Apa Itu Cimin? Jajanan yang Bikin Puluhan Siswa SD di Bandung Keracunan

Puluhan siswa SD di Bandung diduga keracunan usai mengonsumsi jajanan cimin. Apa itu cimin serta bagaimana asal usulnya?

Editor: Muji Lestari
YouTube Dapur Resto
Cimin. Apa itu cimin? Jajanan yang bikin puluhan siswa di Bandung keracunan 

TRIBUNJAKARTA.COM - Sebanyak 35 siswa SDN 3 Jati, Saguling, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat mengalami keracunan.

Mereka keracunan diduga setelah mengonsumsi jajanan cimin, pada Selasa (26/9/2023). Bahkan ada satu siswa korban keracunan meninggal dunia.

Dilansir TribunJabar, para siswa tersebut membeli cimin dari pedagang keliling di sekitar SDN 3 Jati.

Cimin memang terkenal di kalangan anak sekolah. Jajanan yang terbuat dari aci atau tepung tapioka ini banyak digemari mulai dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa.

Lantas, apa itu cimin dan benarkah bisa bikin keracunan?

Apa Itu Cimin

Melansir KBBI Cimin merupakan singkatan dari cireng mini. Cimin merupakan makanan yang terbuat dari adonan sagu yang direbus lalu digoreng bersama telur yang sudah dikocok.

Cimin biasanya disajikan dengan diberi perasa bumbu berupa bubuk balado, jagung manis, dan lain-lain.

Jajanan cimin biasanya ditemui di depan gerbang sekolah yang dijual dengan harga mulai dari Rp 1000 rupiah.

Asal Usul Cimin

Mulanya, makanan dengan olahan aci atau tepung tapioka ini mulai dikenal oleh masyarakat akibat penjualan cireng di tahun 1970-an di Bandung.

Pada zaman penjajahan Belanda, Bandung disebut sebagai Kota Melting Pot atau pusat dari bertemunya akulturasi budaya Cina, Belanda hingga Jepang.

Ilustrasi jajanan sekolah dan Murid SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang mengalami keracunan saat dirawat di Puskesmas Saguling, Kamis (28/9/2023).
Ilustrasi jajanan sekolah dan Murid SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang mengalami keracunan saat dirawat di Puskesmas Saguling, Kamis (28/9/2023). (Kompas.com dan TribunJabar)

Pada saat itu gandum, beras dan roti sulit ditemukan sebab karbohidrat tersebut dibawa oleh pemerintah Belanda.

Hingga akhirnya masyarakat mulai mencari inovasi dengan membuat makanan-makanan ringan yang memiliki nilai jual yang terjangkau.

Hingga saat ini makanan berbahan dasar aci menjadi lebih bervariatif.

Makanan cimin merupakan salah satu hasil dari kreativitas dan inovasi yang dilakukan oleh masyarakat dalam menciptakan kuliner yang berbahan dasar aci dengan harga yang terjangkau.

Sosok Penjual Cimin di SDN 3 Jati

Kembali pada kasus puluhan siswa keracunan di Bandung, belakangan diketahui penjual cimin tersebut adalah kakek benama Tata Tajudin (75).

Diduga jadi penyebab keracunan puluhan siswa, Tajudin ternyata baru sehari berjualan jajanan cimin.

Sebelum berjualan cimin, Tajudin berdagang makanan lain yakni arum manis.

"Awalnya jualan (arum manis) baru dua minggu. Kalau bikin dan jualan cimin baru kemarin," kata Miati (43), anak Tajudin, Jumat (29/9/2023).

Miati menjelaskan, semua bahan untuk membuat cimin dibeli Tajudin dari warung.

Bahan baku tersebut kemudian diolah di rumah, lalu dimasukkan ke dalam kulkas.

"Jadi bikin dulu (cimin di rumah), terus ketika sudah dingin dimasukkin ke dalam kulkas. Pagi-pagi dijual," ungkap Miati.

Tajudin, kata Miati, awalnya menjajakan cimin itu di MI Cibanteng pada pagi hari.

Kemudian, Tajudin berpindah jualan ke SDN Jati 3 siang harinya.

Bahkan sebelum dijual, cimin itu sempat dikonsumsi oleh anggota keluarga Tajudin.

Namun, menurut Miati, ia dan anggota keluarga lain tidak merasakan gejala seperti yang dialami siswa SDN Jati 3.

"Sebelumnya enggak ada apa-apa, bahkan sebelum dijual cucu-cucunya juga sudah mengonsumsi, makan di rumah."

"Saya juga habis bikin dan makan juga," terangnya.

Pascakejadian keracunan yang dialami puluhan siswa SDN Jati 3, Tajudin diperiksa polisi pada Kamis (28/9/2023).

Namun, Tajudin diizinkan pulang setelah menjalani serangkaian pemeriksaan.

Dari hasil pemeriksaan, Tajudin dikenai penangguhan penahanan sehingga ia hanya wajib lapor ke kepolisian setempat.

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News.

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved