaku ada yang sudah ditangkap, ternyata disembunyikan seseorang

Terkuak detik-detik penangkapan dua orang pelaku yang membacok pelajar SMK, Arya Saputra  di Simpang Pomad, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.

Keduanya ditangkap di luar Kota Bogor usai polisi melakukan pengejaran.

Saat ini, Polresta Bogor Kota pun terus melakukan pengembangan dengan mencari satu orang lagi yang diduga terlibat sesuai kamera CCTV.

Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso pun membeberkan detik-detik penangkapan.

"Mereka tertangkap dini hari tadi. Kita tangkap di luar Kota Bogor," kata Bismo kepada TribunnewsBogor.com dijumpai di rumah duka korban, Senin (13/3/2023).

Bismo menyebutkan, dua orang ini sebelum ditangkap ternyata disembunyikan terlebih dahulu oleh seseorang.

"Jadi 3 orang ditangkap. Dua orang pelaku yang terlibat pada kejadian itu dan satu orang yang menyembunyikan dari dua tersangka ini," jelas Bismo.

Di sisi lain, Bismo mengimbau kepada keluarga, warga dan rekan-rekan korban di sekolahnya untuk tidak melakukan aksi balas dendam. 

Bismo meminta, agar kasus ini diserahkan kepada kepolisian untuk proses hukumnya.

"Jangan ada aksi balasan dan sebagainya dan juga kita sampaikan juga pelaku sudah tertangkap dan biarkan proses penegakan hukum berjalan secara profesional," tandasnya.

Baca juga: Dia Anak Baik Ucap Tetangga Siswa SMK yang Dibacok di Bogor, Sebut Sudah Kenal Korban dari Bayi

Penurut kepada orangtua

Sementara itu, Arya Saputra dikenal merupakan sosok yang tak memiliki banyak masalah.

Arya Saputra justru dinilai sebagai sosok pribadi yang berbakti kepada orang tuanya.

Pelajar yang duduk di bangku sekolah kelas 10 itu memiliki cita-cita menjadi seorang insinyur ketika besar nanti.

Maka ketika hendak masuk sekolah ia memilih sekolah di SMK Bina Warga 1 atas keinginannya sendiri.

Kolase Foto TKP pelajar tewas akibat disabetan senjata tajam di simpang Pomad, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jumat (10/3/2023).
Kolase Foto TKP pelajar tewas akibat disabetan senjata tajam di simpang Pomad, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jumat (10/3/2023). (Kolase Foto Tribun Jakarta/TribunnewsBogor)

"Sekolah emang pilihan dia, sebenernya dia pengen jadi insinyur, arsiteklah, kali saya terserah dia aja, akhirnya dia ngambil teknik," ujar orang tua angkat korban, Ruja'i kepada wartawan, Sabtu (11/3/2023).

Selain itu, ketika sukses nanti, Arya Saputra berkeinginan untuk membahagiakan orang tua angkatnya dengan merenovasi rumah.

Yang mana rumah tersebut merupakan tempat yang selama ini ditinggalinya bersama orang tua angkatnya.

"Bahkan sebenernya dia pengennya membangun rumah ini, kata dia kalau dede kerja nanti, nanti dede yang cari uang dede yang bangun ini," ungkapnya.

Bak nasi telah menjadi bubur, kini semua cita-cita dan harapan korban telah sirna akibat kebringasan orang tak bertanggung jawab pada Jumat yang kelabu itu.

Ruja'i pun kini hanya bisa menitihkan air mata meratapi kepergian putra sambungnya yang dibesarkannya saat Arya Saputra berusia tiga bulan.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved