Cerita Kriminal

Duduk Perkara Pengeroyokan Pengusaha Ayam di Cakung Versi Paguyuban Pengecer Ayam

Kesepakatan mogok jualan sebagai bentuk protes kepada peternak dan pemerintah atas mahalnya harga ayam potong sejak Maret 2023 sebelum bulan puasa

Penulis: Bima Putra | Editor: Acos Abdul Qodir
Aro/Grid Oto
Ilustrasi pengeroyokan 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, PULOGADUNG - Paguyuban Pengecer Ayam Pulogadung, Jakarta Timur angkat bicara terkait kasus penganiayaan pengusaha ayam berinsial WDS di rumah pemotongan hewan unggas atau RPHU Rawa Kepiting, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (27/6/2023).

Sesepuh Paguyuban Pengecer Ayam Pulogadung, Rumanto mengatakan kejadian bermula ketika pihaknya datang karena mendengar adanya ejekan diduga dari satu pengepul di RPHU Rawa Kepiting.

Ejekan tersebut atas aksi mogok berjualan selama tanggal 27-30 Juni 2023 dilakukan Paguyuban Pengecer Ayam Pulogadung, pengepul Kandang Pintu Air Pulogadung dan Kandang Pejagalan Dharma Jaya.

Kesepakatan mogok jualan sebagai bentuk protes kepada peternak dan pemerintah atas mahalnya harga ayam potong sejak Maret 2023 sebelum bulan puasa hingga kini.

"Kesepakatan (tidak beroperasi tanggal 27-30 Juni) kita itu awalnya di (Kandang Pejagalan Dharma Jaya) Pulogadung dan (Kandang) Pintu Air," kata Rumanto di Jakarta Timur, Jumat (30/6/2023).

Baca juga: Penjelasan Paguyuban Pengecer Ayam Pulogadung Soal Isu Tutup Paksa Rumah Potong di Jakarta Timur

Dia membenarkan bila dalam surat edaran ajakan libur bersama pedagang ayam dan pengepul di Kecamatan Pulogadung dan sekitarnya terdapat tembusan RPHU Rawa Terate dan RPHU Rawa Kepiting.

Namun tidak ada niatan para pedagang dan pengepul untuk datang ke RPHU Rawa Terate dan RPHU Rawa Kepiting yang dikelola Dinas KPKP DKI Jakarta, karena edaran sebatas ajakan.

Hingga akhirnya ada sindiran diduga dari pengusaha di RPHU Rawa Kepiting yang menyindir aksi protes mereka melalui status WhatsApp, sehingga menyulut emosi massa.

"Tapi karena ada perkembangan kita diledek. Ada unggahan (status WhatsApp) 'ngapain lo libur-libur, bahkan kita masuk (ayam) banyak. Otomatis pengepul kan marah, pengepul ya," ujar Rumanto.

Lantaran kesal aksi protes mereka diledek, Paguyuban Pengecer Ayam Pulogadung dan sejumlah pengepul ayam di Pulogadung lalu datang ke RPHU Rawa Terate dan RPHU Rawa Kepiting.

Saat datang di RPHU Rawa Terate tidak terjadi masalah, Paguyuban Pengecer Ayam Pulogadung diterima dan melakukan dialog terkait ajakan protes mahalnya harga ayam.

Baca juga: Malam Idul Adha Berdarah, Suami di Lebak Bunuh Istri dengan Pisau di Leher, Pangkuan Ibu jadi Saksi

Hasilnya pihak RPHU Rawa Terate setuju agar sementara tidak ada ayam dari peternak yang masuk ke RPHU selama rentan Selasa (27/6) pukul 18.00 WIB hingga Rabu (28/6/2023) pukul 03.00 WIB.

"Kalau memang di Rawa Kepiting dan Rawa Terate itu untuk tanggal 28, 29, 30 Juni 2023 itu berjualan lagi monggo," ujar Sesepuh Paguyuban Pengecer Ayam Pulogadung, Sumanto.

Sumanto menuturkan di RPHU Rawa Kepiting pihaknya juga melakukan dialog, tapi terjadi penolakan dari satu pengusaha ayam di RPHU Rawa Kepiting yang tidak setuju.

Menurutnya, kala itu pengusaha Rawa Kepiting yang hadir di lokasi lebih dulu berbicara dengan nada tinggi, sehingga kian menyulut emosi Paguyuban Pengecer Ayam Pulogadung.

"Salah seorang ibu itu berbicara 'kamu siapa', nadanya agak tinggi. Kami terpancing dalam arti bukan kami terpancing fisik yang, kami terpancing cuman soal bicara," tuturnya.

 

Sesepuh Paguyuban Pengecer Ayam, Sumanto (kanan) dan Rumanto (kiri) saat memberi keterangan di Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (30/6/2023).
Sesepuh Paguyuban Pengecer Ayam, Sumanto (kanan) dan Rumanto (kiri) saat memberi keterangan di Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (30/6/2023). (Bima Putra/TribunJakarta.com)

Sumanto mengatakan saat dia menaikkan nada suaranya ketika berbicara dengan perempuan itu tiba-tiba seorang pemuda maju lalu mendorong tubuhnya, hal ini terekam video seorang peserta massa.

Massa yang marah melihat Sumanto didorong spontan mengejar dan melakukan pengeroyokan, hingga akhirnya kejadian dapat direlai petugas keamanan dan sesepuh Paguyuban.

"Itu videonya ada. Dalam arti sebab akibat ada. Akhirnya teman-teman terpancing, bahwasanya saya didorong sama anak lebih muda. Putranya atau bagaimana saya kurang tahu," lanjut dia.

Baca juga: Amarah Diejek Teman, Terkuak Alasan Lain Dibalik Siswa SMP Temanggung Racik Bahan Demi Bakar Sekolah

Sumanto mengatakan saat pemukulan terjadi dia turut meredam amuk masa agar kejadian tidak kian memburuk, karena pihaknya turut menyesalkan kejadian di RPHU Rawa Kepiting.

Menurutnya hal tersebut tidak perlu terjadi bila tidak ledekan atas aksi mogok dan pendorongan, karena antara pedagang pengecer ayam potong dengan pengepul saling membutuhkan.

"Pangkalan juga membutuhkan kami, pengecer. Kalau tidak ada pengecer kemungkinan tidak ada pangkalan. Sebaliknya, kami juga membutuhkan pangkalan," sambung Sumanto.

Perihal kasus penganiayaan yang terjadi terhadap pemuda di RPHU Rawa Kepiting, korban WDS sudah melaporkan kasus dan kini tengah ditangani jajaran Unit Reskrim Polsek Cakung

Kapolsek Cakung Kompol Syarifah Chaira mengatakan berdasar laporan yang diterima pihaknya, kasus diproses dengan sangkaan Pasal 170 KUHP tentang Pengeroyokan.

"Untuk korban sudah melaporkan di Polsek. Sedang on proses, 170 KUHP," kata Syarifah.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved