Persija Jakarta

Beda Reaksi Doll, Manajemen dan The Jak soal Insiden Listrik Mati di Laga Persija Vs Ratchaburi FC

Doll menilai insiden listrik mati dalam sebuah pertandingan sepakbola sebagai sesuatu yang wajar alias mahfum. Sebab, insiden serupa terjadi di Eropa.

Penulis: Abdul Qodir | Editor: Acos Abdul Qodir
Kolase TribunJakarta.com/Persija
Laga uji coba Persija vs Ratchaburi FC di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (25/6/2023) malam, diwarnai insiden mati lampu yang mengakibatkan pertandingan terhenti selama dua jam. Laga ini dimenangkan Persija dengan skor 1-0 lewat gol Riko Simanjuntak.  

Ketua Umum Jakmania, Diky Budi Ramadhan, melontarkan kritik keras kepada pengelola Stadion Patriot Candrabhaga dan manajemen Persija atas insiden mati lampu ini.

"Fundamental! Mati lampu di stadion paling lama yang saya alami. Mungkin juga bagi yang lain. Memalukan? Sangat," tulis Diky dalam instagram pribadinya.

Ketua Umum The Jakmania, Diky Budi Ramadhan (Bung Diky), saat ditemui di SUGBK, Jakarta, Senin (13/3/2023).
Ketua Umum The Jakmania, Diky Budi Ramadhan (Bung Diky), saat ditemui di SUGBK, Jakarta, Senin (13/3/2023). (Tribunnews/Alfarizy)

Pria yang juga dikenal dengan nama Diky Soemarno itu pun berharap setelah insiden itu, para pemangku kepentingan bisa melakukan evaluasi.

Diky juga ingin ke depannya manajemen Persija bisa memerhatikan aspek-aspek tersebut ketika ingin menggunakan venue pertandingan.

"Semoga setelah ini jadi pembelajaran, bukan hanya untuk pengelola stadion saja, tapi juga untuk Persija, bahwa sebagai penyewa juga harus melihat hal-hal lain. Salah satunya adalah hubungan dengan Pemda setempat. Sepakbola butuh pendekatan berbeda, bukan hanya komersial dsb, tapi juga butuh pendekatan humanis," kata Diky.

"Sinergitas antara klub - Pemda - suporter bukan hanya untuk di Jakarta saja, tapi juga untuk daerah-daerah lain yang digunakan fasilitasnya," sambungnya.

Baca juga: Singgung Masa Pemulihan, Alasan Bos Persib Nilai Jadwal Liga 1 2023 Lebih Baik dari Musim lalu

Lebih lanjut, Diky berharap setelah insiden itu, semua pemangku kepentingan bisa mulai berbenah.

"Semoga kekecawaan dan malu yang besar bisa menggerakkan dan mendorong energi untuk memperbaiki hal yang fundamental, yaitu komunikasi, koordinasi dan evaluasi," tulis Diky.

"Ada harga ada rupa, kalau kenaikan harga tidak diimbangi oleh servis yang diterima, ya artinya memang tidak kemana-mana," imbuhnya.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved