Capres PDIP di Pemilu 2024
Sejarah Istana Batu Tulis, Tempat Pengumuman Capres PDIP hingga Janji Politik Prabowo dan Mega
Mengenal asal-usul Istana Batu Tulis, lokasi yang dipilih Megawat umumkan Ganjar jadi bakal Capres 2024. Kerap jadi tempat pertemuan politik.
TRIBUNJAKARTA.COM - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai bakal capres PDIP 2024, pada Jumat (21/4/2023).
Pengumuman bakal capres PDIP tersebut digelar di Istana Batu tulis, Bogor, setelah salat Jumat dengan dihadiri Presiden Jokowi dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Istana Batu Tulis kerap menjadi saksi bisu pertemuan politik serta keputusan-keputusan politik dari Ketum PDIP Megawati.
Lantas, bagaimana asal-usul serta sejarah Istana Batu Tulis Bogor?
Asal-usul Nama Batu Tulis
Nama Batu Tulis berhubungan erat dengan kepemilikan peninggalan sejarah yang terukir di sama sejak ratusan tahun silam.
Di samping prasati abadi, berbagai kepercayaan juga mengakar khususnya pada batu pipih berbentuk trapesium yang merupakan sasakala.

Dirangkum dari bebragai sumber, sasakala merupakan batu prasasti peninggalan bagi Raja Pajajaran yang telah meninggal dunia bernama Sri Baduga Mahara (Prabu Siliwangi) tahun 1521.
Peninggalan lainnya ada di sana berupa batu berjumlah 15 buah, seluruh daerah ini merupakan daerah situs yang tidak boleh diganggu bahkan bisa disebut daerah Kabuyutan yang disucikan sejak ratusan tahun silam.
Hampir seluruh lahan termasuk kelurahan Batu Tulis adalah komplek kerajaan.
Nama Batu Tulis muncul disebabkan karena di sana terdapat Prasasti Batu bertulis yang dikenal sampai sekarang.
Sejarah Istana Batu Tulis
Baca juga: PDIP Umumkan Bakal Capres 2024, Jokowi Telah Tiba di Istana Batu Tulis Bogor
Dilansir Kompas.com, Istana Batu Tulis yang berdiri di atas lahan seluas 3,8 hektare juga dikelilingi oleh pagar tembok berwarna putih.
Menurut catatan sejarah, pembangunan kompleks bangunan itu dilakukan setelah kunjungan seorang ahli gunung berapi bernama Van Riebeeck pada 1702.
Saat itu Abraham Van Riebeeck ditugaskan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda di Batavia (kini Jakarta) untuk memeriksa kondisi Buitenzorg (Bogor) setelah letusan Gunung Salak pada 1699.
Ia mencatat lumpur akibat letusan Gunung Salak sempat menyumbat aliran Sungai Ciliwung.
Maka dari itu dia kemudian membersihkan sumbatan itu karena Sungai Ciliwung merupakan sumber air bagi penduduk Batavia.
Baca juga: Batal Jadi Capres PDIP, Puan Maharani Dapat Tugas dari Megawati Tak Kalah Berat dari Ganjar Pranowo
Van Riebeeck kemudian dipersilakan membangun sebuah tempat peristirahatan untuk memantau aktivitas Gunung Salak.
Kompleks bangunan itu yang saat ini kemudian menjadi cikal bakal Istana Batu Tulis.
Tempatnya tidak jauh dari lokasi Prasasti Batu Tulis yang diyakini merupakan peninggalan Kerajaan Pakuan Pajajaran.
Lantas pada 1960-an, Presiden Soekarno membeli tanah di sekitar tempat peristirahatan itu.

Dia lantas meminta arsitek R.M. Soedarsono untuk merancang sebuah bangunan untuk rumah tinggal dan tempat peristirahatan.
Sejumlah elemen gaya bangunan Istana Batu Tulis mirip dengan Istana Tampaksiring di Bali karena arsiteknya pun sama.
Menurut cerita masyarakat sekitar, saat itu Soekarno kerap menginap di Istana Batu Tulis dan gemar bercengkerama dengan warga sekitar.
Jadi Tempat Pertemuan Politik
Sejumlah pertemuan politik pernah digelar di Istana Batu Tulis.
Istana Batu Tulis acap kali digunakan Megawati untuk menggelar berbagai pertemuan dengan sejumlah tokoh publik. Berikut rekam jejak. Di anataranya:
Pertemuan Megawati dan Prabowo - Mei 2009
Pada tahun 2009 lalu, Megawati pernah mengadakan pertemuan dengan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Pertemuan tersebut berkaitan dengan kesepakatan bersama menghadapi Pilpres 2009.
Megawati menjadi capres, sedangkan Prabowo sebagai cawapres.
Megawati dan Jokowi - Oktober 2017
Megawati juga mengadakan pertemuan tertutup dengan Joko Widodo pada 2017 silam.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut pertemuan ini terbilang mendadak dengan bahasan mengenai dinamika politik.
Megawati dan Jokowi - Februari 2018
Tahun berikutnya, keduanya kembali bertemu di Istana Batu Tulis.
Pertemuan tersebut dilaksanakan setahun jelang pemerintahan Jokowi berakhir.
Setelah pertemuan tersebut, Jokowi kembali dideklarasikan sebagai capres PDIP untuk Pemilu 2019.
Megawati dan Jokowi - Juli 2018
Masih di tahun yang sama, Megawati kembali bertemu dengan Jokowi untuk menepis kabar miring soal komunikasi keduanya.
Kandidat cawapres saat itu sudah mengerucut dan tidak berselang lama, Maruf Amin diumumkan sebagai cawapres.
Megawati dan Jokowi - Oktober 2022
Tahun lalu, Jokowi kembali diundang ke Istana Batu Tulis untuk berdiskusi.
Megawati dan Jokowi membahas berbagai hal termasuk Pemilu 2024.
Baca artikel menarik lainnya di Google News.
capres PDIP 2024
Megawati
PDIP
Ganjar Pranowo
capres
sejarah Istana Batu Tulis
Istana Batu Tulis
Bogor
Batu Tulis
Prabowo
PDIP DKI Akui Ganjar Pranowo Masih Kalah Terkenal dari Anies Baswedan di Jakarta |
![]() |
---|
Ganjar Pranowo Terima Pesan dari Rano Karno: Jaga Kesinambungan Pembangunan di Banten |
![]() |
---|
Akui Dekat dan Sempat Dukung Anies, Kini Ketua PPP Kota Bekasi Ikut Arahan Dukung Ganjar Pranowo |
![]() |
---|
PPP DKI Akui Masih Ada Kader Dukung Anies: Wajar, Mantan Gubernur Punya Simpatisan |
![]() |
---|
PDIP Umumkan Ganjar Capres, Gerindra DKI Rapatkan Barisan Cegah Prabowo Tumbang di Pilpres 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.