Dalam 1 Kecamatan di Jakarta Ini, Ada 148 Balita Stunting

Pemkot Jakarta Timur mendapati ada kecenderungan orang tua kurang peduli terhadap asupan makanan diberikan kepada anak mereka.

Penulis: Bima Putra | Editor: Jaisy Rahman Tohir
net/um-surabaya.ac.id
Ilustrasi stunting 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, CAKUNG - Kasus anak menderita stunting atau gangguan pertumbuhan fisik dan kemampuan intelektual di Jakarta Timur masih menjadi masalah yang belum selesai.

Hingga 22 Agustus 2023 tercatat jumlah anak penderita stunting yang tersebar pada 10 Kecamatan di Jakarta Timur masih di angka 14,80 persen, atau masih di atas target nasional 14 persen.

Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Pemkot Jakarta Timur, Achmad Salahuddin mengatakan berdasar data di wilayah Kecamatan Cakung bahkan terdapat 148 anak penderita stunting.

"Di Kecamatan Cakung jumlah 148 balita. Untuk upaya (penanganan) sudah banyak yang dilakukan, kita punya target akhir tahun 2023 ini bisa tercapai zero stunting," kata Achmad, Senin (28/8/2023).

Dalam penanganan kasus anak stunting ini, Pemkot Jakarta Timur memfokuskan upaya merubah perilaku masyarakat agar mengetahui pentingnya memberikan asupan makanan bergizi ke anak.

Pasalnya dari hasil penelusuran di lapangan, Pemkot Jakarta Timur mendapati ada kecenderungan orang tua kurang peduli terhadap asupan makanan diberikan kepada anak mereka.

Dia mencontohkan orang tua yang lebih memilih membeli rokok dibandingkan telur ayam untuk asupan makanan anak, sehingga perkembangan anak fisik dan intelektual terhambat.

"Oleh karena itu kita mengeluarkan SK Walikota tentang percepatan penanganan stunting dan juga penguatan keterlibatan ASN (aparatur sipil negara) sebagai orang tua asuh stunting," ujar Salahuddin.

Di Kecamatan Cakung sendiri, pada bulan Juli 2023 lalu tercatat sebanyak 21 balita stunting yang sudah mendapat penanganan dan dinyatakan keluar dari data penderita stunting.

Hanya saja kini masih terdapat 148 anak stunting di wilayah Kecamatan Cakung, atau secara umum sebanyak 0.83 persen dari jumlah 17.921 balita yang ditimbang di Posyandu.

"Secara prevalensi (jumlah keseluruhan) Cakung nomor tiga (kasus stunting) tertinggi se-Jakarta Timur. Persoalan stunting ada banyak faktor," tutur Camat Cakung Fajar Eko Satrio.

Secara medis, faktor-faktor yang memicu anak hingga menderita stunting di antaranya karena menderita penyakit kronis, kerap sakit, dan pola asuh orang tua yang kurang baik.

Fajar mengatakan jumlah anak penderita stunting di wilayah Cakung pun berasal dari beragam latar belakang ekonomi keluarga, baik kalangan ekonomi mampu maupun kurang mampu.

"Bervariasi, tapi secara umum memang dari keluarga ekonomi kurang baik," lanjut Fajar.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved