Pilpres 2024

Tak Bahas Pelanggaran HAM Era Jokowi, Debat Capres Perdana Disebut Cuma Pemaparan Visi Misi

Menurut pengamat, secara umum debat capres perdana lebih terlihat sebagai forum konfirmasi visi-misi.

Istimewa
Ketua Umum NETFID Indonesia Muhammad Afit Khomsani mengatakan, debat perdana dengan agenda hukum dan HAM semalam jauh dari kata komprehensif. Para paslon tidak mengungkapkan praktek-praktek pelanggaran Hukum dan HAM sudah banyak terjadi. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menyayangkan ketiga capres dalam debat perdananya tidak mendalami  isu-isu penting terkait Hukum, HAM, Korupsi, dan Demokrasi sesuai tema yang dibahas.

Menurutnya, secara umum debat capres perdana lebih terlihat sebagai forum konfirmasi visi-misi.

"Mengapa tidak mendalami isu hukum tertentu yang sangat krusial seperti kasus Sambo, kasus TPPU hingga 349 Triliun, Pelanggaran HAM berat era 98 dan era Jokowi.

Problem hukum yang tumpul ke atas tajam ke bawah dan korupsi politik dalam pemilu termasuk korupsi yang merajalela atau KKN di lingkaran elit kekuasaan," papar Ubedilah saat dimintai tanggapannya, Kamis (14/12/2023).

Ubedilah menilai ketidakmendalaman itu diperparah dengan peran yang tidak optimal dari pemandu acara debat tersebut.

Sementara itu, terkait penampilan para capres, ia melihat debat perdana itu menjadi panggung bagi Anies Baswedan.

"Saya menilai debat pertama memang dimenangkan oleh Anies Baswedan, runner up nya Ganjar Pranowo dan posisi ketiga ada pada Prabowo Subianto," kata Ubedilah.

Kendati begitu, ia mengingatkan bahwa penampilan dalam debat tidak menjadi ukuran untuk memenangkan pilpres.

Menurutnya, efek debat akan terjadi masif jika ada amplifikasi narasi debat capres ke publik secara luas dan mudah dimengerti oleh rakyat secara umum.

"Secara umum debat capres meski tidak terlalu banyak mempengaruhi publik dalam menentukan pilihan tetapi 5 sampai 10 persen rakyat Indonesia adalah pemilih rasional yang menentukan pilihan karena gagasan sang calon

Jadi debat tetap memberi pengaruh meski pengaruhnya tidak besar," ujar Ubedilah.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved