Isi Nasihat Wali Kelas Sebelum Siswi SD Loncat dari Lantai 4, Korban Berselisih Sama Teman Pria
Nasihat itu diberikan wali kelas beberapa saat sebelum akhirnya R memutuskan untuk loncat dari lantai empat gedung sekolahnya.
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Terkuak isi nasihat wali kelas kepada siswi SD berinisial R dan teman sekelas prianya berinisial H yang sempat berselisih sebelum masuk kelas.
Nasihat itu diberikan wali kelas beberapa saat sebelum akhirnya R memutuskan untuk loncat dari lantai empat gedung sekolahnya di SDN 06 Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Peristiwa memilukan ini terjadi pada Selasa (26/9/2023) sekira pukul 08:00 WIB.
R ditemukan tergeletak di lapangan sekolah setelah loncat dari lantai empat.
Beberapa saat sebelum loncat, R rupanya sempat terlibat perselisihan dengan temannya.
Saat itu R dan temannya terlibat aksi dorong-mendorong ketika sedang mengikuti kegiatan 'pembiasaan' di sekolah.
Kegiatan pembiasaan memang rutin dilakukan di sekolah dan iikuti para murid setiap hari sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM).
Setiap murid akan duduk di lapangan berbaris sesuai dengan kelasnya.
Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi mengatakan, kegiatan itu dilakukan pada pukul 06:30 WIB.
"Korban awalnya mengikuti pembiasaan yang dimulai pukul 06.30 WIB. Saat itu, agendanya adalah pertunjukan drama atau teatrikal yang dilakukan di lapangan sekolah," kata Yossi.
Kegiatan dorong-mendorong antara R dan temannya itu dilakukan ketika berbaris di lapangan.
Setelah terlibat dorong-mendorong, R menampar temannya tersebut.
"Nah atas peristiwa tersebut, hal ini kemudian dilaporkan kepada wali kelas oleh salah satu teman R,"

"Wali kelas korban lantas memanggil R dan temannya yang terlibat dorong-mendorong untuk diberikan nasihat," imbuh Yossi.
Yossi kemudian mengungkap isi nasihat wali kelas kepada keduanya untuk saling memaafkan.
Dikatakan Yossi, nasihat yang diberikan wali kelas sama sekali tak menyudutkan siapapun.
"Mereka diberikan nasihat tepat di depan pintu kelas karena keduanya terbukti terlibat aksi dorong-mendorong,"
"Nasihatnya tidak menyudutkan, wali kelas hanya meminta korban dan temannya saling memaafkan,"
"Keduanya lantas bersalaman sebagai simbol sudah saling berbesar hati," jelas Yossi.
Setelah bermaaf-maafan, R disebut meminta izin kepada wali kelasnya untuk ke toilet. Sementara temannya kembali ke kelas.
Namun setelah itu R tak pernah kembali hingga akhirnya ditemukan tergeletak di lapangan.
Wali kelas yang tadinya memberi nasihat pun baru mengetahui kabar R ketika diberitahu guru lainnya.
"Almarhuman sudah dalam posisi berada di lantai dasar," kata Yossi.
Saat ini, kata Yossi, pihaknya masih mendalami soal aksi saling dorong antara korban dan temannya tersebut.
Termasuk, mendalami apakah hal ini ada kaitan dengan jatuhnya korban dari lantai 4.
"Dari hasil pemeriksaan kami, itu terjadinya (aksi saling dorong) spontan saja. Tidak selalu dan tidak sering terjadi seperti itu. Itu rangkaian peristiwa yang memang terjadi sebelum peristiwa almarhum ini jatuh," sambung Yossi.
Polisi pun masih mendalami apakah peristiwa tersebut merupakan motifnya atau bukan.

Di sisi lain Yossi mengatakan keterangan keluarga korban dapat membantu polisi untuk menyelidiki kasus ini.
"Kami sangat terbuka bagi keluarga yang akan memberikan informasi, justru itu akan sangat membantu kami dalam melakukan penyelidikan perkara ini," katanya.
Pemeriksaan terhadap pihak keluarga korban bakal dilakukan dalam waktu dekat.
Polisi sedang berkoordinasi dengan keluarga korban terkait waktu pemeriksaan.
Yossi mengatakan saat ini keluarga korban masih dalam kondisi berduka usai meninggalnya SR.
"Kami tetap berkomunikasi dengan pihak keluarga korban. Memang dari pihak keluarga korban meminta waktu,"
"Namun secepatnya kami akan melakukan pemeriksaan terhadap pihak keluarga," tutur Yossi.
Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.