Pilpres 2024
Blak-blakan! Surya Paloh Anggap Jokowi Diam-Diam Beri Peran NasDem di Koalisi Pengusung Anies
Surya Paloh, bicara blak-blakan soal hubungan dirinya dengan Presiden Jokowi serta terkait koalisi pemerintahan.
TRIBUNJAKARTA.COM - Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, bicara blak-blakan soal hubungan dirinya dengan Presiden Jokowi serta terkait koalisi pemerintahan.
Diketahui, Jokowi memanggil enam ketua umum parpol koalisi pemerintah yakni PDIP, Golkar, PKB, PPP, PAN dan Gerindra ke Istana Negara pada Selasa (2/5/2023).
Hanya NasDem satu-satunya partai koalisi pemerintahan Jokowi yang tidak diundang.
Belakangan Jokowi memberi pernyataan alasannya tak mengundang Surya Paloh karena NasDem saat ini sudah tergabung dalam Koalisi Perubahan bersama PKS dan Demokrat dengan mengusung Anies Baswedan sebagai capres.
Hal itu dianggap Jokowi tak lagi berada di barisannya.
“Ya memang nggak diundang,” kata Jokowi santai saat ditanya awak media di Gedung Sarinah, Jakarta, Kamis (4/5/2023) sebagaimana dilansir dari Youtube Sekretariat Presiden.
“NasDem itu ya kita harus bicara apa adanya, kan sudah memiliki koalisi sendiri, dan ini gabungan partai yang kemarin berkumpul itu kan juga ingin membangun kerjasama politik yang lain."
"Mestinya ini kan memiliki strategi besarnya apa, ya masa yang di sini tahu strateginya. Kan mestinya tidak seperti itu,” lanjut paparnya.
Baca juga: Singgung Kekuasaan, Anies Baswedan Wanti-wanti Pemerintah Jokowi Tak Intervensi Pilpres 2024
Menanggapi hal tersebut, Surya Paloh memastikan NasDem hingga saat ini masih berada dalam koalisi pemerintahan Jokowi.
Tiga kadernya, Johnny G. Plate, Syahrul Yasin Limpo dan Siti Nurbaya pun masih menjadi menteri di kabinet Jokowi.
"Ya saya bisa menerima pikirannya Pak Presiden Jokowi, kalau memang melihatnya, saya, dalam kapasitas pimpinan partai politik koalisi pemerintahan yang belum exit ya, ya masih ada."
"Belum pernah dibicarakan, dan saling membicarakan untuk ada keinginan, ya, keluar dari koalisi pemerintahan itu," kata Surya Paloh di program Ni Luh Kompas TV, Senin (8/5/2023).
Namun, terkait pernyataan Jokowi yang mulai memisahkan dirinya dan partainya dengan enam partai lain pendukung pemerintah, Surya Paloh mengaku hanya bisa perpikiran positif.

Pikiran positif yang dimaksud Surya Paloh yakni Jokowi diam-diam memberi peran NasDem untuk menjadi agen pemerintah di kubu koalisi luar pemerintah, Koalisi Perubahan.
"Kalau dari subjektivitas dan objektivitas kita ya masih lah, kita menganggap masih koalisi pemerintahan. Tapi kalau presidennya mengatakan dia sudah punya koalisi sendiri, itu barangkali bisa dimaknai dengan maksud yang positif aja."
Ada 8 Tantangan, Alumni ITB Minta Prabowo-Gibran Fokus ke Persoalan Ekonomi |
![]() |
---|
Isu Raffi Ahmad Masuk Bursa Menteri Prabowo Tak Dibantah Gerindra, Prabowo Pernah Sebut Sebagai Staf |
![]() |
---|
Eks Dewan Pakar TPN: Parpol Pendukung Ganjar Mahfud Lebih Layak Masuk Pemerintahan Prabowo |
![]() |
---|
Pengamat Sarankan Prabowo Tempatkan Megawati, SBY dan Jokowi di DPA, Bukan Presidential Club |
![]() |
---|
Pengamat Soal Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri ke Prabowo: Tak Semua Perlu Eksplisit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.