Siswa Korban Bully Kehilangan Kaki

RS Dharmais Sebut Benturan Bukan Pemicu Kanker Tulang, Ini Kata Kuasa Hukum Korban Bully di Bekasi

Kuasa hukum korban bully di Bekasi respon pernyataan dokter RS Dharmais yang menyebut benturan bukan pemicu kanker tulang. Klaim punya catatan medis.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Pebby Adhe Liana
Kolase TribunJakarta
Siswa berinisial FAA (12) asal Bekasi, Jawa Barat menjadi korban bully hingga berujung sakit kanker tulang. FAA rupanya jadi bahan olok-olokan temannya karena sering maju ke depan kelas untuk menjawab pertanyaan gurunya. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar 

TRIBUNJAKARTA.COM, TAMBUN SELATAN - Dokter Rumah Sakit (RS) Kanker Dharmais Jakarta menyebutkan, pemicu kanker tulang bukan disebabkan karena benturan akibat kekerasan. 

Hal ini sekaligus membantah klaim orang tua FAA (12), siswa asal Bekasi yang diduga jadi korban bully dan kini mengidap kanker tulang, usai disliding temannya. 

Menanggapi hal itu, kuasa hukum keluarga korban Mila Ayu Dewata Sari mengatakan, pihaknya memegang rekam medis FAA selama menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit. 

"Itu kan pernyataan dari RS Darmais, namun dari beberapa RS yang lain seperti Hermina dan Pondok Indah dan Cipto menyatakan hal yang berbeda kan rekam medisnya juga telah ada," kata Mila. 

Pihaknya selaku kuasa hukum, tetap mengutaman terciptanya keadilan untuk korban terlepas apapun yang menjadi penyebab penyakitnya. 

Jika memang penyakit kanker telah diderita FAA sejak lama, benturan akibat tindakan bully bisa saja menjadi salah satu pemicunya. 

"Apapun yang terjadi, bahkan sudah ada bibit tetapi kan pemicunya karena itu (sliding), kecuali kalau jatuhnya di tangan terus kankernya di kaki (tidak bisa disebut pemicu)," tegas dia. 

Dokter Spesialis Orthopedi Rumah Sakit (RS) Kanker Dharmais, Melitta Setyarani menyatakan penyebab kaki korban diamputasi kecil kemungkinan karena perundungan. 

Menurutnya, korban sudah memiliki penyakit Osteosarcoma atau kanker tulang ganas stadium 4. 

"Sampai sekarang belum ada yang menyebutkan bahwa trauma, kejadian kayak jatuh gitu menyebabkan kanker," tuturnya dikutip Tribunnews.com. 

Ia menjelaskan penyakit kanker pada seseorang dipengaruhi dua faktor yakni faktor pencetus dan penyebab. 

Namun, jika faktor penyebab kanker lantaran kekerasan yang diduga dilakukan teman sekolah itu sangat jarang terjadi. 

"Mungkin kalau dari tekelan trauma yang jatuh itu tidak menyebabkan kankernya sebenarnya, karena kan di literatur juga tidak disebut seperti itu." 

"Cuman faktor pencetus itu yang kami tidak tahu. Kalau misal dibilang jatuh, apalagi jatuh lalu diamputasi jauh sekali," terangnya. 

Sebelumnya diberitakan, siswa berinisial FAA (12) terpaksa kehilangan kaki kirinya usai menjalani operasi kanker tulang di RS Kanker Dharmais, Jakarta. 

Sang ibu bernama Diana Novitasari mengatakan, kondisi kesehatan anaknya menurun sejak Februari 2023 lalu. 

FAA awalnya mengeluh sakit pada kaki kirinya, sang ibu berusaha bertanya penyebab sakit yang dirasakan putranya. 

Namun, FAA sempat enggan menceritakan penyebab sakit yang dia rasakan.

Setelah dibujuk, bocah berusia 12 tahun itu akhirnya mau bicara. 

Penyebab kakinya sakit diduga disliding atau diselengkat temannya, waktu itu dia sedang jajan bersama kelima temannya. 

Bukannya ditolong, teman-teman FAA justru menertawakan korban yang saat itu menahan sakit. Tiga hari setelah kejadian itu, kondisi kesehatannya menurun. 

Pada Agustus 2023, FAA didiagnosa menderita kanker tulang. 

Dokter terpaksa melakukan operasi amputasi pada kaki kiri siswa yang saat ini duduk di bangku kelas 7 sekolah menengah pertama itu.

Baca artikel menarik lainnya di Google News.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved