Kisah Masjid Tjia Kang Hoo di Pasar Rebo: Wujud Harmonisasi Islam, Tionghoa, dan Betawi
Masjid Tjia Kang Hoo di Jakarta Timur dapat menjadi contoh indahnya toleransi agama dan budaya.
Penulis: Bima Putra | Editor: Satrio Sarwo Trengginas
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR REBO - Masjid Tjia Kang Hoo di Jalan H. Soleh, RT 02/RW 07, Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur dapat menjadi contoh indahnya toleransi agama dan budaya.
Masjid yang memadukan arsitektur agama Islam, budaya China dan Betawi ini didirikan di tengah permukiman warga mayoritas etnis Tionghoa yang menganut agama Budha dan Konghucu.
Masjid Tjia Kang Hoo yang berdiri pada lahan seluas 793 meter persegi dan bangunan dengan luas 297,5 meter persegi juga terletak berdekatan dengan Vihara dan Gereja.
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Tjia Kong Hoo, Muhamad Wildan Hakiki (29) mengatakan pendirian masjid digagas sang ayah Budiyanto Tjia dengan tujuan untuk menyiarkan agama Islam.
"Memang inginnya Masjid model China, karena lingkungan di sini China semua. Inginnya kita kayak merangkul, ingin menyiarkan Islam," kata Wildan di Jakarta Timur, Kamis (30/3/2023).
Baca juga: Pemuda di Sumsel Bunuh Ibu Kandung dan Lukai Ayah di Masjid, Lalu Pulang ke Rumah Main Ponsel
Nama Tjia Kang Hoo yang digunakan untuk masjid pun diambil dari nama almarhum kakek Wildan, yakni Tjia merupakan Marga sementara Kang Hoo merupakan nama Tionghoa.
Tjia Kang Hoo yang setelah menganut agama Islam berganti nama menjadi Abdul Soleh sejak sekitar tahun 1980 silam menjadi mualaf, dan semasa hidup sudah menunaikan ibadah Haji.

"Ini dulu rumah engkong saya terus dibongkar, dihancurin semua sampai dibuat masjid ini. Peletakan batu pertama pembangunan dilakukan tanggal 8 Oktober 2022," ujarnya.
Masjid Tjia Kang Hoo kini memang belum dapat digunakan untuk melaksanakan ibadah karena dalam proses pembangunan, namun keindahan arsitekturnya mulai dapat terlihat.
Masjid Tjia Kang Hoo nantinya akan memiliki lima bagian pagoda yang mencerminkan Rukun Islam, yakni syahadat, salat, zakat, puasa, dan naik haji bagi yang mampu.
Bagian pagoda pada atap induk terdiri 3 susun yang mencerminkan rukun atau kerangka dasar beragama yang benar sebagai jalan menuju Surga yaitu Iman, Islam, dan Ihsan.
Pagoda kecil dibangun dua susun memiliki arti untuk mencapai kebahagiaan dunia, akhirat perlu ditempuh hubungan dengan Allah dan sesama makhluk hidup, baik manusia maupun mahluk hidup lain.
Ciri bangunan budaya Tionghoa tampak pada bentuk pagoda, sudut atap, warna merah, dan sejumlah ornamen yang menunjukkan asal mayoritas warga sebagai etnis Tionghoa.
Sementara ciri bangunan Betawi terlihat dari gigi balang atau bagian yang ada pada tepi atap rumah-rumah masyarakat Betawi berbentuk segitiga dan bulatan, ornamen ini dipasang pada lisplang.
PROFIL Ferry Juliantono, Sosok yang Diganjar Penghargaan Tokoh Perubahan Ekonomi Indonesia oleh MUI |
![]() |
---|
Pengurus Wanita Syarikat Indonesia DKI Jakarta: Fokus Ketahanan Keluarga dan Ekonomi Umat |
![]() |
---|
Awal Diteror, Pria Ini Dikeroyok Brutal Mahasiswa Kampus Elit di Bandung, Tak Disangka Ini Dalangnya |
![]() |
---|
2 Ormas Bentrok Saat Ceramah Habib Rizieq: Lemparan Batu dan Kejar-kejaran 15 Menit, Kondisi Korban? |
![]() |
---|
Pelamar PPSU dan Petugas RPTRA Mulai Berdatangan ke Kelurahan Pekayon |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.