Kasat Narkoba Tewas Tertabrak Kereta

Jika Benar AKBP Buddy Dibunuh Jaringan Narkoba, Kompolnas Minta Polisi Gercep Lakukan Ini!

Poengky pun menyarankan kepolisian untuk bertindak profesional dalam menangani perkara ini.

TribunManado.com
Komisioner Kompolnas Poengky Indarti. 

Untuk di tahun 2023 saja, ujar Poengky, sudah ada empat kasus polisi diduga bunuh diri yakni di Samosir, Sumatera Utara, Gorontalo, Banten dan terakhir yang dilakukan AKBP Buddy meski dengan motif yang berbeda-beda.

"Kami melihat bahwa polisi juga manusia biasa yang mempunyai beragam masalah dalam kehidupannya.

Oleh karena itu sangat penting bagi pimpinan untuk memperhatikan tidak hanya fisik atau jasmani anggota, melainkan juga perlu merawat mental atau psikis anggota," ujar Poengky.

Menurut Poengky, kesehatan mental prajurit menjadi hal yang harus diperhatikan.

Terlebih selama bekerja, para polisi ini  berada dalam tekanan yang cukup tinggi.

"Apalagi bagi mereka yang dalam melakukan tugasnya harus menghadapi tekanan tinggi, misalnya harus menghadapi para pelaku kejahatan.

Penting sekali pemeriksaan rutin fisik dan psikologi, serta menyediakan tempat konseling bagi anggota," tuturnya.

Dia berharap level konseling untuk para personel polri diberikan sampai ke tingkat polres.

Setahu saya Psikolog masih belum ada di level polres.

Mengingat beban kerja dan tingkat stress anggota tinggi, sebaiknya pimpinan polri dapat menyediakan psikolog untuk konseling di tiap Polres," ujarnya.

Keluarga Curiga Dibunuh Jaringan Narkoba

Sebelumnya, pihak keluarga Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur menduga kematian AKBP Buddy Alfrits Towoliu terkait dengan kasus yang sedang ditangani.

Dugaan ini karena beberapa saat sebelum jasad Buddy ditemukan di perlintasan rel kereta api dekat Stasiun Jatinegara, korban sempat mendapat telepon dari seseorang tidak dikenal.

Panggilan telepon itu diduga membuat Buddy yang sedang berada di Mapolres Metro Jakarta Timur untuk mendekorasi ruang barunya memilih pergi dengan menggunakan taksi online.

Dalam hal ini pihak keluarga menilai sosok yang menghubungi Buddy sebelum kejadian bukan orang sembarang, karena membuat perwira menengah itu memilih pergi tidak dengan mobil pribadi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved