Hutan Kota Cawang Jadi Tempat Mesum

Alasan Kelompok LGBT Mesum di Hutan Kota Cawang, Gratis Hingga Tak Dijaga Petugas

Hutan Kota Cawang di Kebon Pala, Makasar, Jakarta Timur disalahgunakan menjadi tempat mesum kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT).

Penulis: Bima Putra | Editor: Satrio Sarwo Trengginas
TribunJakarta.com/Bima Putra
Kondisi Hutan Kota Cawang yang jadi sorotan karena menjadi sarang mesum kelompok LGBT. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, MAKASAR - Hutan Kota Cawang di Kebon Pala, Makasar, Jakarta Timur disalahgunakan menjadi tempat mesum kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT).

Dari pertunjukan hubungan sex, hingga tari erotis pria penyuka sesama jenis dilakukan di Hutan Kota Cawang milik Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta tersebut.

Hal ini diketahui berdasar hasil pemeriksaan Tim Perintis Presisi Polres Metro Jakarta Timur ketika melakukan penggerebekan di Hutan Kota Cawang atas aduan masyarakat.

Kepala Tim Perintis Presisi Polres Metro Jakarta Timur, Ipda Aman Wibowo mengatakan berdasar hasil penelusuran ada sejumlah alasan kelompok LGBT berbuat mesum di Hutan Kota Cawang.

"Kalau pengakuan mereka karena yang pertama di situ enggak pakai biaya, itu kan fasilitas umum," kata Aman saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Jumat (28/7/2023).

Sebagaimana fasilitas umum lain, Hutan Kota Cawang yang berada di Jalan Mayjen Sutoyo memang terbuka bagi masyarakat sehingga tidak dipungut biaya untuk masuk.

"Kalau pengakuan mereka karena yang pertama di situ enggak pakai biaya, itu kan fasilitas umum," kata Aman saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Jumat (28/7/2023).

Persoalannya adalah ketika Hutan Kota Cawang sebagai fasilitas umum yang seharusnya menjadi paru-paru Jakarta tersebut disalahgunakan jadi tempat mesum.

"Kedua di situ aman-aman saja, enggak pernah ada yang kegiatan dari unsur pemerintah atau keamanannya enggak ada," ujar Aman.

Beda dengan hutan kota lain milik Pemprov DKI Jakarta yang dijadikan destinasi wisata, Hutan Kota Cawang sebelumnya memang tidak dijaga petugas pengamanan dalam (Pamdal).

Meski Tim Perintis Presisi Polres dan Satpol PP Jakarta Timur sudah beberapa kali melakukan penggerebekan di lokasi, tapi hal tersebut bukan bersifat pengawasan melekat 24 jam.

Pasalnya secara kewenangan Hutan Kota Cawang milik Dinas Pertamanan dan Hutan DKI Jakarta, pihak yang seharusnya menempatkan Pamdal untuk berjaga di lokasi.

"Ketiga karena di situ merupakan komunitas, komunitas mereka sudah di situ. Di sana itu laki-laki semua, tidak ada perempuannya," tutur Aman.

Berdasar pemeriksaan Tim Perintis Presisi Polres Metro Jakarta Timur terhadap pria penyuka sesama jenis yang terjaring penggerebekan bahkan ditemukan mereka memiliki grup WhatsApp.

Pada grup WhatsApp itu mereka merencanakan aktivitas mesum di Hutan Kota Cawang, anggotanya bahkan berasal dari berbagai wilayah DKI Jakarta, Depok, hingga Bekasi.

"Jadi kalau ada yang pernah ke situ mereka masuk grup WhatsApp. Saya pernah buka grup WhatsApp-nya. Isinya ya (ajakan) kita malam ini ke situ, ada live tontonan (hubungan sex)," lanjut Aman.

Aktivitas mesum tersebut menjawab banyaknya alat kontrasepsi, pelumas anal sex, tisu basah yang ditemukan berserakan di antara pepohonan Hutan Kota Cawang.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved