Viral di Media Sosial

Kisah Ifan Loper Koran Disabilitas yang Tawarkan Jasa Les Gitar Keliling, Sering Tak Dipercaya Orang

Ifan Rivani, seorang pria berkebutuhan khusus, viral di sosial media menawarkan jasa les gitar keliling meski penuh keterbatasan.

Tangkapan layar TikTok @nuhaamedyan.
Seorang pria berkebutuhan khusus, viral di sosial media menawarkan jasa les gitar keliling meski penuh keterbatasan. Sering tak dipercaya orang, meski jago main gitar. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Seorang pria berkebutuhan khusus, viral di sosial media menawarkan jasa les gitar keliling meski penuh keterbatasan.

Diketahui, pria disabilitas itu berkeliling dari kampung ke kampung di kawasan Jakarta Timur untuk mencari orang yang ingin belajar gitar demi penghasilan tambahan.

Kisah ini viral di sosial media TikTok setelah dibagikan oleh akun @nuhaamedyan.

Dalam video yang beredar, tampak seorang pria paruh baya mengendarai sepeda motor yang telah dimodifikasi menggunakan roda tiga dengan sebuah spanduk di belakangnya.

'Buka Les Gitar Keliling Akustik dan Elektrik' begitu tulisannya.

Karena merasa penasaran, seorang wanita dalam video itu sontak menghubungi nomor telepon yang tertera dalam spanduk tersebut.

Ternyata, pria disabilitas itu diketahui memang memiliki kemampuan dalam bermusik.

Namun sayang, jasanya itu sepi peminat.

Ia pun menyibukan dirinya dengan membuat karya-karya musik lainnya meski dengan penuh keterbatasan.

Penelusuran TribunJakarta.com, pria disabilitas tersebut ternyata bernama Ifan Rivani.

Ia merupakan seorang loper koran yang tinggal di Jalan Cipinang Kebembem, Jakarta Timur.

Meski punya keterbatasan, Ifan tidak mau menyerah dengan keadaan.

Di sela-sela waktunya mengantarkan koran, ia sibuk untuk menawarkan jasa les gitar keliling dari kampung ke kampung.

"Saya dulu disekolahin musik sama orang, adalah pokoknya. Karena kondisi saya sebenernya juga warga gak mampu, saya disekolahin musik. Lama juga, saya belajar gitar lama. yaudah saya kembangin sendiri," kata Ifan bercerita kepada TribunJakarta.com, Senin (16/10/2023).

Ifan mengaku memang punya kecintaan terhadap musik sejak kecil.

Karena berasal dari keluarga yang tidak mampu, Ifan bercerita sempat dimasukan ke sekolah musik oleh seorang kerabat.

Ia menjalani program tersebut sekitar 5 tahun lamanya hingga punya keahlian dalam bermain gitar.

Walau begitu, diakui Ifan perjalanannya tidak mudah.

Banyak orang tidak percaya dengan kemampuannya lantaran melihat konsisi dirinya saat ini yang penuh keterbatasan.

Di samping usianya yang sudah sekitar 50an, dalam beraktifitas Ifan harus menggunakan kursi roda.

"Banyak yang gak percaya. Saya sedikit kesulitan untuk menjangkau orang biar percaya bahwa saya pernah belajar gitar dan saya juga pengajar gitar. Banyak orang gak percaya karena lihat kondisi saya," kata Ifan.

Tak sedikit, orang yang menolaknya untuk mengajar gitar lantaran melihat kondisinya itu.

Padahal bagi Ifan, bermusik bukan hanya sekedar untuk mencari penghasilan.

Ada kecintaan bagi dirinya ketika ia berhasil menjadikan musik sebagai bagian dari hidupnya.

"Musik memang hobi saya. Kalau saya rejekinya di musik, saya terusin di musik tapi sekarang saya sambil ada kerjaan lain, jadi loper koran,"

"Harus semangat, karena musik kalau bisa saya jalani sampai akhir hayat,"

"Bagi saya musik yang paling bisa, karena kerjaan sekarang susah. Apalagi untuk orang disabilitas seperti saya, susah," ungkap Ifan bercerita.

Untuk belajar gitar akustik, Ifan mematok tarif les sekira Rp 300 ribu dalam sebulan.

Dalam les tersebut, Ifan akan melatih jari-jari, dan mengajarkan berbagai teknik, hingga orang mahir dalam bermain gitar.

Setiap bulannya, ia membuka kelas sebanyak 1 kali dalam seminggu. Dimana setiap kelasnya berdurasi sekitar 1 jam.

Sedangkan untuk belajar gitar elektrik, harganya sekitaran Rp 500 ribu sebulan.

"Saya keliling-keliling aja di sekitaran sini, sebulan ini sepi," kata dia.

Saat ini Ifan ia sedang mencoba peruntungan dengan membuat lagu.

Bagi Ifan, lagu tersebut booming atau tidak bukan urusan pertama.

Ada rasa kebanggaan tersendiri ketika dirinya mampu menghasilkan sebuah karya meski dalam kondisi yang serba terbatas.

"Saya sibuk bikin lagu aja. Tenar gak tenar, ngetop gak ngetop saya bikin lagu aja. Karena saya senang aja," imbuhnya.

Baca artikel menarik lainnya di Google News.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved