Usung Ganjar Pranowo Nyapres, PPP Ungkit Romantisme Sejarah dengan PDIP Era Orba hingga Reformasi

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah resmi mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres mereka untuk Pilpres 2024.

Ketua Mahkamah Partai DPP PPP, Ade Irfan Pulungan, berbicara tentang romantisme sejarah saat mengomentari sikap partainya itu.

Menurutnya, pencapresan Ganjar Pranowo oleh PPP merupakan sebuah kelanjutan sejarah bersatunya ideologi nasionalisme dan Islam yang telah terjalin sejak era Orde Baru alias Orba. 

"Sejak zaman awal kemerdekaan, orde baru hingga masa reformasi, kerja sama antara partai nasionalis dan Islam selalu terjadi. Saat ini kerjasama itu dipelihara dengan baik oleh PDIP dan PPP," kata Irfan, Senin (2/5/2023).

Irfan pun memaparkan beberapa koalisi PDIP-PPP yang pernah terjadi.

Di antaranya, ada koalisi "Mega - Bintang" di Pemilu 1997 atau pada akhir Orde Baru. 

Selain itu, pada masa Reformasi, PDIP dan PPP juga pernah berdampingan di kursi eksekutif saat Megwati Soekarnoputri menjadi presiden dan wakilnya Hamzah Haz (2001-2004).

"Sejarah juga mencatat pasangan Megawati-Hamzah Haz yang pernah menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI. Ini merupakan pasangan PDIP-PPP yang selalu dikenang dua partai ini," kata Irfan.

Ia menjabarkan, kerjasama PDIP dan PPP sejatinya tidak hanya terjadi di pilpres.

Baca juga: Said Iqbal Curhat Ganjar dan Anies Ogah Hadir dalam Acara Puncak Hari Buruh di Istora Senayan

Dalam konteks pilkada juga sudah kerap kali PDIP dan PPP berkoalisi. 

"Salah satu yang paling fenomenal adalah koalisi PDIP - PPP  di Pilkada Jawa Tengah tahun 2018 yang menduetkan Pak Ganjar Pranowo - Gus Taj Yasin Maimoen," ujar Irfan.

Irfan mengklaim hubungan PDIP dan PPP selama ini juga sangat harmonis.

Tokoh kedua partai dalam banyak kesempatan dan zaman saling menghormati. 

"Kantor PPP - PDIP yang bersebelahan atau bertetangga di Jl Diponegoro, Menteng Jakarta pusat yang menjadikan simbol hubungan kedekatan yang kuat bagi PPP dan PDIP," kata Irfan

Sebagai partai politik, Irfan tak menampil bahwa PPP ingin mengusulkan kadernya sebagai pendamping Ganjar di Pilpres 2024.

PPP DKI Dorong Sandiaga

Sementara itu, DPW PPP DKI mendorong Sandiaga Uno untuk bisa mendampingi Ganjar Pranowo sebagai pasangan capres-cawapres di Pilpres 2023.

Wakil Ketua DPW PPP DKI, Islahuddin, berharap pendamping Ganjar berasal dari kalangan santri.

“PPP mendorong pasangan Ganjar itu adalah dari kalangan santri atau kader yang selama ini dekat dengan kaum santri, misalnya Sandiaga. Itu salah satu yang jadi kandidat Ganjar,” ucapnya saat dikonfirmasi, Kamis (27/4/2023).

Sebagai informasi, Sandiaga sejatinya tak pernah mengenyam pendidikan di pesantren.

Saat duduk di sekolah dasar (SD), Sandi masuk SD Swasta Perkumpulan Sekolah Kristen Jakarta (PSKD) Bulungan, Jakarta Selatan.

Kemudian, Sandi melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 12 Jakarta dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Pangudi Luhur.

Meski Sandi tak kunjung pernah mengenyam pendidikan di pesantren, namun Islah menilai eks Wakil Gubernur DKI itu punya hubungan yang dekat dekat kaum santri.

Hal ini tak terlepas dari peran istri Sandiaga, Nur Asiah Uni yang merupakan istri dari ulama ternama di Jakarta, yaitu Abdul Aziz Marzuki.

“Kami berharap (pasangan Ganjar) itu dari kalangan santri atau yang kayak Sandiaga, keluarganya santri. Mertuanya itu seorang kyai besar,” ujarnya.

Baca juga: Sepakat Soal Pembangunan, Ganjar Merasa Cocok Berpasangan dengan Sandiaga Uno, Sesuai Saran Jokowi

Di luar latar belakang Sandiaga, ia juga menilai pasangan ini bisa saling melengkapi satu sama lain.

Nama Sandiaga Uno sempat disebut Presiden Joko Widodo sebagai salah kandidat yang pas untuk mendampingi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 mendatang.

Ia pun kini digembar-gemborkan bakal berpisah dengan Gerindra untuk bergabung dengan PPP.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News