Pria Obesitas 200 Kilogram Meninggal

Telepon Terakhir dari Cipto Pria Obesitas 200 Kg Sebelum Meninggal, Sang Kakak Buru-buru ke RSCM

Namun siapa sangka, telepon itu adalah yang terakhir Ristanto mendengar suara adiknya sebelum akhirnya meninggal beberapa jam kemudian.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
Warta Kota/Gilbert Sem Sandro
Menjelang magrib, ponsel Ristanto berbunyi karena panggilan dari adiknya, Cipto yang sedang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). 

"Saya tanya ini besar kemungkinan gimana dokter? (Dokter menjawab) 'Ya namanya alat pasti ada risikonya, pak'," ujar Ristanto.

"Lah saya tanya lagi, ini berapa persen, 'Ya 95 persen bisa selamat, tapi 5 persennya bisa gagal bisa henti jantung'. Ya sudah akhirnya dikerjakan, katanya enggak ada pilihan lain," jelas dia lagi.

Kepada Ristanto, dokter menyampaikan tindakan ini adalah satu-satunya cara yang bisa dilakukan saat itu. Namun, setelah tindakan selesai, kondisi adiknya, Cipto malah semakin memburuk.

"Ini udah dikerjakan, kondisinya (Cipto) semakin parah, yang tadi tekanan darahnya 100 sekarang berubah jadi 50," ujar dia.

Ristanto sempat memasuki ruang Cipto dirawat, kala itu sang adik mengalami koma.

Kemudian sekitar pukul 03:00 WIB, Cipto menghembuskan nafas terakhirnya.

"Masuk saya, dia sudah koma, akhirnya jam tiga lewat (meninggal), jantungnya sudah berhenti, jantungnya dipompa kan enggak bisa bisa, dinyatakan meninggal," jelas Ristanto.

Pernah tak dilirik penumpang karena postur tubuh

Semua tentang Cipto, pria obesitas 200 Kg asal Tangerang itu kini hanya tinggal kenangan.

Baca juga: Detik-detik Cipto Pria Obesitas Asal Tanggerang Meninggal, Koma Lalu Tekanan Darah Turun Drastis

Semasa hidupnya, Cipto begitu merasakan banyak penderitaan.

Cipto pernah bercerita ia mengalami obesitas sejak tahun 2015.

Tak hanya itu saat obesitas, Cipto pernah menjadi tukang ojek tetapi tak dilirik penumpangnya lantaran bobot tubuhnya yang berlebih.

Tak hanya itu, ia juga mengenakan pakaian tidak seperti orang pada umumnya.

"Dulu sempat jadi tukang ojek, tapi enggak ada ada yang mau, sebelumnya juga saya kerja jadi sopir bus antar kota antar provinsi," kata Cipto saat ditemui di kediamannya, Selasa (4/7/2023).

Apalagi, kini Cipto juga tidak bisa memakai celana karena tak ada yang muat.

"Saya juga kemana-mana pake sarung," katanya.

Cipto juga tidak mampu untuk berjalan selama sepekan terakhir.

"Saya obesitas begini sudah dari tahun 2015, tapi baru enggak bisa jalan seminggu terakhir ini," ujar Cipto Raharjo.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved