Identik dengan Upacara Kemerdekaan, Ternyata Begini Kisah di Balik Terbentuknya Paskibraka Indonesia

Identik dengan Upacara Kemerdekaan, Ternyata Begini Kisah di Balik Terbentuknya Tim Paskibraka Indonesia

Warta Kota
Anggota Paskibraka Tim Arjuna bersiap untuk mengibarkan bendera dalam upacara peringatan detik-detik proklamasi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (17/8/2016). (Warta Kota/Alex Suban) 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Sebentar lagi, Indonesia akan memperingati Hari Kemerdekaan yang ke 78.

Biasanya, peringatan Hari Kemerdekaan selalu diselenggarakan upacara nasional di Istana Negara.

Para pasukan pengibar bendera pusaka atau Paskibraka akan ditugaskan untuk mengibarkan sang merah-putih dalam upacara kenegaraan tersebut.

Pasukan tersebut, biasanya terdiri dari pemuda-pemudi seluruh Indonesia yang telah diseleksi dengan penilaian yang ketat.

Baca juga: Tema dan Logo HUT RI 2023, Berikut Link Download Untuk Pasang di Spanduk Jelang 17 Agustus

Di balik itu semua, nyatanya hadirnya Paskibraka pada setiap upacara kenegaraan di Indonesia ternyata memiliki cerita yang cukup panjang.

Asal muasal terbentuknya Paskibraka

Jokowi menyalami Paskibraka 2018.
Jokowi menyalami Paskibraka 2018. (Instagram/jokowi)

Perlu diketahui, awal mula terbentuknya Paskibraka, dituangkan dalam Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga RI Nomor 14 tahun 2017, tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 0065 tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka.

Disebutkan, bahwa cikal bakal Paskibraka lahir bersamaan dengan terjadinya peristiwa proklamasi tahun 1945.

Tepatnya pada 17 Agustus 1945, pukul 10.00 pagi di Jalan Pegangsaan Timur, Nomor 56 Jakarta.

Setelah pernyataan kemerdekaan Indonesia pertama kali dikumandangkan, bendera kebangsaan merah-putih pun dikibarkan oleh dua orang muda-mudi yang dipimpin oleh Latief Hendradiningrat.

Bendera tersebut, dijahit oleh tangan Fatmawati Soekarno.

Bendera inilah, yang kemudian disebut dengan bendera pusaka.

Kala itu, bendera pusaka berkibar siang dan malam di tengah dentuman suara tembakan dan meriam dalam perjuangan melawan Belanda.

Walau ketika itu proklamasi kemerdekaan sudah dilakukan, namun kenyataannya perjuangan belum selesai.

Belanda, masih ingin menguasai Indonesia sehingga ketika itu perjuangan masih berlanjut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved