Kisah Masjid Tjia Kang Hoo di Pasar Rebo: Wujud Harmonisasi Islam, Tionghoa, dan Betawi

Masjid Tjia Kang Hoo di Jakarta Timur dapat menjadi contoh indahnya toleransi agama dan budaya.

Penulis: Bima Putra | Editor: Satrio Sarwo Trengginas
Bima Putra/TribunJakarta.com
Masjid Tjia Kang Hoo di Pasar Rebo yang kini dalam proses pembangunan, Jakarta Timur, Kamis (30/3/2023). TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR REBO - Masjid Tjia Kang Hoo di Jalan H. Soleh, RT 02/RW 07, Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur dapat menjadi contoh indahnya toleransi agama dan budaya.

Masjid yang memadukan arsitektur agama Islam, budaya China dan Betawi ini didirikan di tengah permukiman warga mayoritas etnis Tionghoa yang menganut agama Budha dan Konghucu.

Masjid Tjia Kang Hoo yang berdiri pada lahan seluas 793 meter persegi dan bangunan dengan luas 297,5 meter persegi juga terletak berdekatan dengan Vihara dan Gereja.

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Tjia Kong Hoo, Muhamad Wildan Hakiki (29) mengatakan pendirian masjid digagas sang ayah Budiyanto Tjia dengan tujuan untuk menyiarkan agama Islam.

"Memang inginnya Masjid model China, karena lingkungan di sini China semua. Inginnya kita kayak merangkul, ingin menyiarkan Islam," kata Wildan di Jakarta Timur, Kamis (30/3/2023).

Baca juga: Pemuda di Sumsel Bunuh Ibu Kandung dan Lukai Ayah di Masjid, Lalu Pulang ke Rumah Main Ponsel

Nama Tjia Kang Hoo yang digunakan untuk masjid pun diambil dari nama almarhum kakek Wildan, yakni Tjia merupakan Marga sementara Kang Hoo merupakan nama Tionghoa.

Tjia Kang Hoo yang setelah menganut agama Islam berganti nama menjadi Abdul Soleh sejak sekitar tahun 1980 silam menjadi mualaf, dan semasa hidup sudah menunaikan ibadah Haji.

Ketua DKM Tjia Kong Hoo, Muhamad Wildan Hakiki
Ketua DKM Tjia Kong Hoo, Muhamad Wildan Hakiki saat memberi keterangan di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kamis (30/3/2023). TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA

"Ini dulu rumah engkong saya terus dibongkar, dihancurin semua sampai dibuat masjid ini. Peletakan batu pertama pembangunan dilakukan tanggal 8 Oktober 2022," ujarnya.

Masjid Tjia Kang Hoo kini memang belum dapat digunakan untuk melaksanakan ibadah karena dalam proses pembangunan, namun keindahan arsitekturnya mulai dapat terlihat.

Masjid Tjia Kang Hoo nantinya akan memiliki lima bagian pagoda yang mencerminkan Rukun Islam, yakni syahadat, salat, zakat, puasa, dan naik haji bagi yang mampu.

Bagian pagoda pada atap induk terdiri 3 susun yang mencerminkan rukun atau kerangka dasar beragama yang benar sebagai jalan menuju Surga yaitu Iman, Islam, dan Ihsan.

Pagoda kecil dibangun dua susun memiliki arti untuk mencapai kebahagiaan dunia, akhirat perlu ditempuh hubungan dengan Allah dan sesama makhluk hidup, baik manusia maupun mahluk hidup lain.

Ciri bangunan budaya Tionghoa tampak pada bentuk pagoda, sudut atap, warna merah, dan sejumlah ornamen yang menunjukkan asal mayoritas warga sebagai etnis Tionghoa.

Sementara ciri bangunan Betawi terlihat dari gigi balang atau bagian yang ada pada tepi atap rumah-rumah masyarakat Betawi berbentuk segitiga dan bulatan, ornamen ini dipasang pada lisplang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved