Pilpres 2024

Pengamat Baca Sikap Gibran Didukung Jadi Cawapres Prabowo Bak Pembangkangan di PDIP: Malu Tapi Mau

Menurut Adi Prayitno, publik tak bisa disalahkan ketika nama Gibran yang notabene kader PDIP terus dikaitkan dengan Prabowo.

Andreas Chris/TribunSolo
Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto (kanan) dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (kiri) menghadiri peringatan Hari Veteran Nasional di UNS Solo, Kamis (10/8/2023). Kini, nama Girban menguat sebagai kandidat bakal cawapres pendamping Prabowo. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Beberapa hari terakhir, dukungan terhadap Gibran Rakabuming Raka untuk menjadi cawapres Prabowo Subianto kian gencar.

Mulai dari relawan Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi) hingga pengurus Gerindra di berbagai daerah telah menyatakan siap mendukung duet Prabowo-Gibran.

Sejumlah relawan mengatasnamakan Gibran juga kini mulai bermunculan.

Padahal saat ini status Gibran masih merupakan kader PDIP yang jelas berbeda pilihan politik dengan kubu Prabowo di Pilpres 2024.

Menurut Pengamat politik yang Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, publik tak bisa disalahkan ketika nama Gibran yang notabene kader PDIP terus dikaitkan dengan Prabowo.

Sebab, sikap Gibran sendiri terkesan malu tapi mau atas wacana diduetkan sebagai cawapresnya Prabowo di Pilpres 2024.

Adi pun menilai sikap Gibran berbeda dengan aturan yang berlaku di PDIP.

"Di PDIP itu aturannya tegas, haram hukumnya kadernya bersikap abu-abu karena itu dianggap pembangkangan secara tidak langsung."

"Nah itu kan belum terdengar secara gamblang oleh Gibran ke publik (menolak ditawarkan jadi cawapres Prabowo)," kata Adi saat dihubungi, Jumat (13/10/2023).

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, bertemu dengan Wali Kota (Walkot) Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, di Angkringan Omah Semar, Solo, Jawa Tengah, Jumat (19/5/2023).
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, bertemu dengan Wali Kota (Walkot) Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, di Angkringan Omah Semar, Solo, Jawa Tengah, Jumat (19/5/2023). (Istimewa)

Menurut Adi, jika Gibran menjawab secara tegas menolak tawaran dari pihak di luar PDIP selaku partai tempatnya bernaung maka tidak akan terjadi kegaduhan di publik.

Namun, selama ini sikap Gibran justru terkesan seperti membiarkan isu itu menjadi bola liar.

Misalnya saat Gibran justru meminta awak media menanyakan isu tersebut kepada relawan yang melontarkan duet tersebut atau karena status usianya dia masih terhalang peraturan yang kini tengah digugat di Mahkamah Konstitusi.

"Jawabannya kan malah terkesan malu tapi mau, tidak hitam putih sehingga banyak spekulasi bahwa jawaban Gibran karena ada kemauan (jadi cawapres Prabowo)," kata Adi.
 
Diketahui, saat ini Gibran menjadi calon terkuat untuk menjadi cawapres Prabowo dibanding sejumlah nama lain mulai dari Erick Thohir, Airlangga Hartarto maupun Yusril Ihza Mahendra.

Hal yang masih menghalangi Gibran untuk maju pilpres yakni usianya saat ini yang masih di bawah 40 tahun.

Terkait batas usia minimal itu baru akan diputuskan Mahkamah Konstitusi pada Senin (16/10/2023) pekan depan.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved