KNPI Berharap Pemerintah Peduli Bantu Pengembangan Beras Ungu

Ketua Umum KNPI, Haris Pertama berharap pemerintah peduli dalam membantu pengembangan beras ungu dengan diproduksi secara massal.

|
Istimewa
Kolase Foto Ketua Umum KNPI, Haris Pertama dan beras ungu. Ketua Umum KNPI, Haris Pertama berharap pemerintah peduli dalam membantu pengembangan beras ungu dengan diproduksi secara massal. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Haris Pertama berharap pemerintah peduli dalam membantu pengembangan beras ungu dengan diproduksi secara massal.

Pasalnya, pengurus DPP KNPI memiliki karya pemuliaan beras ungu kaya manfaat bagi kesehatan.

Ia pun berharap pemerintah pusat memiliki perhatian terhadap inovasi dan kreativitas pemuda Indonesia.

"Kami berharap pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian RI memiliki perhatian serius kepada karya anak bangsa dalam inovasi dan kreativitas pemuda Indonesia khususnya dalam bidang pertanian," kata Haris dalam keterangan tertulis, Kamis (25/5/2023).

Haris mengatakan perhatian ini bisa diwujudkan dalam bentuk dukungan riset atau promosi hasil karya anak bangsa.

Baca juga: 200 Anak Yatim Terima Santunan Ramadan, Ketum KNPI: Kewajiban Kita

"Banyak dari anak muda kita menghasilkan karya bagi bangsa, namun masih rendah perhatian pemerintah guna mengembangkan riset dan promosi karyanya," tutur Haris.

Haris mengatakan pihaknya bangga ada pemuda yang serius dan konsisten melakukan riset serta pemuliaan padi ungu yang kaya manfaat bagi kesehatan.

"Sebab varietas ini selain kaya manfaat bagi kesehatan juga memiliki nilai jual tinggi," kata Haris.

Sedangkan, penemu beras ungu yang juga fungsionaris DPP KNPI, Eko Mardiyono menjelaskan varietas beras ungu.

"Beras ungu adalah pemuliaan baru dari varietas padi lokal unggulan. Persilangan dari 3 jenis varietas padi lokal unggul yg memiliki usia tanam lama," kata Eko.

Baca juga: HUT Ke-26 Kota Bekasi, Sekretaris KNPI Deni Ardini: Pemuda Harus Bawa Perubahan

Eko menjelaskan pemuliaan ini menghasilkan beras ungu yang memiliki karakteristik pulen, kandungan nilai gizi yang baik yg dibutuhkan oleh tubuh.

"Selain itu, usia tanaman yang relatif pendek dibanding varietas padi unggul lain sehingga lebih memiliki nilai ekonomis, sebab dari tetua induk yg memiliki usia tanam 6 bulan. Sedang padi ungu 120 HSS (hari sesudah semai)," tutur  Eko.

Eko menuturkan bahwa kandungan glekemik yang rendah.

"Hasil laboratorium bahwa varietas beras ini memiliki kandungan gizi tinggi dan glekemik yang rendah, selain itu hasil beras yang pulen," kata Eko.


Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved