Viral di media sosial

UIN Jambi Buka Suara Soal Viralnya Video Bullying Mahasiswi, Berdalih Cuma Mainkan Lift

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi akhirnya buka suara soal video viral terkait tindakan bullying terhadap mahasiswi yang terjadi di lift.

|
TikTok & (Instagram/@kabarjambiupdate)
Tangkapan layar saat mahasiswi UIN Jambi melakukan klarifikasi adanya tindakan bullying yang menimpa dirinya 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi akhirnya buka suara soal video viral terkait tindakan bullying terhadap mahasiswi yang terjadi di lift.

Baru-baru ini beredar video di sosial media terkait segerombolan mahasiswa yang melakukan aksi bullying terhadap dua mahasiswi saat hendak menaiki lift di area kampus.

Diketahui, salah satu mahasiswi tersebut bernama Cintria.

Dalam video yang beredar, terlihat momen saat Cintria dan teman wanitanya hendak menggunakan lift.

Mereka ketika itu, sudah berada di dalam lift.

Namun sebelum pintu lift tertutup, ada segerombolan mahasiswa yang menjahili Cintria dan temannya itu hingga membuat mereka merasa kesal.

Salah satu dari gerombolan mahasiswa itu, terdengar terawa puas.

"Terbully," ucap salah seorang mahasiswa tersebut sambil tertawa.

Setelah itu, salah seorang lainnya terlihat hendak ingin memasukan tong sampah ke dalam lift tersebut.

"Awas-awas," ucap mahasiswa lainnya seolah meminta agar mahasiswa yang membawa tong sampah dibukakan jalan.

"Ingat yang bully namanya Raja," kata salah satu mahasiwa.

Ketika itu, Cintria dengan tegas mengatakan telah merekam aksi mereka.

Sesaat Cintra dan temannya berupaya untuk menutup pintu lift, tombol lift tersebut dimainkan oleh gerombolan mahasiswa tersebut hingga berkali-kali terbuka.

Aksi tersebut pun akhirnya viral di sosial media.

Belakangan, pihak UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi akhirnya buka suara.

Dalam keterangan persnya, disebutkan bahwa peristiwa itu terjadi di lift Gedung Kuliah Terpadu (GCR) UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Kampus II.

Korban yang bernama Cintria adalah mahasiswi semester 1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

Menurut kronologi yang dijelaskan oleh UIN Jambi, korban awalnya berniat turun dari lantai 4 menuju lantai 1 bersama rekannya itu.

Akan tetapi, lift ternyata terlebih dahulu naik ke lantai 9.

Di lantai 9 ini, gerombolan mahasiswa yang terdiri dari lima orang dalam video viral tersebut juga berniat untuk turun ke lantai 1 dan masuk dalam lift yang sama.

Hingga kemudian, ada salah satu mahasiswa lain memanggil teman-temannya itu agar segera keluar dari lift dan kembali masuk ke kelas.

Lantaran belum terlalu hafal dengan teman-teman sekelasnya, di sini salah satu dari gerombolan itu pun bertanya kepada Cintria apakah mereka juga bagian dari kelas mereka atau bukan.

Namun dijawab oleh Cintria bahwa mereka adalah mahasiswi baru.

Sontak gerombolan mahasiswa itu langsung keluar dari lift dan melakukan tindakan sebagaimana terekam dalam video yang viral.

Dalam keterangan pers, Wakil Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Bahrul Ulum menuturkan, tidak ada tindakan kekerasan verbal maupun tindakan dengan bermaksud untuk mengintimidasi Cintria dan rekannya dalam peristiwa tersebut.

Hal ini dia ungkapkan usai meminta keterangan langsung dari kedua belah pihak.

Dikatakannya, kelima mahasiswa yang terekam dalam video viral itu hanya berniat untuk memainkan lift kampus dengan cara menekan tombol dan memainkan sensor pintunya.

Tindakan ini yang kemudian membuat Cintria dan rekannya merasa terpojok hingga merekam kejadian tersebut.

Mengenai peristiwa ini, Bahrul menyebut bahwa mahasiswi yang bersangkutan yakni Cintria sebenarnya sudah melaporkan hal ini kepada pihak kampus sebelum videonya viral di sosial media.

Pun demikian, pihak UIN Jambi juga merespon laporan itu dengan mencari data kelima mahasiswa ini dan melaporkannya pada pihak program studi untuk dilakukan pemanggilan.

Segerombolan mahasiswa itu, sudah meminta maaf secara langsung kepada Cintria atas peristiwa ini.

Disamping itu, kata Bahrul, kelima mahasiswa itu juga telah diberikan teguran dan diminta untuk menandatangani surat perjanjian bermatrai yang mengakui kesalahannya.

Lima mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Saefuddin Jambi yang membully mahasiswi bercadar bernama Cintria akhirnya buka suara. Mereka meminta maaf kepada korban.
Lima mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Saefuddin Jambi yang membully mahasiswi bercadar bernama Cintria akhirnya buka suara. Mereka meminta maaf kepada korban. (Tangkapan layar di Instagram dan TikTok)

Korban malah minta maaf

Menyusul viralnya video tersebut, Cintria yang merupakan mahasiswi korban tindakan tidak menyenangkan dari gerombolan mahasiswa itu justru malah minta maaf di media sosial.

Menurut penuturan Cintria, ia sudah dipertemukan dengan para pelaku oleh pihak kampusnya.

Pihak kampus yakni UIN Jambi, juga sudah memberikan sanksi terhadap pelaku berupa nasihat dan surat peringatan.

Namun bukannya pelaku saja yang dikenakan sanksi itu.

Cintria yang menjadi korban tindakan tidak menyenangkan oleh segerombol mahasiswa UIN Jambi juga diminta untuk membuat surat pernyataan bersalah.

"Begitu pula dengan saya yang telah membuat surat pernyataan bersalah karena telah memviralkan video tersebut," kata Cintria.

Dengan pernyataan itu, ia berharap agar permasalahan ini bisa segera selesai.

Hal ini pun kembali jadi sorotan warganet.

Banyak dari warganet merasa heran mengapa Cintria yang tidak bersalah harus meminta maaf dan juga membuat surat pernyataan bersalah.

Dilansir dari Kompas.com, pihak UIN Jambi menyebut aksi Cintria yang memviralkan peristiwa ini justru mencoreng nama baik kampus.

"Konteks minta maaf ya karena tidak menyangka akan viral. Kami juga katakan, kalau ada mahasiswa dirugikan, lapor saja ke pihak kampus. Jangan sampai diviralkan, karena itu berefek buruk ke kampus," ujar Wakil Rektor UIN Jambi, Bahrul Ulum seperti dikutip Kompas.com pada Jumat (13/10/2023).

Peristiwa ini sebenarnya sudah dilaporkan kepada pihak kampus sebelum viral di media sosial.

Kampus UIN Jambi juga sudah memanggil kelima mahasiswa yang bersangkutan.

"Kita sudah kasih teguran. Nanti kalau pelaku melakukan hal serupa, akan dilakukan tindakan skorsing karena kampus punya kode etik mahasiswa," ujar Bahrul.

Baca artikel menarik lainnya di Google News.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved