Ayah Banting Anak di Muara Baru

Sosok Awan Bocah 10 Tahun yang Tewas Dibanting Ayahnya, Punya Cita-cita Mulia Meski Putus Sekolah

Terkuak sosok Awan (10) bocah yang tewas setelah dibanting ayahnya Usman (44) di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. Ternyata sudah putus sekolah!

TribunJakarta.com
Sosok Awan (10) bocah yang tewas setelah dibanting ayahnya Usman (44) di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. Meski baru berusia 10 tahun, Awan ternyata sudah putus sekolah. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Terkuak sosok Awan (10) bocah yang tewas setelah dibanting ayah kandung Usman (44) di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.

Meski baru berusia 10 tahun, Awan ternyata sudah putus sekolah.

Dikutip TribunJakarta dari Kompas, Istri Ketua RT setempat bernama Haria (39) mengatakan, Awan merupakan penyandang disabilitas.

 

Anak ketiga dari empat bersaudara itu sempat tersiram air panas saat usianya masih delapan bulan.

“Waktu usia delapan bulan, dia kan belajar jalan, sedang merembet, ada dispenser, nah ditariklah dan tersiram. Untungnya kemaluannya enggak kena,” ungkap Haria.

Hal ini lah yang menyebabkan A kesulitan berbicara sampai akhir hayatnya.

Ibunda Awan mengatakan, anaknya menjalani perawatan kurang lebih satu tahun setelah tersiram air panas.

Setelahnya, Awan sempat menjalani terapi berbicara.

Namun, hasilnya tidak memuaskan sehingga Awan kesulitan berinteraksi secara verbal terhadap orang lain.

Awan pernah mengemban pendidikan di salah satu sekolah dasar (SD).

Namun, Awan tidak melanjutkan pendidikan setelah beberapa minggu berjalan.

Tangisan teman-teman Awan (10) pecah saat proses pemakaman bocah tersebut berlangsung. Diketahui Awan meninggal dunia karena dibanting oleh ayah kandungnya Usman (44) di depan rumah mereka, di sekitaran Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Rabu (13/12/2023).
Tangisan teman-teman Awan (10) pecah saat proses pemakaman bocah tersebut berlangsung. Diketahui Awan meninggal dunia karena dibanting oleh ayah kandungnya Usman (44) di depan rumah mereka, di sekitaran Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Rabu (13/12/2023). (TribunJakarta.com)

“Keluar (dari sekolah). Nah, dioper ke sekolah luar biasa (SLB). Cuma, karena kejauhan, faktor yang antar enggak ada, enggak selesai,” ungkap Haria.

“Dia (Awan) sarafnya juga sudah enggak bisa menyangkut pelajaran,” timpalnya.

Seorang petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Penjaringan bernama Juanda mengatakan Awan sempat mengaku kepada petugas PPSU Kelurahan Penjaringan bahwa dia ingin sekali menjadi petugas pemadam kebakaran.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved