Burhanuddin Muhtadi Ulas Politik Uang Saat Dikukuhkan Sebagai Guru Besar UIN Jakarta
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengulas politik uang saat dikukuhkan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengulas dinamika jual beli suara di Indonesia.
Hal itu dikatakan Burhanuddin Muhtadi dalam orasi ilmiah yang mengangkat tema "Votes for Sale: Klientelisme, Defisit Demokrasi, dan Institusi"
Secara garis besar, Burhanudding berbicara mengenai politik uang di negara demokrasi saat pemilihan umum (pemilu).
"Saya menginvestigasi secara menyeluruh. Pertanyaannya, seberapa banyak praktik politik uang di Indonesia dan seberapa efektif?" imbuhnya.
Orasi ilmiah itu disampaikan Burhanuddin Muhtadi saat dirinya dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Sidang Senat Terbuka, Rabu (29/3/2023).
Ia dikukuhkan bersama 6 guru besar bidang sosial humaniora lainnya oleh Rektor Prof. Asep Saepudin Jahar.
Burhanuddin mengungkapkan berdasarkan riset yang dilakukannya, sekitar 33 persen atau 62 juta dari total 187 juta pemilih yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2014 terlibat politik uang.
Indonesia pun menjadi negara dengan tingkat politik uang tertinggi ketiga di dunia, di bawah Uganda dan Benin.
Burhanuddin melanjutkan, pemilih yang menjadi simpatisan menjadi target politik uang. Jumlahnya mencapai 15 persen dari total pemilih, sedangkan 85 persen lainnya adalah massa mengambang (swing voters).

"Mereka enggan membidik pemilih mengambang karena menganggap menerima uang, tapi soal memilih, tidak bisa diandalkan," tuturnya.
Burhanuddin mengakui strategi pembelian suara hanya memengaruhi pilihan 10 persen pemilih.
Kendati begitu, ini lebih dari cukup bagi banyak kandidat untuk mencetak kemenangan dalam pemilu.
"Kandidat butuh segelintir suara. Angka 10 persen bisa menjadi faktor penentu kmanngan. Rata-rata margin kemenangan untuk mengalahkan rivalnya hanya 1,6%. Jadi, (10%) bisa membuat perbedaan caleg yang menang dan yang kalah," katanya.
Sedangkan, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, memberikan ucapan selamat kepada Burhanuddin dan ke-6 orang lainnya yang dikukuhkan sebagai guru besar UIN Jakarta.
"Selamat kepada kawan kita dan profesor-profesor lainnya, khususnya Pak Burhan Muhtadi, atas pengukuhan profesor dan guru besar," ucapnya.
Sementara Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat, meyakini kebenaran atas apa yang dipaparkan Burhanuddin.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.