Edisi Tunisia
Mahasiswa PPIDK Timur Tengah Luncurkan Buku “Poros Global Moderasi Beragama Indonesia-Timur Tengah”
"Kami ingin menegaskan pelajar Indonesia di Timur Tengah berpikiran moderat."
TRIBUNJAKARTA.COM, TUNISIA - Simposium Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia Kawasan (PPIDK) Timur Tengah dan Afrika 17-21 Juli 2023 di Tunisia melahirkan buku “Poros Global Moderasi Beragama Indonesia-Timur Tengah”.
Buku ini kumpulan tulisan terpilih 37 mahasiswa Indonesia di Timur Tengah dan Afrika. Isinya menyoal gagasan dan diskursus moderasi beragama serta pengalamannya di Indonesia dan Timur Tengah.
Nata Sutisna, mahasiswa Universitas Zaytunah, Tunisia, menjelaskan buku ini sekaligus menegaskan mahasiswa Indonesia di Timur Tengah dan Afrika memiliki gagasan membangun kehidupan umat manusia berkeadaban melalui moderasi beragama.
“Pelajar Indonesia di Timur Tengah berpikiran moderat dan mempunyai gagasan membangun wacana keagamaan yang humanis, moderat, dan toleran," ucap Nata kepada media di Tunis pada Kamis (20/7/2023).
Ia melanjutkan, "Kami ingin menghapus asumsi yang mengatakan kalau alumni Timur Tengah itu ekstrem dan anti Pancasila. Di buku ini kami menulis tentang diskursus moderasi beragama sebagai cara beragama yang relevan untuk diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.”
Duta Besar Indonesia untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, menulis kata pengantar dalam buku ini. Ia sangat mengapresiasi kumpulan tulisan mahasiswa kawasan Timur Tengah dan Afrika yang kelak menjadi pemimpin masa depan Indonesia.
“Membaca dan menelaah tulisan-tulisan di buku ini, saya optimis bahwa kita mempunyai para ulama dan cendekiawan di masa depan yang akan melanjutkan misi menjaga dan membangun Indonesia.” ujar Zuhairi.
Cendekiawan Nahdlatul Ulama yang akrab disapa Gus Mis ini menambahkan adanya kebangkitan baru dari Timur Tengah yang akan membawa Indonesia menuju masa depan yang cerah.
“Saya yakin ketika para mahasiswa Indonesia di Timur Tengah memiliki prinsip cinta ilmu, Indonesia yang akan datang akan semakin cerah. Ghadan asyaddu isyraqan”, kata Gus Mis dalam sambutannya.
Ia berharap para mahasiswa Indonesia di Timur Tengah dan Afrika dapat mempersiapkan diri dengan ilmu. Ia juga memiliki program pemberdayaan mahasiswa sebagai dukungan agar para mahasiswa terus belajar.
Gus Miz tak hanya Dubes, tapi juga guru, ustaz dan pelayan bagi para mahasiswa.
"Satu bulan pertama tiba di Tunis sebagai Duta Besar, saya membuka pelatihan Academic Mindset. Setiap malam Rabu saya mengampu ngaji kitab Muqaddimah karya Ibnu Khaldun. Tak hanya itu, saya belikan buku-bukunya dan saya juga siapkan masakan Indonesia di setiap pengajian,” tuturnya.
Pesan Penting untuk Mahasiswa
Gus Mis juga memberikan tiga pesan penting untuk mahasiswa peserta Simposium PPIDK Timur Tengah dan Afrika. Pertama, hubbul Ilmi atau cinta ilmu itu menjadi dasar
"Hubbul Ilmi atau cinta ilmu itu penting. Ini pesan saya pertama, PPI bertanggungjawab untuk menyebarkan ilmu," ucap Gus Mis.
Ia meminta mahasiswa peserta Simposium agar kegiatan PPI di manapun harus berbasis pada keilmuan.
Diakui Gus Mis sejak datang ke Tunisia tahun lalu, mahasiswa tertidur nyenyak, kurang belajar dan banyak main. Ternyata hal serupa dialami mahasiswa di kawasan Timur Tengah dan Afrika lainnya.
Sekarang mahasiswa sudah kembali bersemangat dalam pergulatan intelektual. Membaca dan mengaji kitab lalu merefleksikannya dalam tulisan sudah menjadi ritus.
Pesan kedua, Gus Mis menggojlok mahasiswa untuk mempersiapkan diri agar memberikan peran besar untuk Indonesia menuju generasi emas 2045. Gus Mis sangat optimistis mahasiswa yang dikadernya mampu.
Untuk membangkitkan kepercayaan diri mahasiswa, Gus Mis mengajak secara bergantian merasakan naik mobil dubes. Cara ini dipakai untuk membentuk mentalitas menjadi pemimpin.
"Supaya mentality teman-teman terbentuk menjadi aktor kemajuan Indonesia. Kalau kita (mahasiswa pecinta ilmu dan aktor perubahan, red) yang memimpin, negara insyaallah lebih baik," beber Gus Mis.
Pesan terakhir, Gus Mis meminta semua mahasiswa Timur Tengah dan Afrika punya komitmen untuk bangsa Indonesia, menangis dan bersuka ria bersama rakyat.
"Cinta ilmu harus ada tujuannya, maqosidnya. Menurut Ibnu Khaldun, orang berilmu tujuannya membangun peradaban, kalian ini membangun Indonesia. Seperti Walisongo dulu tujuannya amukti tanah Jawa."
"Sekarang ini membangun Indonesia. Indonesia itu Pancasila, Indonesia itu Bhinneka Tunggal Ika,. Sebagaimana Soekarno dulu membangun dunia," kata Gus Mis.
Piagam Tunis, Ikhtiar Pelajar Indonesia di Timur Tengah Gelorakan Moderasi Beragama Berbasis Ilmu |
![]() |
---|
Sidi Bou Said, Wisata Ikonik di Tunisia Bagi Pelancong Menikmati Senja Laut Mediterania |
![]() |
---|
Produk Furnitur Indonesia Disukai Warga Tunisia, Dubes Zuhairi Misrawi Optimistis Nilai Ekspor Naik |
![]() |
---|
3 Pesan Penting Dubes Zuhairi Misrawi untuk Mahasiswa Timur Tengah dan Afrika, Dasarnya Cintai Ilmu |
![]() |
---|
Ganjar Pranowo: Moderasi Warisan Nenek Moyang Bangsa Indonesia dan Sudah Jadi Laku Keseharian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.