Pilpres 2024

Golkar dan PPP Bukber Bareng Anies Baswedan di NasDem, Pengamat: Tak Bisa Dikaitkan 2024

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai terlalu dini menilai hadirnya Airlangga dan Rusli Effendi ke acara bukber di NasDem Tower sebagai sinyal koalisi

Tribunnews.com/Taufik Ismail
Acara buka bersama yang digelar Partai Nasdem di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Sabtu (25/3/2023). Pengamat Politik Adi Prayitno menilai terlalu dini menilai hadirnya Airlangga dan Rusli Effendi ke acara bukber di NasDem Tower sebagai sinyal koalisi. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Pengamat Politik Adi Prayitno menyebut terlalu dini menilai hadirnya Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto dan Wakil Ketua Umum PPP, Rusli Effendi ke acara buka puasa bersama di NasDem Tower sebagai sinyal dari koalisi.

"Saya kira itu hanya sebatas bukber dihadiri semua elit partai dan gabisa dikaitkan dengan 2024 apalagi koalisi dua kubu," ujar Adi saat dihubungi TribunJakarta.com, Minggu (26/3/2023).

Menurut Adi, turut hadirnya tokoh dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dalam acara yang diadakan Partai NasDem yang merupakan bagian dari Koalisi Perubahan adalah contoh baik untuk masyarakat.

 

"Karena sekeras apapun kongsi politik tapi kebersamaan haruslah bisa dijaga," ujar Adi.

Untuk Pilpres 2024 mendatang, Adi menyebut sebenarnya bagus saja jika melahirkan banyak koalisi.

Baca juga: Resep Pastel Daging ala Keluarga Anies Baswedan, Cocok Dihidangkan untuk Buka Puasa di Rumah

Hal itu membuat rakyat akan memiliki banyak pilihan asalkan para elit tetap menunjukan kebersamaan dan persatuan.

"Politik ga harus kubu-kubuan, enggak apa-apa masing-masing kubu itu maju bersama-sama. KIB mengusung jagoan mereka sendiri, Koalisi Perubahan dukung Anies Baswedan karena yang penting persatuan dan kesatuan mereka terus tunjukan di depan publik. Karena publik itu hanya mengikuti perilaku elit mereka, jika elit sering bertentangan maka rakyat di bawah akan mengikuti," papar Adi.

Kata Golkar dan PPP

Melansir Tribunnews, pasca buka bersama di DPP NasDem, Airlangga mengatakan, koalisi besar yang terbentuk dalam kontestasi Pemilu biasanya menguntungkan.

Pernyataan Airlangga ini menanggapi soal ada atau tidaknya kemungkinan partai-partai politik membuat koalisi besar pada pilpres tahun depan.

Namun Airlangga belum dapat memastikan koalisi besar tersebut akan terbentuk atau tidak.

"Koalisi besar di mana-mana menguntungkan Indonesia. Jadi kita tunggu tanggal mainnya," kata Airlangga.

Tapi Menko Perekonomian ini tidak banyak berkomentar ketika ditanya mengenai ada atau tidaknya ajakan dari Ketua Umum Partai Nasdem Paloh untuk bergabung ke dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

Dirinya menjelaskan, kehadirannya ke Nasdem Tower merupakan bentuk persahabatan yang sudah lama terjalin.

Lebih lanjut Airlangga yang disambut hangat oleh Surya Paloh ini mengakui membicarakan masa nostalgia masa Ketua Umum NasDem itu masih menjadi kader Golkar.

"Jadi kita mengingat masa-masa indah dan kita tentu ke depan berharap hubungan Partai Nasdem dan Partai Golkar selalu terjalin," ujar Airlangga.

Airlangga berharap persahabatan antar NasDem dan Golkar terus terjalin.

"Ini salah satu bentuk keterbukaan dan juga kehangatan Pak Surya dengan Ketua Umum Partai Golkar dan antara kami tidak merasa ada sekat walaupun partainya sudah berbeda tetapi persahabatan terus berjalan," ucapnya.

Baca juga: NasDem, PKS dan Demokrat Tandatangani Piagam Koalisi, Kini Tim Kecil Dapat Tugas dari Anies Baswedan

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Rusli Effendi membantah ada perbincangan soal politik dalam acara buka bersama di DPP NasDem.

“Saya mewakili Pak Mardiono (Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP) tentu hadir silaturahmi karena kan semua partai kan sahabat,” ujar Rusli kepada wartawan.

“Sama sekali tidak bicara soal koalisi-koalisian,” lanjut dia.

Dirinya menuturkan tak ada rayuan yang disampaikan oleh anggota Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) pada PPP untuk bergabung.

“Yang ada baru senyum-senyum,” ucapnya.

Rusli menyatakan bahwa saat ini Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih solid. Koalisi tersebut diisi oleh PPP, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Golkar.

“Jadi ini murni undangan partai politik yang diundang oleh NasDem. Ya kita datang silaturahmi,” ujarnya.


Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved