Cerita Kriminal
Ayah Wafat dan Ibu Jadi Petani, Waliyin Malah Masuk Grup Tak Wajar yang Berujung Mutilasi Mahasiswa
Seorang pemuda asal Kabupaten Magelang, Waliyin menjadi pelaku mutilasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Redho Tri Agustian.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Seorang pemuda asal Kabupaten Magelang, Waliyin menjadi pelaku mutilasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Redho Tri Agustian.
Dalam melakukan aksi kejinya, Waliyin tak sendirian. Ia dibantu oleh temannya berinisial, RD asal DKI Jakarta.
Jauh sebelum peristiwa mutilasi terjadi, Waliyin, RD dan Redho Tri Agustian ternyata tergabung dalam satu grup yang ada di media sosial.
TONTON JUGA
Dalam grup tersebut para anggotanya melakukan aktivitas tak wajar.
Dirkrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi namun tak merinci aktivitas tak wajar yang dilakukan oleh Waliyin, RD dan Redho Tri Agustian dalam grup tersebut.
Endriadi hanya menyebut aktivitas tak wajar tersebut berhubungan dengan kekerasan.
Lalu pada Selasa (11/7/2023), Waliyin mengundang RD dan korban ke indekostnya di wilayah Krapyak, Triharjo, Kabupaten Sleman.
Ketiganya kemudian melakukan aktivitas tak wajar tersebut.
Baca juga: Motif Waliyin dan RD Mutilasi Mahasiswa di Sleman, Bermula dari Aktivitas Tak Wajar yang Kebablasan
RD dan Waliyin rupanya terlalu berlebihan, hingga menyebabkan korban meninggal dunia.
"Kekerasan satu sama lain dan terlalu berlebihan, sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia,"lanjut Endriadi.
Setelah melihat korban meninggal dunia para pelaku ini panik.
Kemudian berniat menghilangkan jejak peristiwa setelah korban meninggal dunia.
Mereka melakukan upaya pemotongan atau mutilasi dengan diawali memotong kepala, pergelangan tangan dan kaki, memotong bagian tubuh.

Baca juga: Cara Pelaku Mutilasi di Sleman Hilangkan Sidik Jari Mahasiswa, Kompor dan Panci Jadi Saksi Kengerian
"Setelah korban meninggal para pelaku kemudian panik kemudian berniat menghilangkan jejak peristiwa tersebut. Setelah panik mereka melakukan upaya pemotongan atau mutilasi," jelasnya.
Bahkan polisi juga menyebut pelaku menguliti korban.
Untuk coba menghilangkan jejak, pelaku bahkan merebus bagian tertentu untuk menghilangkan sidik jari.
"Itu dilakukan dengan cara memotong kepala korban, pergelangan tangan, kaki kemudian bagian tubuh, hingga menguliti tubuh korban," sambungnya.
Terkait waktu kejadian, ditegaskan Endri, aktivitas tak wajar berujung mutilasi itu dilakukan pada Selasa (11/7/2023) malam.
Baca juga: Sosok Waliyin Pelaku Mutilasi Mahasiswa di Sleman, Pria Kalem yang Tinggal di Rumah Kecil Bareng Ibu
Diketahui, potongan tubuh korban setelah dimutilasi ditemukan di sejumlah lokasi.
Sepasang kaki dan tangan kiri ditemukan di aliran Kali Bedog, Turi.
Kepala ditemukan di Kali krasak Merdikorejo, Tempel.
Sedangkan tulang Iga ditemukan di Kali Sempor, Randusongo, Donokerto, Turi Kabupaten Sleman.
Ayah Wafat dan Ibu Petani
Waliyin diketahui lengkapnya berdomisili di Dusun Gatak,Desa Sukomulyo, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang.
Kepala Desa Sukomulyo, Ahmat Riyadi mengatakan Waliyin sudah jarang sekali tinggal di rumahnya.
"Saya klarifikasi pihak keluarga memang betul. Cuma memang, (tersangka) jarang sekali dia di rumah Gatak Sukomulyo,"katanya pada Minggu (16/7/2023).
Dia mengatakan, jika Waliyin bekerja serabutan yang merantau dari satu kota ke kota lain.
"Jadi tidak menetap, cuma identitas masih warga Sukomulyo. Yang di sini orang tuanya (tersangka). Karena tidak tetap kami juga tidak bisa menjawab berapa lama tersangka merantau di Jogja,"paparnya.
Lalu, Kepala Dusun Gatak, Arif Masrur membenarkan jika ada warganya bernama Waliyin.
Baca juga: Suara Keran Saja Kedengaran, Tetangga Kos Pelaku Heran di Hari Mahasiswa Dimutilasi Justru Sunyi
Di kampung itu, kata Kadus, Waliyin tinggal dalam satu rumah kecil bersama ibu dan saudara laki-lakinya.
Di mana, rumah itu dibagi dua menggunakan sekat, satu sisi untuk tinggal Waliyin dan Ibunya.
Sedangkan sisi lain ditempati saudara laki-laki Waliyin bersama istrinya.
"Ayahnya Waliyin sudah meninggal lama, ayahnya orang sini asli. Mereka 4 bersaudara lahir di sini semua, dua laki-laki dan dua perempuan. Yang tinggal di rumah itu, tinggal Ibunya dan abangnya Waliyin (sudah berkeluarga), jadi ada dua keluarga di sana , sudah KK sendiri-sendiri,"terangnya.
Lanjut dia, Ibu kandung Waliyin sehari-hari bekerja sebagai buruh tani.
Sedangkan, saudara laki-lakinya bekerja serabutan.
"Kalau Waliyin itu kerja ke luar-luar itu (ke luar kota). Tapi, saya tidak tahu persis kapan mulai merantau, berapa lama gitu, taunya itu merantau aja. Kalau dulu, di rumah sebelum merantau ya bantu-bantu ibunya, ya nganggur lah ya,"terangnya.
Baca juga: Detik-detik Terakhir Mahasiswa di Sleman Sebelum Dimutilasi, Ngaku ke Teman Lapar Mau Beli Makanan
Ia mengatakan, terakhir kali bertemu dengan Waliyin sebelum puasa tahun 2022 lalu.
Saat itu, Waliyin bersama ibunya datang untuk membuat sertifikat tanah.
"Kemari sama ibunya, dua orang aja. Itu sikapnya masih normal tidak ada yang mencurigakan. Itu mau buat sertifikat tanah katanya untuk Waliyin,"ungkapnya.
Carik Sukomulyo sekaligus tetangga Waliyin, Sudaliyo mengatakan, Waliyin yang dikenalnya merantau sejak lulus MTS atau Setingkat SMP.
Namun, dirinya tidak mengetahui persis pekerjaan apa yang dilakoni oleh Waliyin.
"Kalau kerjanya apa saya tidak tahu, katanya yaitu ikut juragan-nya. Dia juga merantau pernah sampai Papua. Itu juga pernah kata keluarganya merantau sampai ke Singapura. Itu saya ditunjukin foto sama keluarganya di rumahnya itu, ada bacaan 'Di Singapura'. Kalau yang merantau di Jogja ini dikasih tau sama keluarganya, katanya di Jogja gitu,"bebernya.
Menurut Sudaliyo, Waliyin juga sosok anak yang kalem, anteng, dan rajin.
Bahkan, tak jarang jika kembali ke rumahnya Waliyin selalu menyempatkan ikut Mujadahan bersama warga kampung.
"Biasanya kadang-kadang itu, hari Jumat pulang, itu ikut Mujadahan. Kalau pulang pasti serawung dengan warga. Kalau saya terakhir kali jumpa dengan Waliyin itu pas Lebaran 2022 lalu. Dia (Waliyin) itu, keliling lebaran bersama-sama temannya ke rumah-rumah warga.
"Ya anak rajin lah, dulu sebelum merantau juga suka bantu ibunya cari kayu bakar sebelum ada kompor, jadi tetap masih belum percaya itu Waliyin, karena anak seperti ini kayaknya tidak mungkin melakukan hal itu (pembunuhan dan mutilasi),"urainya.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Waliyin
Kabupaten Magelang
Redho Tri Agustian
mutilasi
dimutilasi
Kabupaten Sleman
aktivitas tak wajar
meninggal dunia
motif
Motif Waliyin dan RD Mutilasi Mahasiswa di Sleman, Bermula dari Aktivitas Tak Wajar yang Kebablasan |
![]() |
---|
Cara Pelaku Mutilasi di Sleman Hilangkan Sidik Jari Mahasiswa, Kompor dan Panci Jadi Saksi Kengerian |
![]() |
---|
Sosok Waliyin Pelaku Mutilasi Mahasiswa di Sleman, Pria Kalem yang Tinggal di Rumah Kecil Bareng Ibu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.