Paguyuban Suporter Minta PSSI Jujur soal Pembatalan Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Atas spekulasi itu, PSTI meminta kejujuran PSSI, khusunya Erick Thohir selaku Ketua Umum, perihal alasan di balik batalnya Indonesia jadi tuan rumah

Editor: Acos Abdul Qodir
Tribunnews/JEPRIMA
Ribuan Suporter Tim Nasional (Timnas) Indonesia memadati Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Rabu (6/7/2022). Mereka mendukung Timnas U-19 Indonesia bertanding melawan Timnas U-19 Thailand pada laga ketiga babak penyisihan Piala AFF U-19 tanpa adanya suporter yang menyalakan suar. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 jadi catatan duka bagi pelaku sepakbola Indonesia, tak terkecuali para suporter yang tergabung dalam Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) .

Pasca-dibatalkannya status tuan rumah Piala Dunia U-20 di Indonesia oleh FIFA, polemik berlanjut mengenai siapa "kambing hitam" atas kejadian ini.

Kemudian begitu banyak tanda tanya yang muncul setelah tidak adanya surat remsi tentang pembatalan tersebut dari FIFA hingga memunculkan berbagai spekulasi.

Spekulasi itu di antaranya, bahwa sebenarnya Indonesia sendiri, dalam hal ini PSSI, yang megundurkan diri dari sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Dengan demikian, bukan FIFA yang membatalkan posisi Indonesia sebagai tuan rumah.

Atas spekulasi itu, PSTI meminta kejujuran PSSI, khusunya Erick Thohir selaku Ketua Umum, perihal alasan di balik batalnya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

Baca juga: Remuk Redam Shin Tae-yong Piala Dunia U-20 Batal di Indonesia, 3 Tahun Persiapan: Sangat Lelah

Baca juga: Presiden Jokowi Didesak Sanksi Ganjar dan Koster Terkait Pembatalan Tuan Rumah Piala Dunia U-20

PSTI menduga ada hal yang ditutup-tutupi oleh PSSI perihal masalah alasan pembatalan status tuan rumah ajang sepakbola internasional ini.

"Dalam halaman resmi FIFA dinyatakan bahwa batalnya pagelaran Piala Dunia U-20 di Indonesia disebabkan keadaan saat ini, yang tidak secara eksplisit mengatakan hal itu karena penolakan terhadap Timnas Israel.

Kemudian muncul dugaan, hal itu sebenarnya malah dikarenakan transformasi sepak bola yang tidak berjalan baik pasca-tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari 130 orang dan proses hukum yang jauh dari rasa keadilan? Atau terkait dengan ketidaksiapan PSSI dengan event ini? Semua menjadi tanda tanya," ujar Ketua Umum PSTI Igantius Indro, dalam keterangan resminya, Sabtu (1/4/2023).

Baca juga: Para Pemain PSM Makassar Langsung Diangkut Pesawat Super Air Jet usai Pastikan Juara Liga 1

PSTI melihat sebenarnya Indonesia sejak awal tidak akan sanggup menggelar ajang selevel Piala Dunia U-20.

Namun, beberapa pihak, terutama pimpinan PSSI masih berupaya melakukan lobi agar Indonesia mendapatkan jatah sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

"Kalau lita lihat, Indonesia sebenarnya tidak siap untuk menjadi tuan rumah. Karena untuk menggelar acara itu memerlukan stadion yang memadai.

Dari beberapa stadion yang telah disiapkan, hanya emapt stadion yang dinyatakan layak. Perbaikan yang dilakukan membutuhkan waktu lebih lama. Oleh sebab itu, Indonesia secara logis tidak akan siap. Faktor keamanan menjadi isu utama, apalagi ketika kemudian kehadiran Israel memancing amarah sekelompok orang," ujarnya.

Sudah latihan tiga tahun lebih, pelatih Timnas Indonesia U-20, Shin Tae-yong hanya mengurung diri di kamar hotel setelah tahu kabar Indonesia dicoret dari Piala Dunia U-20 2023. Shin Tae-yong mengaku tak ingin memperlihatkan sakit hatinya di depan para pemain.
Sudah latihan tiga tahun lebih, pelatih Timnas Indonesia U-20, Shin Tae-yong hanya mengurung diri di kamar hotel setelah tahu kabar Indonesia dicoret dari Piala Dunia U-20 2023. Shin Tae-yong mengaku tak ingin memperlihatkan sakit hatinya di depan para pemain. (PSSI dan tribunnews)

Belum berjalannya transformasi sepak bola Indonesia menurut PSTI ditunjukkan dengan ketidaksiapan venue dan juga dengan masih banyaknya kejadian-kejadian negatif di sepak bola Indonesia.

"Kita bisa lihat kejadian seperti di Semarang, di mana PSIS tidak boleh menghadirkan suporter ke dalam stadion dan terjadi kericuhan. Belum lagi kasus penyerangan kepada timnas Thailand, sehingga ini menunjukan PSSI tidak punya kemampuan memanajemen suporter. Tidak punya program yang jelas untuk memanusiakan dan mengedukasi suporter," tambah Indro.

Baca juga: Setelah Tragedi Kanjuruhan Kini Tragedi Jatidiri: Suporter Bentrok dengan Aparat, Pecah Gas Air Mata

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved