Pilpres 2024

SBY Mimpi Naik Kereta Bareng Megawati, Pakar Metafisika Singgung Sinyal Rujuk PDIP Demokrat

Pakar metafisika Sunarto mengungkap harapan besar Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) rujuk dengan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berjabat tangan dengan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri (kanan) saat pemakaman Ibu Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Minggu (2/6/2019). Ani Yudhoyono meninggal dunia pada Sabtu (1/6/2019) pukul 11.50 waktu Singapura (10.50 WIB) setelah menjalani perawatan penyakit kanker darah yang dideritanya sejak Februari lalu di National University Hospital, Singapura. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM - Pakar metafisika Sunarto mengungkap harapan besar Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) rujuk dengan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.

Hal ini disampaikan Sunarto menanggapi mimpi SBY yang jalan bareng Presiden Joko Widodo dan Megawati naik kereta Gajayana menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Ini semua satu alur, alur presiden. Zaman Megawati, pak SBY menjadi menyeri. Kemudian terjadi alih kekuasaan. Ada Pilpres, pak SBY yang jadi presiden menggantikan ibu Megawati,” ucapnya dalam diskusi virtual yang disiarkan kanal Youtube TribunJakarta.com, Selasa (20/6/2023).

“Nah, dari situ pasti ada konflik enggak enak. Ada perasaan enggak enak,” tambahnya menjelaskan.

Sejak Pilpres 2004 silam, hubungan SBY dengan Megawati memang cukup renggang.

Kedua sosok ini hampir tak pernah bertemu dan bertegur sapa satu sama lainnya.

Lewat mimpinya itu, SBY pun berharap, Presiden Jokowi bisa menjadi penengah antara dirinya dengan Megawati sehingga kedua sosok itu bisa mengadakan suatu rekonsiliasi.

“Mediumnya adalah pak Jokowi, karena pak Jokowi begitu dekat dengan Megawati. Sedangkan SBY dulunya dekat dengan Megawati, namun terjadi perpisahan kaitannya dengan pemilihan presiden. Sedangkan SBY dengan Jokowi tidak ada konflik psikologis ya,” tuturnya.

Baca juga: 2 Makna Mimpi SBY: Kode Demokrat Tak Sabar Nantikan Cawapres Anies hingga Pecah Koalisi Perubahan

Hal ini pula yang disebut Sunarto jadi penghalang Demokrat selama hampir satu dekade terakhir menjadi partai oposisi atau berada di luar pemerintahan.

“Inilah yang menjadi kendala kenapa Demokrat tidak menjadi koalisi pak Jokowi sejak pertama presiden dan saat periode kedua pak Jokowi,” ujarnya.

Rekonsiliasi antara SBY dan Megawati ini pun disebut Sunarto sudah sangat dinantikan oleh masyarakat. 

Harapan itu pun muncul saat putri Megawati, Puan Maharani bertemu dengan putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Dengan munculnya Puan yang ngomong mas AHY bisa layak jadi cawapres, ini masyarakat pun pasti ikut senang. Apalagi SBY, apalagi Demokrat, oh rujuk kembali nih,” tuturnya.

Susilo Bambang Yudhoyono sewaktu menjabat presiden ke-6 RI bersama Ketua Umum PDIP sekaligus presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputeri dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang kini jadi presiden ke-7 RI menyambut kedatangan jenazah Taufiq Kiemas di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (9/6/2013).
Susilo Bambang Yudhoyono sewaktu menjabat presiden ke-6 RI bersama Ketua Umum PDIP sekaligus presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputeri dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang kini jadi presiden ke-7 RI menyambut kedatangan jenazah Taufiq Kiemas di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (9/6/2013). (Kompas.com/Robertus Belarminus)

Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sekaligus presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berbagi cerita mimpi yang dialaminya yakni bertemu hingga melakukan perjalanan satu kereta dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri

Cerita itu disampaikan SBY melalui akun resmi Twitter-nya, @SBYudhoyono pada Senin (19/6/2023).

“Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir,” cuit SBY.

Selanjutnya, SBY dalam cuitannya menyampaikan ia, Jokowi dan Megawati rupanya sudah ditunggu oleh sosok Presiden ke-8 atau sosok yang menjadi pemimpin Indonesia selanjutnya.

Bahkan, sosok tersebut lah yang membelikannya arcis kereta api.

"Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia Ke-8 & beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah & Jawa Timur. Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai."

Selanjutnya, ia bersama Jokowi dan Megawati berangkat menaiki kereta api Gajayana yang melewati kota-kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Namun, sosok presiden ke-8 Ri tidak ikut dalam perjalanan kereta api tersebut.

"Setelah itu, kami bertiga naik kereta api Gajayana yang siap berangkat ke tujuan. Di perjalanan, kami menyapa rakyat Indonesia dengan hangat. Rakyat yang pernah kami pimpin dengan penuh kesungguhan hati. Memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan," lanjut cuitnya.

Meski begitu, dalam mimpi itu SBY, Jokowi dan Megawati pada akhirnya berpisah. Jokowi turun di Solo, Jawa Tengah, SBY di Pacitan, sedangkan Megawati lanjut perjalanan sampai ke Blitar untuk berziarah ke makam presiden pertama RI sekaligus ayahandanya, Bung Karno.

"Sampai di Solo, Pak Jokowi dan saya turun dari kereta. Pak Jokowi kembali ke kediamannya, saya terus ke Pacitan dengan bus. Sedangkan Ibu Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar utk berziarah ke makam Bung Karno." ujar SBY dalam akhir cuitannya.

Mimpi yang dialami SBY ini terjadi setelah pertemuan Ketua DPP PDI Perjuangan (PDI-P) Puan Maharani dengan Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus putra sulung SBY Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Hutan Kota Plataran, Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Minggu (18/6/2023). 

Pertemuan itu sendiri membahas beberapa dinamika politik termasuk Pilpres 2024 dan menjadi penanda rekonsilasi kedua partai yang hampir dua dekade saling berseberangan dalam percaturan politik nasional.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved