Kisah Kepala Dinas DKI Pergi-pulang Kantor Naik KRL: Tak Kapok Meski Nyaris Kecopetan & Sepatu Copot
Ia pun mengaku sempat merasakan saat-saat suram perkeretaapian di Jabodetabek dimana banyak penumpang siluman yang naik kereta tanpa bayar tiket.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Kisah Suharini Eliawati, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta yang pulang-pergi ngantor naik angkutan umum.
Saat para pejabat eselon II kerap pulang-pergi kerja menggunakan kendaraan pribadi, tak demikian dengan Suharini Eliawati atau yang akrab disapa Elly.
Pejabat Pemprov DKI ini ternyata setiap harinya ngantor menggunakan KRL Commuterline dari rumahnya di kawasan Citayam, Bogor, Jawa Barat menuju kantornya di daerah Gunung Sahari, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Saat ditemui TribunJakarta.com, Elly mengaku sudah rutin menggunakan angkutan umum sejak tahun 1995 lalu saat dirinya masih bekerja di Kantor Wali Kota Jakarta Utara.
“Kantor Wali Kota Jakarta Utara itu kan lokasinya dekat jalan tol dan rumah saya waktu itu di Depok sehingga perjalanan saya menuju kantor menggunakan bus,” ucapnya.
Kebiasaan Elly naik angkutan umum itu pun dilanjutkannya saat ditugaskan di Kantor Wali Kota Jakarta Timur yang berada di daerah Pulo Gebang, Cakung.
Namun, kali ini bukan naik bus, melainkan KRL yang digunakannya setiap hari untuk ngantor.
Ia pun mengaku sempat merasakan saat-saat suram perkeretaapian di Jabodetabek dimana banyak penumpang siluman yang naik kereta tanpa bayar tiket.
Belum lagi banyaknya penumpang yang nekat naik di bagian atas kereta lantaran kondisi di dalam gerbong yang sudah penuh sesak.
“Saya benar-benar mengalami transformasi KRL yang dulunya bisa nyelonong masuk enggak beli tiket, kemudian banyak pennumpang naik di atas kereta, itu saya alami betul,” tuturnya.
Meski kondisi angkutan umum saat itu sangat tidak nyaman, namun Elly mengaku tetap menjadikan kereta sebagai moda transportasi adalannya untuk menuju tempat kerjanya.
Kebiasaan ini pun terus dilakukan Elly hingga saat ini kala dirinya sebenarnya dapat fasilitas kendaraan operasional dari Pemprov DKI.
Ia pun mengaku bersyukur ini kondisi KRL Commuterline sudah jauh lebih baik dibandingkan dulu.
Elly mengaku setiap pagi keluar rumah sekira pukul 06.00 WIB dengan menggunakan sepeda menuju Stasiun Citayam.
Kemudian, Elly turun di Stasiun Mangga Besar dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju Kantor Dinas KPKP yang hanya berjarak kurang dari dua kilometer.

Kendaraan operasional jenis Toyota Corolla Altis yang diberikan Pemprov DKI itu pun baru digunakan untuk menunjang kerjanya sebagai Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta.
“Karena sehari kan biasanya ada beberapa kegiatan di luar kantor. Jadi kalau naik kendaraan umum sudah enggak praktis,” tuturnya.
“Jadi, untuk keseharian setelah sudah di Jakarta untuk bekerja baru saya pakai mobil operasional,” sambungnya.
Alasan Pilih Angkutan Umum Ketimbang Kendaraan Pribadi
Meski sudah mendapat fasilitas kendaraan operasional mewah dari Pemprov DKI, Elly nyatanya memilih setia naik kereta dari rumah menuju kantornya.
Elly bilang, dirinya lebih memilih tetap naik angkutan umum dengan mempertimbangkan ongkos dan waktu tempuh.
“Saya ongkos sehari cuma Rp10 ribu saja. Berangkat Rp5 ribu dan pulang Rp5 ribu juga. Murah banget kan,” ucapnya.
Sedangkan, bila dirinya naik mobil menuju tempat kerja maka ongkosnya bakal membengkak lantaran ada sejumlah ruas tol yang harus dilaluinya.
Waktu tempat yang dihabiskannya di jalan saat menggunakan mobil pun bisa mencapai 3 jam perjalanan.
“Paling cepat dua jam baru sampai, berarti saya harus berangkat jam berapa itu? Kalau naik kereta kan sata jam 06.00 WIB jalan masih belum telat. Perjalanan paling satu jam saja,” ujarnya.
Nyaris Kecopetan hingga Sepatu Lepas saat Kejar Kereta
Selama puluhan tahun menggunakan transportasi umum, banyak suka duka hingga cerita lucu yang dialami oleh Elly.
Pejabat eselon II di lingkungan Pemprov DKI ini pun mengaku pernah hampir kecopetan saat naik kereta.
Kejadian ini terjadi saat dirinya tengah melanjutkan pendidikan pascasarja di Universitas Indonesia (UI).
Saat tengah berdesak-desakan di kereta, ia pun mengaku tak sadar tas ransel yang digunakannya itu dirobek orang tak bertanggung jawab.
Beruntung, saat itu tak ada barang-barang berharga miliknya yang berhasil diambil sang pencuri.
“Namanya mahasiswi ya, jadi isi tasnya cuma buku-buku saja. Tapi kan sayang aja ya tas disobek,” tuturnya.

Selama naik kereta, Elly memang mengaku lebih nyaman menggunakan tas ransel dibandingkan jenis lainnya.
Selain lebih aman untuk menyimpang barang-barang berharga, tas itu bisa diletakan di bagian depan untuk menutupi area sensitifnya.
Apalagi, tindak pelecehan seksual belakangan marak terjadi di angkutan umum.
Selain hampir kecopetan, Elly bercerita, sepatu yang dikenakannya pernah beberapa kali terlepas.
“Saya pernah naik kereta lalu sepatu lepas gara-gara buru-buru. Ya akhirnya saya harus turun lagi,” kata dia.
Ajak ASN DKI Naik Angkutan Umum
Anak buah Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono ini mengajak para aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov DKI naik transportasi umum.
Apalagi, kondisi udara Jakarta dengan tingkat polusinya yang tinggi belakangan jadi sorotan.
“Ternyata, kalau kebiasaan ini bisa membaiki lingkungan bila dilakukan bersama-sama, ayo kita mulai dari diri kita sendiri,” ucapnya.
Gaya hidup sederhana yang selama ini diperlihatkan Elly pun disebutnya sudah ditularkan ke anak buahnya di Dinas KPKP DKI.
Elly bilang, saat ini sudah banyak ASN di lingkungan Dinas KPKP DKI yang beralih menggunakan transportasi umum.
“Kalau memang jalur kita pulang-pergi kerja itu dilintasi kereta atau dilalui transportasi umum lainnya ya dicoba saja dulu. Nanti lama-lama juga biasa, tahu triknya naik angkutan umum yang aman dan nyaman,” kata dia.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.