Sisi Lain Metropolitan

Kisah Nenek 75 Tahun Tidur di Atas Tumpukan Sampah Selama Bertahun-tahun di Koja

Dari pantauan TribunJakarta.com di lokasi, rumah yang ditempati nenek Sulih Warti berada dalam gang sempit yang hanya bisa dilewati satu mobil.

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Acos Abdul Qodir
TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
Nenek Sulih Warti (75) menunjukkan rumah penuh sampah tempatnya tinggal di Kompleks Daperla, Jalan Kramat Jaya, RT 07 RW 014 Kelurahan Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, Rabu (5/4/2023).Ā  

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Seorang nenek berusia 75 tahun warga Koja, Jakarta Utara tidur di atas tumpukan sampah selama bertahun-tahun.

Wanita lansia bernama Sulih Warti itu hidup sebatang kara dalam rumahnya yang penuh sampah di Kompleks Daperla, Jalan Kramat Jaya, RT 07 RW 014 Kelurahan Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara.

Dari pantauan TribunJakarta.com di lokasi, rumah yang ditempati nenek Sulih Warti berada dalam gang sempit yang hanya bisa dilewati satu mobil.

Rumah tersebut berukuran sekitar 6x6 meter alias mirip hunian tipe 36.

Dari bagian luarnya, sampah yang kebanyakan didominasi botol hingga bungkus makanan plastik sudah begitu jelas terlihat menumpuk.

Sampah-sampah itu bahkan meluber sampai ke jalanan.

Di bagian dalam rumah, kondisi sampah yang menumpuk lebih parah lagi.

Baca juga: Cerita Herman Kabur dari Malaysia Lewat Hutan, Kini Jadi Penjual Nasi Goreng Tersohor di Jaktim

Sampah yang berada di dalam rumah nenek Sulih Warti tumpukannya mencapai sekitar 2 meter hingga nyaris menyentuh langit-langit.

Di dalam rumah penuh sampah itu juga terdapat kulkas bekas yang tersembunyi di antara botol dan bungkus makanan-minuman.

Bukan cuma itu, pohon babakan angsana juga tumbuh dari dalam rumahnya.

Pohon itu menembus atap rumah dan menjulang hingga setinggi sekitar 10 meter.

Baca juga: Sehari-hari Tidur Bareng Tikus di Tambora, Mak Mben Akan Rutin Dicek Kesehatannya oleh Dokter KPLDH

Belum jelas apa yang membuat nenek Sulih Warti tidur di antara tumpukan sampah dalam rumahnya.

Yang jelas, kondisi ini sudah terjadi sekitar 5-6 tahun lamanya.

"Ini rumahnya dia sendiri, sebelumnya ditempati adiknya, terus dia sempat tinggal di Malaka Jaya (Rorotan)," kata Wakil RT 07 RW 014 Kelurahan Tugu Utara Elisabeth Theresia di lokasi, Rabu (5/4/2023).

"Terus dia pindah tinggal di sini, sudah ada sekitar 10 tahun, cuman tidur di tumpukan sampah itu ya baru 5-6 tahun terakhir lah," sambung Elisabeth.

Elisabeth mengatakan, sampah-sampah yang menumpuk di dalam rumah Sulih Warti dibawa sendiri oleh nenek tersebut.

Warga setempat setiap hari melihat Sulih Warti berkeliling kompleks untuk mencari sampah-sampah plastik dan dibawa ke dalam rumahnya.

Nenek Sulih Warti (75) menunjukkan rumah penuh sampah tempatnya tinggal di Kompleks Daperla, Jalan Kramat Jaya, RT 07 RW 014 Kelurahan Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, Rabu (5/4/2023).Ā 
Nenek Sulih Warti (75) menunjukkan rumah penuh sampah tempatnya tinggal di Kompleks Daperla, Jalan Kramat Jaya, RT 07 RW 014 Kelurahan Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, Rabu (5/4/2023).  (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Perubahan perilaku nenek Sulih Warti sudah dilihat warga semenjak wanita lansia itu menjadi janda usai suaminya meninggal dunia bertahun-tahun silam.

Nenek Sulih Warti, kata Elisabeth, diusir oleh anak tirinya selepas sang suami meninggal.

Rasa sakit hati itu membuat nenek Sulih Warti yang sebelumnya tinggal di Rorotan bersama sang suami akhirnya kembali lagi ke rumah di Tugu Utara.

"Sulih Warti ini tinggal di rumah itu sendiri aja. Awalnya memang kan tinggal di situ, terus pindah ke Malaka. Nah pas suaminya meninggal itu dia diusir sama anak tirinya," ucap Elisabeth.

"Sejak mulai itu dia langsung stres, karena baru pulang dari kuburan suaminya langsung diusir anak tirinya," sambungnya.

Baca juga: Dua Kisah Ayah Super, Ada yang Nekat Kejar Begal hingga Tambal Jalan Demi Keselamatan Putrinya

Seiring keputusan nenek Sulih Warti tinggal di dalam rumah penuh tumpukan sampah, warga tidak menganggapnya orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Sebab, selama ini Sulih Warti merupakan orang yang normal ketika diajak berbicara.

Nenek ini juga mengerti pembicaraan setiap orang dan bisa membalas percakapan dengan baik.

"Kalo dibilang ODGJ, dia ngobrolnya normal, makanya waktu RT-RW kan, kebetulan sebulan sekali di kantor RW ini ada dokter, pas bicara sama dokter nyambung," jelas Elisabeth.

TribunJakarta.com juga sempat mengajak berbicara nenek Sulih Warti saat mengunjungi kediamannya Rabu sore ini.

Nenek Sulih Warti memang paham akan setiap pertanyaan yang diajukan.

Salah satunya soal bagaimana rasanya hidup dan tidur di tengah-tengah tumpukan sampah.

Menurut nenek renta tersebut, tidur di tumpukan sampah sangat-sangat tidak mengenakkan.

"Iya saya tidur di atas tumpukan sampah, nggak enak rasanya. Ada kecoa, tikus, nyamuk, nggak nyaman," ucap Sulih Warti.

Namun, ketika ditanyakan soal alasan kenapa dirinya masih memilih tinggal dan menetap di rumah penuh sampah itu, nenek Sulih Warti hanya menjawab dirinya tak ingin menyusahkan orang lain.

Adapun kondisi rumah nenek Sulih Warti yang penuh tumpukan sampah sempat dilihat oleh beberapa kreator konten terutama YouTuber.

Beberapa YouTuber, salah satunya dari kanal Bang Brew TV mendatangi kediaman nenek Sulih Warti hari ini untuk membantu membersihkan tumpukan sampah dari dalam rumah tersebut.

Proses pembersihan sampah berjalan cukup lama dan memakan waktu berhari-hari, terlebih ketika sampah-sampah tersebut sudah menetap begitu lama di dalam rumah.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved