Tanda-Tanda Obesitas Pada Anak, Ketahui Agar Tak Semakin Parah! Salah Satunya Mudah Lelah
Tanda-Tanda Obesitas Pada Anak, Ketahui Agar Tak Semakin Parah! Salah Satunya Mudah Lelah
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Ketahui tanda obesitas pada anak, agar tak semakin parah.
Hari ini, seorang pria asal Tangerang yang mengalami obesitas seberat 300 Kg, Muhammad Fajri (26) meninggal dunia di RSCM, Kamis (22/6/2023).
Muhammad Fajri, nyawanya tidak tertolong setelah menjalani perawatan intensif di RSCM selama beberapa waktu terakhir.
Awalnya, kondisi Fajri disebut kian memburuk selama delapan bulan terakhir semenjak mengalami kecelakaan motor.
Kata tetangga Fajri, badan pria tersebut kian besar usai peristiwa kecelakaan tersebut.
Baca juga: Berkaca dari Fajri, RSCM Minta Masyarakat Segera Bawa Pasien Obesitas ke Rumah Sakit
Setelah pemeriksaan intensif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), penyebab obesitas Fajri pun terungkap.
Tim dokter RSCM yang menangani Fajri, dr Dicky L. Tahapary selaku dokter spesialis penyakit dalam mengungkapkan pria berbobot 300 kg itu sudah memiliki berat badan yang berlebih sebelum kecelakaan.
Aktivitas Fajri yang hanya berbaring selama delapan bulan terakhir usai kecelakaan, yang kemudian membuat berat badannya menjadi naik drastis sampai di angka sekira 260 kilogram.
Belajar dari kasus tersebut, ketahui tanda-tanda obesitas agar tidak semakin parah.
Tidak hanya pada orang dewasa, tapi juga anak-anak.
Sebab, obesitas bisa terjadi pada siapa saja termaksud anak-anak.
Oleh sebab itu, sebagai langkah pencegahan orangtua perlu mengetahui tanda obesitas pada anak.
Tanda obesitas anak
TribunJakarta.com pernah menuliskan, obesitas dapat terjadi karena jumlah lemak yang didapatkan tidak sebanding dengan jumlah yang dibakar.
Hal ini, menyebabkan penumpukan lemak dan membuat anak menjadi kelebihan berat badan.
Demikian diungkap oleh Konsultan Endokrinologi Anak, dr. Dana Nur Prihadi, Sp.A (K).
Walau begitu, kata dia tidak semua anak yang kelebihan berat badan dikategorikan sebagai obesitas.
Sebab, obesitas memiliki ciri-ciri yang bervariasi dan tidak menentu.
"Kondisi tersebut baru bisa didiagnosa oleh dokter dengan menghitung body mass index atau indeks massa tubuh menggunakan rumus, serta melihat usia dan kesehatan fisik anak," kata dia dalam keterangan resmi Eka Hospital, dikutip dari TribunJakarta.com edisi Senin (5/6/2023).
"Akan tetapi, sebaiknya Anda tidak mendiagnosa obesitas dengan menghitung indeks massa tubuh sendiri, karena massa otot yang tinggi juga bisa menghasilkan indeks massa tubuh yang tinggi dan butuh pemeriksaan lanjut dengan dokter terkait," paparnya.
Adapun beberapa tanda yang bisa diwaspadai sebagai gejala obesitas, seperti diantaranya :
• Sesak napas
• Postur tubuh yang buruk
• Mendengkur saat tidur
• Sakit punggung
• Gampang lelah
• Mudah berkeringat
Menurut Dokter Dana terdapat beberapa faktor risiko anak mengalami obesitas.
Faktor risiko anak mengalami obesitas
Terdapat beberapa faktor risiko anak bisa mengalami obesitas.
Mulai dari masalah genetik, pola makan yang tidak teratur, hingga kurangnya aktivitas fisik.
Jika Anda atau keuarga memiliki riwayat obesitas, maka ada kemungkinan bahwa anak juga akan mengalami obesitas
Apalagi, jika keluarga terbiasa dengan gaya hidup yang tidak sehat.
Anak akan memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami obesitas jika mereka memiliki pola makan yang tak teratur sejak dini.
Makanan tinggi akan kalori, gula, hingga lemak dapat meningkatkan risiko anak dalam mengidap obesitas.
Lantas, kapan harus pergi ke dokter?
Perlu dingat, bahwa tidak semua anak yang kelebihan berat badan bisa dianggap obesitas.
Walaupun begitu, sebagai orangtua ada baiknya jika Anda terus memantau pertumbuhan berat badan si kecil.
Jika Anda merasa buah hati sudah mulai kelebihan berat badan dan mulai mengganggu kesehatannya, segera periksakan diri ke dokter anak.
Semakin cepat bertindak, maka akan semakin mudah untuk buah hati memulai program penurunan berat badan.
Tingkatkan Kesadaran Masyarakat, FAKTA Indonesia Deklarasi Kampung Siaga Diabetes dan Obesitas |
![]() |
---|
Aksi Damkar Pakai Teknik Khusus Bantu Pemakaman Warga Berat 208 Kg, Peti Jenazah 3 Kali Lebih Besar |
![]() |
---|
Saat Pramono Harus Kerja Keras Atasi Kemiskinan, Banyak ASN di Jakarta Alami Obesitas dan Overweight |
![]() |
---|
62 Persen ASN Jakarta Obesitas, Gubernur Pramono: Ikuti Gubernurnya, Hidup Sehat Walau Beban Banyak |
![]() |
---|
Dinas Kesehatan: 62 Persen ASN Jakarta Obesitas, 15 Persen Alami Masalah Kejiwaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.