Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Politikus PDIP Usul Pajak Sepeda Motor Dinaikkan

PDIP mengusulkan agar pajak sepeda motor dinaikkan sebagai solusi atas buruknya kualitas udara Jakarta.

Elga Hikari Putra/TribunJakarta.com
Anggota Komisi B dari Fraksi PDI-P, Gilbert Simanjuntak menolak wacana jalan berbayar di Jakarta. Gilbert mengusulkqn agar pajak sepeda motor dinaikkan sebagai solusi atas buruknya kualitas udara Jakarta. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menyoroti masalah buruknya kualitas udara Jakarta dalam beberapa hari terakhir ini.

Menurutnya, buruknya kualitas udara Jakarta ini sangat mendesak untuk segera diatasi, khususnya terkait semakin banyaknya kendaraan yang jadi salah satu sumber polusi di Jakarta.

“Jumlah kendaraan bermotor sangat mendesak untuk segera dibatasi melalui berbagai cara,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (10/8/2023).

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta ini menilai, ada beberapa kebijakan yang harus diambil Pemprov DKI untuk bisa membatasi jumlah kendaraan pribadi.

Seperti pelarangan parkir di pinggir jalan di jalan utama, menaikkan tarif parkir di jalan dengan jumlah yang besar, mengurangi lahan parkir, serta menaikkan tarif tol pada jam berangkat dan pulang kantor.

“Tarif pajak kendaraan roda dua juga perlu naik tinggi,” ujarnya.

Selain itu, mantan Wakil Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) ini juga minta Pemprov DKI membenahi transportasi publik.

Dengan demikian diharapkan masyarakat bisa beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.

“Untuk solusi transportasi publik, yang paling cepat bisa dilakukan adalah penambahan armada dan perluasan trayek atau lajur bus, serta mempercepat pembangunan LRT dan MRT,” tuturnya.

Selain itu, Gilbert minta proyek galian di jalan yang acap kali dibongkar bolak-balik harus dihentikan lantaran bisa menyebabkan kemacetan panjang.

Sosialisasi dampak buruk polusi pun perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

“Jakarta perlu pejabat yang tegas, berani, dan konsisten,” kata Gilbert. 

Sebagai informasi, Jakarta sempat dinobatkan sebagai kota besar paling berpolusi di dunia pada Selasa (8/9/2023) kemarin.

Berdasarkan situs pemantau kualitas udara IQAiar pada Selasa lalu sekira pukul 05.00 WIB, indeks kualitas udara (AQI) Jakarta mencapai 160 dengan konsentrasi polutan utama PM2.5 sebesar 72 mikrogram per meter kubik.

Angka ini menjadikan Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia disusul Johannesburg, Afrika Selatan (152); Beijing, Cina (152); Santiago, Cili (131); dan Lahore, Pakistan (112).

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved