Pria Tewas Dianiaya Sekuriti Ancol
Sekuriti Ancol Buat 3 Anak Hasanuddin Jadi Yatim, Istri Korban Merana: Kok Bisa Setega Itu Menyiksa?
Hasanuddin (42) meninggal dunia setelah disiksa dan dianiaya dengan sadis oleh empat sekuriti Ancol. Kini ketiga anak Hasanuddin menjadi yatim.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Seorang pria bernama Hasanuddin (42) meninggal dunia setelah disiksa dan dianiaya dengan sadis oleh empat sekuriti Ancol, pada Sabtu (29/7/2023) lalu.
Hasanuddin dituduh sebagai maling, padahal ke-empat sekuriti tersebut tidak memiliki bukti sama sekali.
Para tersangka memukuli, menendang, menghajar dengan bambu, menyabet dengan kabel dan kawat, hingga meneteskan lelehan api dari kursi plastik yang telah dibakar ke tubuh korban.
Tak cuma itu, luka-luka menganga di tubuh Hasanuddin juga disiram air cabai.
Kini ketiga anak Hasanuddin yang masih kecil menjadi yatim.
Putri sulung Hasanuddin baru berusia 15 tahun. Sementara, putra keduanya berusia 8 tahun dan si bungsu seorang putra masih 4 tahun.
Istri korban Upi Siti Mardiana (37) menyebut setelah kepergian Hasanuddin, putri sulungnya jatuh sakit.

"Yang nomor satu sampe sekarang masih terpukul, kemarin sempat sakit kok dia, nggak bisa makan sama sekali, karena kaget," kata Upi saat ditemui di kediamannya di wilayah Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Rabu (2/8/2023) malam.
Upi benar-benar tak habis pikir dengan sikap empat sekuriti ancol, P (35), H (33), K (43), dan S (31) terhadap suaminya.
Kok bisa sampai segitunya pukulin suami saya? Kok bisa setega itu?" kata Upi.
Tak Ada Maaf Terucap
Tak ada satu kata maaf pun keluar dari mulut sekuriti yang telah menganiaya Hasanuddin hingga tewas kepada Upi.
K hanya bisa diam seribu bahasa ketika berhadapan dengan Upi, di kantor Polsek Pademangan, Minggu (30/7/2023) dini hari lalu.
Upi terus mencecar K, mencaritahu apa sebenarnya kesalahan sang suami sehingga para tersangka tega menyiksa korban hingga tewas.
Saya ngomong ke dia kok bisa sampai segitunya pukulin suami saya, itupun suami saya belum jelas salah," kata Upi.
Kata-kata maaf sama sekali tak dilontarkan pria berbadan tegap itu, membuat hati Upi semakin pedih.
"Saya tanya kenapa kok saat di situ nggak diamanin dulu atau dilaporkan pihak kepolisian, kenapa dipukuli. Diam pelaku, nggak ada jawaban apa-apa," sambungnya.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.