Kabel Semrawut Makan Korban

Ayah Sultan Korban Jeratan Kabel Sebut Bali Tower Cuma Sekali Jenguk Anaknya: Datang Tak Konfirmasi

Ayah Sultan Rif'at Alfatih, Fatih, menyebut pihak Bali Tower hanya sekali menjenguk anaknya yang menjadi korban jeratan kabel fiber optik.

TribunJakarta.com
Ayah Sultan, Fatih (baju hitam) saat memberi keterangan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (12/12/2023). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Ayah Sultan Rif'at Alfatih, Fatih, menyebut pihak Bali Tower hanya sekali menjenguk anaknya yang menjadi korban jeratan kabel fiber optik.

Fatih mengatakan, pihak Bali Tower menjenguk Sultan di Rumah Sakit (RS) Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, pada 22 Agustus 2023.

Namun, saat itu pihak Bali Tower tidak bertemu Sultan karena korban masih berada di ruang operasi.

"(Bali Tower) pernah jenguk sekali tanggal 22 Agustus. Tapi waktu mereka datang kan tidak konfirmasi ke saya, sehingga saat itu Sultan di ruang operasi," kata Fatih saat dihubungi, Rabu (13/12/2023).

Menurut Fatih, pihak Bali Tower sempat diminta untuk menunggu agar bisa bertemu Sultan. Namun, pihak Bali Tower disebut enggan menunggu.

"Suruh nunggu nggak mau, karena mereka sibuk mungkin. Tapi mereka bilang akan datang lagi, tapi nggak pernah datang lagi," ujar dia.

Sultan kini sudah diperbolehkan pulang dari RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, setelah dirawat selama sekitar empat bulan di rumah sakit tersebut.

Fatih mengaku belum mencabut laporan polisi terhadap Bali Tower.

"Tidak benar (cabut laporan), jalan terus," kata Fatih.

Hanya saja, Fatih masih berharap permasalahan ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan. 

Menurut Fatih, melanjutkan proses hukum hingga ke pengadilan merupakan opsi terakhir untuk menyelesaikan persoalan ini.

"Saat ini prioritas saya segera akhiri masalah ini secepatnya, dan sangat berharap kekeluargaan sebagai solusinya. Bila tidak ada progres, aspek hukum sebagai solusi terakhir untuk dapatkan keadilan," ujar dia.

Dengan demikian, Fatih memastikan tidak akan mencabut laporan terhadap Bali Tower hingga ada kesepakatan tertulis.

"Seandainya di antara kami sudah selesai secara kekeluargaan, ada kesepakatan tertulis, ya sudah kesepakatan itu yang akan saya bawa ke Polda Metro. Saya tunjukkan kami sudah sepakat, kalau diperbolehkan dicabut, ya dicabut saja. Saya tidak mau memanjangkan urusan, intinya saya nggak mau memenjarakan siapa pun," ungkap Fatih.

Di sisi lain, Fatih mengatakan bahwa anaknya sudah mulai bisa beraktivitas secara normal.

"Artinya mulai dari kegiatan mandi, misal keramas hingga sabunan normal semua, dia bisa lakukan sendiri. Makan dan minum semua sudah bisa dilakukan tanpa kebocoran lagi," kata Fatih.

Namun, sambung Fatih, dokter yang merawat anaknya berpesan agar Sultan tetap menjaga makan.

Untuk tiga bulan pertama terhitung sejak Sultan dipulangkan dari RS Polri, sang anak tidak disarankan mencicipi makanan pedas dan keras.

"Soalnya tenggorokannya kan baru dicangkok dan di rongga mulutnya kan orang normal ada dua lubang, satu ke paru-paru untuk napas, satu ke lambung untuk makan. Nah operasinya kemarin kan 0engangkatan pita suara, terus rongga yang menuju ke paru-paru ditutup total, dipotong lalu ditutup pakai kulitnya yang di tangan," ungkap Fatih.

"Jadi apapun yang masuk ke mulut, ditelan, pasti masuk ke lambung, enggak akan ke paru-paru karena itu sudah menjadi konsekuensinya. Kalau napas sekarang dia pakai di bagian bawahnya itu. Intinya dia bisa melakukan apapun, kecuali satu, renang," tambahnya.

Adapun kecelakaan yang dialami Sultan terjadi pada 5 Januari 2023 di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan.

Saat itu, Sultan sedang berlibur di sekitar Jakarta. Mahasiswa Universitas Brawijaya itu berpamitan untuk bermain dengan teman-teman SMA-nya.

"Kronologinya pada 5 Januari 2023 anak saya pamitan mau main sama teman semasa SMA-nya sekitar pukul 22.00 WIB," ucap Fatih.

Sultan dan beberapa temannya mengendarai sepeda motor dari Bintaro menuju Jalan TB Simatupang kemudian berbalik arah ke Jalan Pangeran Antasari.

"Masuk Antasari, dia itu dalam posisi di depan ada mobil SUV, antara Pajero atau Fortuner. Nah si Sultan ada di belakang mobil," ungkap Fatih.

Mobil tersebut berhenti karena terdapat kabel fiber optik yang menjuntai.

Sementara Sultan tidak mengetahui ada kabel tersebut lantaran posisinya berada di belakang mobil SUV.

"Karena kabel fiber optik terbuat dari serat baja, kabelnya jadi tidak putus saat tertarik beberapa meter. Kabel justru berbalik ke arah belakang dan menjepret leher anak saya. Seketika itu juga anak saya langsung terjatuh akibat jeratan kabel," tutur Fatih.

Sultan sempat ditolong teman-teman dan sejumlah pengguna lainnya sebelum dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved