Cerita Kriminal
Pasutri di Kebon Jeruk Jadi Dalang Pengiriman Pekerja Migran Ilegal ke Arab Saudi, Terkuak Modusnya
Pasangan suami istri di Kebon Jeruk, Jakarta Barat jadi dalang pengiriman pekerja migran ilegal ke Arab Saudi.
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBON JERUK - Pasangan suami istri di Kebon Jeruk, Jakarta Barat jadi dalang pengiriman pekerja migran ilegal ke Arab Saudi.
Modus pelaku merayu para korbannya dengan janji bekerja sebagai cleaning service.
Suami berinisial AG dan istrinya berinisial F itu bertugas sebagai perekrut dan penyalur pekerja migran ilegal.
Aksi tersebut akhirnya dibongkar Polda Metro Jaya. Petugas pun menangkap pasutri tersebut terkait kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah Lubis mengatakan peristiwa tersebut bermula dari adanya laporan terkait rumah di kawasan Jalan H Kotong Nomor 3 RT 11 RW 3, Kebon Jeruk, Kebon Jeruk, Jakarta Barat jadi tempat penampungan calon pekerja migran ilegal.
Baca juga: Ribuan Pekerja Migran jadi Korban TPPO, BP2MI Soroti Mafia Belum Tersentuh Hukum
Di sana, ada 15 orang calon pekerja migran yang akan diberangkatkan ke Arab Saudi pada Juni ini.
"Dari 15 calon pekerja migran tersebut direkrut dan diproses dan ditempatkan oleh saudari F dan bersama dengan suaminya yaitu saudara AG," kata Auliansyah kepada wartawan, Kamis (8/6/2023) malam.
Setelahnya, dilakukan pengembangan ke kediaman pelaku yang berada di Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Di sana, pihak kepolisian mendapatkan 9 paspor dan visa calon pekerja migran ilegal.
Mereka direncanakan akan berangkat pada 7 Juni 2023 ke Arab Saudi.
Setelah diselidiki lagi, Kamis (8/6/2023) pukul 14.33 WIB, pihak kepolisian kembali mengamankan 7 pekerja migran ilegal lainnya di PT UBS yang berlokasi Cijantung, Jakarta Timur.
"Didapatkan 7 orang Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) yang akan diberangkatkan 2 bekerja ke negara Arab Saudi. Yang mana keseluruhan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) sudah memiliki paspor dan visa," imbuhnya.
Janji Jadi Cleaning Service
Auliansyah mengatakan para pelaku menjanjikan para korban yang rata-rata berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB) itu untuk bekerja sebagai cleaning service di Arab Saudi.
"Para tersangka merekrut korban calon pekerja migran Indonesia (CPMI) dengan iming-iming bekerja untuk menjadi cleaning service di negara Arab Saudi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.