Sulit Minta Ampun, Kisah Pak RT Ajak Penjahit Tersangka Teroris Bergaul Sampai Diberi Bantuan Jamban
Ketua RT Banyudono, Ngadino mengaku kesulitan mengajak tersangka teroris bergaul di masyarakat. Warga pun tak terkejut penjahit itu ditangkap Densus.
TRIBUNJAKARTA.COM, BOYOLALI - Ngadino, Ketua RT Banyudono, Boyolali mengungkapkan kesulitannya mengajak tersangka teroris berinisial S untuk bergaul dengan warga.
Tersangka teroris yang sehari-hari dikenal sebagai penjahit jas itu ditangkap tim Densus 88 antiteror terkait kasus pengeboman Polsek Astanaanyar, Bandung pada tahun lalu.
"Ronda-ronda ga ikut, (iuran-iuran) ga sama sekali," ungkap Ngadino, ketua RT setempat, Selasa (2/8/2023).
Warga sekitar kediaman S mengaku jarang bertemu dengan tersangka teroris tersebut.
Apalagi, S dikenal memiliki aliran sendiri. Termasuk diajak ikut kegiatan sosial.
Dipancing-pancing agar bisa bergaul dengan masyarakat saja sulitnya minta ampun.
Bahkan, tersangka teroris itu tertutup sampai tiga kali pergantian Ketua RT di tempat tersebut.
S juga dikenal jarang mengikuti kegiatan masyarakat.
Ngadino mengungkapkan pihaknya telah berusaha merangkul S agar terlibat kegiatan warga. Caranya dengan memberikan bantuan program jambanisasi.
"Itu saja harus dikerasi, karena sempat menolak. Alasannya tidak membutuhkan," pungkasnya.
Warga Tak Kaget

Warga pun tidak terkejut ditangkapnya tersangka teroris berinisial S tersebut.
Sebab, warga menilai wajar penangkapan tersebut karena gelagat S yang aneh.
Selain dikenal sangat tertutup, S juga sudah ditengarai ikut terlibat dalam kegiatan tak jelas yang cenderung mengarah ke kekerasan atau kerusuhan.
Tak hanya dalam hal kegiatan sosial kemasyarakatan, dalam hal ibadah saja seperti salat wajib, S lebih memilih bergabung dengan kelompoknya sendiri.
"Kalau salat (wajib) di Musala sana, kalau Jumatan ke Masjid sana," kata Ngadino.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.