Penertiban Lokalisasi Gang Royal
Eks Pelanggan Ungkap Ragam PSK di Gang Royal yang Kini Tutup, Pernah Dapat Wanita Anggota Geng Motor
Suatu malam di tahun 2021, Barry yang habis pesta miras bersama seniornya di kampus diajak mencari wanita untuk memuaskan nafsu birahinya.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, PENJARINGAN - Ragam wanita pekerja seks komersial (PSK) yang dijajakan di tempat prostitusi Gang Royal, Penjaringan, Jakarta Utara diungkap mantan pelanggan setianya.
Barry (bukan nama sebenarnya), pria 26 tahun yang sudah berkali-kali ke Gang Royal menyatakan, wanita-wanita tuna susila yang dijajakan di ratusan kafe remang-remang di sana beragam rupa.
Kebanyakan, kata Barry, terlihat masih muda, dan sebagian besar dari Jawa Barat.
Bahkan, Barry sempat memesan salah satu wanita yang ternyata merupakan anggota geng motor dari Bandung.
"Pernah main sama yang dari Bandung, dia ada tato XTC (geng motor Bandung) di dadanya," ungkap Barry saat diwawancarai TribunJakarta.com, Sabtu (23/9/2023).
Meski kini Gang Royal sudah ditertibkan dan ditutup, Barry masih ingat betul wanita-wanita tersebut dijajakan di kafe-kafe oleh muncikarinya.
Ratusan kafe-kafe itu terletak di sepanjang gang sempit minim penerangan, persis di bawah rel kereta.
"Mereka itu di kafe-kafe, yang nawarin ada muncikarinya. Jadi ketika kita ke sana ditawarin mau minum dulu atau langsung saja," ucap Barry.
"Saya berkali-kali ke sana, selalu bagus-bagus ceweknya, kebanyakan dari Jawa Barat," sambungnya lagi.
Barry setidaknya sudah sebanyak lima kali mengunjungi Gang Royal sejak tahun 2021 silam.

Saat itu Barry masih mahasiswa di salah satu universitas swasta di Jakarta.
Ia mengenal Gang Royal dari seniornya.
Suatu malam di tahun 2021, Barry yang habis pesta miras bersama seniornya di kampus diajak mencari wanita untuk memuaskan nafsu birahinya yang memuncak.
Barry awalnya belum tahu apa-apa soal Gang Royal.
Yang jelas, kala itu dirinya diajak sang senior untuk mengunjungi sebuah tempat yang disebut “Royal GP”.
Kekinian Barry baru tahu bahwa “Royal GP” artinya adalah prostitusi Gang Royal yang berada di pinggir Jalan Gedong Panjang (GP), Penjaringan, Jakarta Utara.
“Awalnya ke sana diajak doang, nyebutnya waktu itu Royal GP, eh ternyata sampe ketagihan. Kalo dihitung-hitung kayaknya sudah lima kali ya, atau mungkin lebih, sudah lupa,” kata Barry.
Pertama kali mengunjungi Gang Royal, Barry mengaku cukup terpana dengan hiburan malam yang disuguhkan.

Saat itu, Barry hanya mengikuti seniornya mendatangi salah satu kafe di dalam gang sempit minim penerangan di lokasi.
Barry enggan menyebutkan nama kafe tersebut, yang jelas kafe itu sudah menjadi langganannya dan seniornya selama masa-masa jadi mahasiswa.
Setibanya di kafe tersebut, Barry disambut seorang muncikari lalu ditawari memilih PSK.
Tepat saat itu lah Barry mulai terpana.
Meski tempatnya di dalam gang sempit, ternyata PSK-PSK yang disuguhkan di Gang Royal, kata Barry, tak sedikit yang cantik.
Apalagi, sambungnya, harga yang ditawarkan cenderung sangat ramah di kantong mahasiswa.
“Hitungannya murah, tapi cewek-ceweknya bagus,” ucap Barry.
“Rp 150 ribu itu untuk satu kali main sama orang-orang lama, kalo ada anak baru Rp 200 ribu,” katanya lagi.

Barry mengatakan, selama sekitar lima kali mengunjungi Gang Royal, dirinya selalu memesan PSK yang ternyata asal Jawa Barat.
Selama lima kali itu juga Barry belum pernah merasakan pengalaman buruk berkunjung ke Gang Royal.
“Pokoknya ini prostitusi ramah kantong, kamarnya juga nyaman kalo kafe yang saya kunjungi, nggak bau nggak kotor,” ucapnya.
Barry pun mengaku tak begitu kaget jika kini Gang Royal harus ditutup.
Menurutnya, Gang Royal mungkin sudah terlalu meresahkan sehingga pemerintah akhirnya harus bergerak melakukan penertiban besar-besaran.
“Ya mau bagaimana lagi, mungkin itu sudah yang terbaik ya,” tandas Barry.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.