Buntut 4 Sekuriti Aniaya Pria Dicurigai Maling hingga Tewas, Ancol Evaluasi Sistem Keamanan

Buntut penganiayaan berujung meninggalnya Hasanuddin (42), PT Pembangunan Jaya Ancol melakukan evaluasi sistem keamanan Ancol Taman Impian.

Gerald Leonardo Agustino/TribunJakarta.com
Tampang empat sekuriti Ancol tersangka penganiayaan maut terhadap korban Hasanuddin (42). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, ANCOL - Buntut penganiayaan berujung meninggalnya Hasanuddin (42) yang dilakukan empat orang petugas keamanan atau sekuriti, PT Pembangunan Jaya Ancol melakukan evaluasi sistem keamanan Ancol Taman Impian.

Hal ini diungkapkan Kepala Humas PT Pembangunan Jaya Ancol Ariyadi Eko Nugroho guna meminimalisir hal tersebut terulang kembali di kemudian hari.

“Kami mengevaluasi manajemen sistem keamanan untuk mencegah kejadian ini terulang kembali,” ucapnya saat dikonfirmasi, Jumat (4/8/2023).

Imbas dari hal ini, perusahaan penyedia jasa keamanan yang selama ini bekerja sama dengan Ancol pun diganti.

Pasalnya, empat orang tersangka berinisial P (35), H (33), K (43), dan S (31) hanya merupakan tenaga alih daya alias outsourcing. 

“Ancol sudah mengganti perusahaan penyedia jasa keamanan per tanggal 1 Agustus lalu,” ujarnya.

Pihak Ancol pun memastikan, keempat sekuriti itu langsung dipecat begitu diciduk polisi.

Eko pun mengaku menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada aparat kepolisian dan berharap keempat pelaku dihukum sesuatu aturan yang berlaku.

“Kasus ini sudah sepenuhnya diserahkan kepada pihak yang berwajib,” kata Eko.

Keempat pelaku ini pun sudah ditetapkan polisi sebagai tersangka dan terancam hukuman 12 tahun penjara.

Tampang sangar mereka pun sudah diperlihatkan kepada masyarakat saat ungkap kasus yang digelar Polsek Pademangan pada Kamis (3/8/2023) kemarin.

Terungkap alasan empat sekuriti ini melakukan penganiayaan yang berujung tewasnya Hasanuddin.

Keempat tersangka nekat menyiksa korban yang dicurigai sebagai pencuri lantaran mendapat tekanan dari pimpinannya.

Pasalnya, sebelumnya ada beberapa kasus pencurian yang terjadi di kawasan wisata Ancol hingga akhirnya para sekuriti ditekan pimpinan mereka untuk meningkatkan keamanan.

"Karena tekanan dari pimpinan. Karena (sebelumnya) ada yang kemalingan motor," ucap S, satu dari empat tersangka yang dihadirkan di Mapolsek Pademangan, Kamis (3/8/2023).

Sebagai informasi, Hasanuddin sebelumnya diamankan pihak sekuriti pada 29 Juli 2023 lalu.

Hasanuddin diamankan lantaran dicurigai sebagai maling lantaran terlihat bolak balik naik turun bus antar jemput.

Ia kemudian langsung digelandang dari Taman Lumba-lumba ke salah satu pos sekuriti untuk diinterogasi.

Kepala sekuriti Ancol saat itu sejatinya sudah mewanti-wanti mereka untuk tak melakukan penganiayaan terhadap Hasanuddin.

"Mereka melakukan kekerasan atas inisiatif sendiri, kepala sekuriti sudah menegaskan jangan diapa-apain si korban ini," terang Kanit Reskrim Polsek Pademangan AKP I Gede Gustiyana.

Awal mula penganiayaan pun dilakukan oleh tersangka P yang melakukan interogasi disertai pemukulan menggunakan bambu.

Tiga tersangka lainnya pun ikuti memukuli, menendang, dan menyabet korban dengan kabel berkali-kali.

Bahkan, ada juga tersangka yang menyiram air cabai dan meneteskan lelehan api dari kursi yang dibakar ke tubuh korban.

Panik Hasanuddin terkapar, keempat tersangka langsung membawa korban keliling Ancol menggunakan mobil operasional alih-alih membawanya ke rumah sakit.

Akhirnya, Hasanuddin pun meregang nyawa di mobil tersebut.

Para tersangka pun akhirnya melapor kejadian itu kepada kepala sekuriti Ancol.

"Kepala sekuriti menelepon Polsek Pademangan dan akhirnya para pelaku kita amankan," tuturnya.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 
 
 
 
 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved