Pilpres 2024

Jokowi Mulai Pilih Kasih dengan NasDem hingga Megawati yang Ogah Jalan Bareng 5 Ketum Parpol

Presiden Jokowi mulai menunjukkan sikap pilih kasih terhadap partai pendukung kabinetnya saat dinamika politik memanas jelang Pilpres 2024.

Kompas/Wisnu Widiantoro
Presiden Joko Widodo (Jokowi) - Presiden Jokowi mewanti-wanti Gubernur Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk hati-hati dalam menghadapi arus mudik Lebaran Idulfitri 2023. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Presiden Jokowi mulai menunjukkan sikap pilih kasih terhadap partai pendukung kabinetnya saat dinamika politik memanas jelang Pilpres 2024.

NasDem yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres dengan jargon perubahannya, tidak diundang dalam pertemuan di Istana Kepresidenan, Jakarta, semalam, Selasa (2/5/2023).

Hanya ketua umum alias ketum PDIP, Gerindra, Golkar, PKB, PAN dan PPP yang mendapat undangan spesial orang nomor satu di Indonesia itu.

Di sisi lain, Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri terlihat tidak kompak dengan para ketum lain saat keluar istana.

Putri Bung Karno itu enggan jalan kaki bersama lima ketum lain menyambangi awak media dan memilih pulang begitu saja naik mobil.

Hanya lambaian tangan dan senyum merekah dari balik kaca mobil saja yang terekam di kamera wartawan.

Pertemuan yang dikomandoi Jokowi itu dimulai pukul 19.00 WIB.

Megawati, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Plt Ketum PPP Muhammad Mardiono bergantian datang.

Disapa awak media, mereka melambaikan tangan sampai memberi jempol sambil berjalan menuju Istana.

Sekira dua jam lebih para ketum berbincang dengan Jokowi.

Megawati Ogah Jalan Bareng

Setelah pertemuan, Megawati terlihat lebih dulu keluar Istana duduk di kursi belakang mobil mewah hitam.

Sambil melabai dan tersenyum ia berlalu begitu saja tanpa berkata-kata.

Rupanya, gaya Megawati bermobil tidak diikuti lima ketum parpol lainnya.

Baca juga: Megawati Bocorkan Punya 3 Kandidat Cawapres Ganjar yang Beda dengan Pilihan Jokowi

Airlangga, Prabowo, Mardiono, Muhaimin dan Zulkifli Hasan memilih berjalan bersama keluar Istana.

Mereka berjalan menyambangi awak media.

Bahkan mereka sempat berfoto bersama sambil menyatukan tangan seperti menunjukkan kekompakan.

Setelah berfoto, terlihat para ketum berpencar. 

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri keluar Istana, pada Selasa malam, (2/5/2023).
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri keluar terlebih dahulu dari Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa malam, (2/5/2023).
Lima ketum parpol usai mengikuti pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana, Selasa (2/5/2023).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan enam Ketua Umum Partai Politik (Parpol) pendukung pemerintah di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Selasa malam, (2/5/2023). Mereka yang hadir yakni Plt Ketum PPP Muhamad Mardiono, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar. Adapun pertemuan berlangsung lebuh dari dua jam yakni dari pukul 19.00-21.30 WIB.

Prabowo mengungkapkan dua jam pertemuan dengan Jokowi membicarakan tentang perkembangan ekonomi dunia.

"Beliau menyampaikan perkembangan terakhir bidang ekonomi. Ramalan semua negara besar, ramalan World Bank, IMF. Semua bahwa Indonesia benar-benar punya potensi untuk menjadi negara maju," kata Prabowo dikutip dari Tribunnews.com.

"Dan diperkirakan kita sangat mungkin bisa menjadi ekonomi keempat di dunia kalau kita pandai memandaatkan keadaan, Jadi itu titipan beliau kepada kita-kita," tambahnya.

Prabowo mengaku tidak terlalu banyak membincang politik dengan Jokowi.

Hal senada diucapkan Airlangga yang juga membocorkan pembicaraan pada pertemuan dengan Jokowi lebih banyak soal kondisi ekonomi dan tantangan ke depannya.

"Jadi pertama, silaturahmi halal bihalal, ini ini adalah partai-partai pendukung pemerintah," ujar Airlangga dikutip dari Tribunnews.com.

"Dan tentu dibahas capaian-capaian pembangunan dan tantangan-tantangan ke depan, nah itu yang dibahas dalam pertemuan tadi," imbuhnya.

Sementara, ketika ditanya terkait masalah politik, Airlangga mengaku tidak membahasnya secara spesifik.

"Tadi tidak bahas spesifik mengenai itu, tapi lebih kepada tantangan-tantangan perekonomian ke depan yang juga telah sering disampaikan oleh bapak presiden," kata Airlangga.

Saat ditanya soal ketidakhadiran NasDem dalam pertemuan itu, Airlangga mengaku tidak mengetahui alasannya.

"Wah itu penjelasannya belum kita terima," ujarnya.

NasDem Tak Diundang

Petinggi NasDem pun buka suara soal pertemuan partai pendukung pemerintahan Jokowi yang tidak menyertakan partainya.

"Ketum Partai NasDem pak Surya Paloh sampai siang ini tidak mendapatkan undangan untuk acara nanti malam," kata Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik DPP Partai NasDem, Charles Meikyansah saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Selasa (2/5/2023).

Dirinya menegaskan kalaupun NasDem diundang, pihaknya akan memenuhi undangan tersebut untuk hadir.

Namun, jika nyatanya tidak diundang, Partai NasDem kata Charles menghormati hal tersebut.

"Yang jelas kalau kami diundang, biasanya kami dengan baik akan hadir. Tapi kalau kami juga tidak diundang, kami menghormati atas ketidakdiundangnya tersebut," kata dia.

"Yang jelas sampai saat ini tidak ada undangan ke Ketum Partai NasDem Pak Surya Paloh atau sekjen dan lain-lain," sambungnya.

Anies Baswedan calon presiden untuk Pilpres 2024 berdampingan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Nasdem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022).
Anies Baswedan calon presiden untuk Pilpres 2024 berdampingan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Nasdem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022). (Kompas.com/Adhyasta Dirgantara)

NasDem kata dia merasa tidak masalah karena tidak diundang dalam rencana agenda malam nanti.

"Tidak masalah. Satu lagi yang jelas Partai NasDem diundang tidak diundang sangat menghormati arti undangan," kata Charles.

Kalaupun agendanya silaturahmi dan halal bi halal IdulFitri, Charles berharap agar para Ketua Umum Partai NasDem dan jajaran pengurus untuk dimaafkan.

"Ketum Partai NasDem selalu membuka pintu itu, artinya kalau ada kesalahan yang dilakukan baik disengaja maupun tidak disengaja maupun dimaafkan, begitu pun dari teman-teman ketum parpol, kalau memang ada salah atau tidak baik disengaja maupun tidak disengaja pasti Ketum kami pak Surya Paloh memaafkan itu semua," tukas dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved