Pilpres 2024

Elektabilitas Anies Baswedan Stagnan, Buntut Diamnya Surya Paloh?

Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam menganalisa elektabilitas Anies Baswedan yang stagnan. Buntut diamnya Surya Paloh?

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum NasDem Surya Paloh bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat pengumuman deklarasi Calon Presiden 2024 dari Partai Nasdem di Nasdem Tower, Jakarta, Senin (3/10/2022). Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam menganalisa elektabilitas Anies Baswedan yang stagnan. Buntut diamnya Surya Paloh? 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam menganalisa elektabilitas Anies Baswedan yang stagnan.

Elektabilitas Anies Baswedan sebagai bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan masih menduduki posisi ketiga di survei Litbang Kompas periode Juli-Agustus yang dirilis pada Senin (21/8/2023).

Melihat elektabilitasnya di angka 12,7 persen, Anies jelas tertinggal jauh dari bakal capres Ganjar Pranowo di angka 24,9 persen, kemudian disusul Prabowo Subianto 24,6 persen.

Menurut Khoirul Umam, elektabilitas Anies lemah tak lepas dari sikap diam Ketua Umum NasDem Surya Paloh selama ini.

Umam menilai NasDem tarsandera oleh tangan-tangan kekuasaan tak terlihat (invisible hand).

Sebagai catatan, sampai saat ini NasDem masih berada di Kabinet Jokowi tapi mengambil sikap mengajukan Anies sebagai cawapres.

"Karena ketakutannya pada manuver itu, Paloh terus memilih diam, mengulur waktu, dan tidak segera memutuskan nasib keberlanjutan pencapresan Anies," kata Umam seperti dilansir Kompas.com pada Rabu (23/8/2023).

Kondisi demikian ditambah dengan Anies yang belakangan tampil kurang agresif memimpin koalisi.

Bahkan, Anies cenderung ikut diam menyaksikan Koalisi Perubahan dan Persatuan yang stagnan.

Semestinya Anies tampil lebih berani memecah kebuntuan koalisi. Apalagi sejak bergabungnya Golkar dan PAN ke kubu Prabowo, konfigurasi parpol pembentuk poros koalisi saat ini sudah fase final.

"Tidak ada lagi yang perlu ditunggu. Jika Anies tetap terdiam, Anies tidak sadar dirinya hampir kehilangan momentum," ujar Umam.

Ia pun mengingatkan Anies seharusnya paham bahwa jangan terlalu bernostalgia dengan kemenangan di Pilkada DKI Jakarta pada 2017 silam. Di awal kontestasi, elektabilitas Anies sempat tercecer.

Tentu saja cerita pilkada tak bisa disamakan dan diterapkan lagi di kontestasi Pilpres 2024.

Sudah saatnya Anies mengumumkan capres dan cawapres, dan membentuk infrastruktur pemenangan.

Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved