Jawab Sebaran Guru yang Belum Merata, Kemendikbud Sebut Program Merdeka Belajar Bisa Jadi Solusi

Kemendikbud sebut sudah memiliki berbagai opsi yang dapat menjadi solusi belum meratanya penyebaran guru dan tenaga pengajar di daerah tertinggal.

Editor: Muji Lestari
TribunJakarta.com
Sekjen Kemendikbud, Suharti (kiri) saat pemaparan dalam workshop Inclusive Lifelong Learning Conference (ILLC) bersama UNESCO. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kementerin Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyadari masalah penyebaran guru terampil yang belum merata di Indonesia.

Namun, menyusul hal tersebut Kemendikbud mengaku telah mempunyai solusi terkait penyelesaian masalah belum mertanya persebaran guru terampil di daerah 3 T (tertinggal, terdepan dan terluar).

Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerin Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Suharti dalam konferensi Internasional Inclusive Lifelong Learning Conference (ILLC) bersama UNESCO di Bali, pada Selasa (4/7/2023).

Suharti mengatakan, Kemendikbud telah mempunyai beberapa program untuk menyelesaikan persebaran guru yang tidak merata. Di antaranya, program platform Merdeka Mengajar dan Kampus Mengajar.

Menurut Suharti, melalui platform Merdeka Mengajar dapat mempermudah guru dan tenaga pengajar di berbagai daerah untuk memberikan pelatihan dan peningkatan keterampilan mereka mengajar.

Sekjen Kemendikbudristek, Suharti saat konferensi pers bersama perwakilan UNESCO dalam Inclusive Lifelong Learning Conference di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Selasa (4/7/2023).
Sekjen Kemendikbudristek, Suharti saat konferensi pers bersama perwakilan UNESCO dalam Inclusive Lifelong Learning Conference di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Selasa (4/7/2023). (TribunJakarta.com)

Guru dapat mengakses platform ini dimanapun berapa dan bisa dijadikan bekal pelatihan untuk membuat pembelajaran yang menarik.

"Platform Merdeka Mengajar yang sudah bisa di download melalui aplikasi. Jadi guru juga bisa belajar, sehingga tidak hanya medapatkan pelatihan formal secara tatap muka tapi juga bisa belajar secara mandiiri," kata Suharti dalam konferensi pers di Inclusive Lifelong Learning Conference (ILLC), Bali.

Tak hanya itu, Suharti juga mengatakan bahwa pemerintah juga mempunyai program Kampus Mengajar.

Program Kampus Mengajar ini menyasar mahasiswa di perguruan tinggi.

Melalui program ini mahasiswa diharapkan dapat berkontribusi untuk menjadi pengajar di sekolah-sekolah daerah tertinggal dan sekolah yang memiliki kopetensi literasi rendah.

"Jadi kita kirim mahasiwa dari perguruan tinggi untuk mengajar menjadi tutor di sekolah daerah tertinggal dan sekolah yang memiliki kompetensi literasi rendah," ujar Suharti.

Sekjen Kemendikbud, Suharti (kiri) saat pemaparan dalam workshop Inclusive Lifelong Learning Conference (ILLC) bersama UNESCO.
Sekjen Kemendikbud, Suharti (kiri) saat pemaparan dalam workshop Inclusive Lifelong Learning Conference (ILLC) bersama UNESCO. (TribunJakarta.com)

Menurut Suharti program tersebut dapat menjadi solusi belum meratanya penyebaran guru terampil di Tanah Air.

Dengan begitu masyarakat bisa mendapatkan pelayanan pendidikan sekalipun berada di wilayah tertinggal.

"Jadi mudah mudahan dengan berbagai program yang dilakukan kemendikbudristek dengan dukungan pihak lain bisa memberi layanan lebih baik pada masyarakat," tutupnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved