Viral di Media Sosial
Selain Kerap Dirundung, Firmansyah Pindah dari SD ke SLB Karena Hasil IQ-nya di bawah Rata-rata
Terkuak alasan bocah di Salatiga bernama Firmansyah (12) pindah dari SD biasa ke Sekolah Luar Biasa (SLB). Rupanya bukan hanya karena dibully.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Terkuak alasan bocah di Salatiga bernama Firmansyah (12) pindah dari SD biasa ke Sekolah Luar Biasa (SLB).
Rupanya alasan Firmansyah pindah bukan hanya karena dibully oleh teman-teman sekelasnya.
Satria Bagus, orang yang pertama kali memviralkan Firmansyah menjelaskan sang bocah tergolong 'anak spesial' atau berkebutuhan khusus.
TONTON JUGA
Hal itu diketahui seusai Firmansyah menjalani tes psikotest dan IQ di RSUD Salatiga.
"Ternyata Firmansyah itu tidak bisa meneruskan ke sekolah umum karena setelah dia tes IQ mendapatkan nilai 50, jadi tidak memungkinan untuk lanjut ke sekolah umum," ungkap Satria Bagus.
Melalui video klarifikasinya itu, Satria Bagus pun melampirkan bukti valid yang memperlihatkan hasil tes IQ Firmansyah.
Tertera di surat rumah sakit tersebut, bocah yang lahir pada 17 September 2010 itu memiliki kondisi tak normal.
Berusia 12 tahun, kecerdasan Firmansyah justru setara seperti anak usia 6 tahun.
Baca juga: Jambret di Depok Sempat Kabur Usai Lihat Aksinya Viral di Media Sosial
"Berdasarkan hasil pemeriksaan psikologi pada tanggal 5 Mei 2023 An Firmansyah berusia 12 tahun 6 bulan,
dan kecerdasan yang dimilikinya setara dengan usia 6 tahun 2 bulan,
ia memiliki kemampuan intelektual Firmansyah memiliki taraf kecerdasan yang masuk dalam kategori IDD dengan skor IQ 50 skala binet,
sehingga ia memiliki daya tangkap yang kurang baik dibandingkan dengan anak seusianya dan anak mengalami hambatan intelektual," isi surat tes IQ Firmansyah.
Baca juga: Buntut Kasus Viral Ruko Serobot Bahu Jalan dan Saluran Air di Pluit, PSI Buka Posko Pengaduan Warga
Dalam surat keterangan itu juga tercantum bahwa Firmansyah memiliki daya ingat yang lemah dan kurang fokus.
Kendeti demikian, Firmansyah memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan mampu beradaptasi dengan lingkungan.
"An Firmansyah mengalami kesulitan melakukan kegiatan belajar terutama yang menggunakan daya khayal dan imajinasi,
sehingga hal ini membuatnya akan lebih mudah untuk berpikir secara praktis dan sederhana dengan adanya contoh langsung.
Sesuai kapasitas kemampuan intelektual yang dimilikinya, mengalami hambatan dalam menerima informasi yang baru diterimanya, memiliki daya ingat yang cenderung lemah dan kurang fokus," isi surat tersebut.
Baca juga: Viky Siswa SMA yang Viral Ternyata Lulus SMP Lewat Ujian Paket B, Buat Janji ke Guru Lalu Dilanggar
"Oleh karna itu, Firmansyah membutuhkan waktu lebih lama untuk mempelajari, memahami, dan mengingat kembali hal-hal maupun informasi yang baru didapatkannya," sambungnya.
Lantaran hal tersebut, ayah Firmansyah memutuskan untuk memindahkan anaknya ke SLB.
Sebelum pindah, pihak sekola sebelumnya sempat melarang Firmansyah untuk pindah.
Namun lantaran dibully oleh temannya di sekolah, Firmansyah mengaku ingin pindah.
"Ayahnya Firman cerita, sebenarnya di sekolah (lama) itu Firman dilarang keluar, tapi Firman tetap ingin melanjutkan ke sekolah sekarang. Katanya lebih nyaman," kata Satria Bagus.
Kisahnya Viral
Sebelumnya, kisah Firmansyah, siswa SD pindah ke SLB karena dibully pertama kali viral usai dibagikan oleh Satria Bagus.
Dalam laman TikTok-nya, Satria Bagus merekam sosok siswa SD dan ayahnya yang jalan kaki 4 Km sehari demi pergi ke sekolah.
Pantauan TribunJakarta video tersebut sudah ditonton lebih dari 1,9 juta kali.
"Sekolah ten pundi pak? SLB mriki? (Sekolah di mana pak? SLB sini?) Lha niku putrane? (Lha itu anaknya)" tanya Satria Bagus.
"Nggeh (iya)," jawab si bapak.
"Lho tapi nganu saget ngendikan, kok nek SLB? (Lha bisa bicara gitu, kok di SLB?)," tanya Satria Bagus lagi.
"Ten SD kulo digangguni kaleh kancane kulo. (Di SD saya diganggu sama teman saya)," jawab Firmansyah.
Baca juga: Viral Detik-Detik Penjual Ayam Kembalikan Dompet yang Terjatuh, Warganet Puji Kebaikannya
Rela pindah sekolah yang jaraknya jauh dari rumah, siswa SD tersebut cuma bisa pasrah.
Pun dengan sang ayah yang tidak bisa berbuat apa-apa saat anaknya dibully.
"Angger nulis disowek-sowek bukune. (Setiap menulis bukunya dicoret-coret)," kata sang ayah.
"Lha jenengan mboten wadul gurune?. (Lha bapak nggak melapor gurunya?)," tanya Satria Bagus.
"Lha wadul, bocahe mbejijat. (Sudah melapor, tapi anaknya memang nakal)," jawab Firmansyah.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.