Ayah Banting Anak di Muara Baru

Pengakuan Tetangga yang Tegur Awan Karena Anaknya Ditabrak Sepeda, Tak Sangka Korban Bakal Dibanting

Awan dibanting dan dianiaya Usman, setelah tak sengaja menabrak seorang anak dengan sepedanya. Ibu dari anak tersebut, Dina buat pengakuan

TribunJakarta/Gerald Leonardo Agustino Silitonga
Awan dibanting dan dianiaya Usman, setelah tak sengaja menabrak seorang anak dengan sepedanya. Ibu dari anak tersebut, Dina buat pengakuan. Ia mengaku tak nyangka Awan akan dibanting. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Seorang bocah berusia 10 tahun bernama Awan tewas setelah dibanting ayah kandungnya Usman (44) di depan rumahnya di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.

Awan dibanting dan dianiaya Usman, setelah tak sengaja menabrak seorang anak dengan sepedanya.

Ibu dari anak tersebut, Dina lalu mengurai sebuah pengakuan.

 

Dina mengaku kala itu anaknya sedang berjalan sendirian, mendadak ditabrak Awan hingga menangis.

"Anak saya waktu itu lagi main sendiri, dia jalan pulang mau ke rumah," ucap Dina.

"Posisinya udah minggir, tiba-tiba Awan naik sepedanya ngebut terus anak saya kesenggol,"

"Pas ke senggol anak saya nangis, saya bawa pulang, saya tenangin," imbuhnya.

Dina kemudian menegur Awan, dan meminta bocah tersebut untuk lebih berhati-hati dalam bersepeda.

"Lalu saya negur Awan 'Kamu jangan ngebut-ngebut, kamu nabrak anak saya'," kata Dina.

Kala itu menurut Dina, Usman sedang duduk di sofa sambil bermain gitar.

Tak lama Usman bangkit dari sofa, ia mencari keberadaan Awan yang sedang bermain.

Terkuak sosok ayah bernama Usman (44) yang pukul lalu membanting anaknya bernama Awan (10) sampai tewas di Muara Baru, Jakarta Utara.
Terkuak sosok ayah bernama Usman (44) yang pukul lalu membanting anaknya bernama Awan (10) sampai tewas di Muara Baru, Jakarta Utara. (Kolase TribunJakarta)

"Posisinya bapaknya ada, lagi duduk di sofa lagi main gitar," ucap Dina.

"Jeda 10 menit dia mondar-mandir, saya enggak tahu dia cari Awan," imbuhnya.

Dina lalu mengaku mendengar kalau Usman memukul dan membanting Awan hingga tak sadarkan diri.

"Terus saya dengar Awan dipukul," kata Dina.

"Terus katanya di banting, pas saya lihat Awannya sudah tidak sadarkan diri," imbuhnya.


Kepala Awan Retak

Berdasarkan hasil autopsi, tulang tengkorak Awan patah serta mengakibatkan pendarahan dan kerusakan jaringan otak.

“Kemudian ada luka terbuka di bagian wajah, lalu ada luka pada anggota gerak atas dan anggota gerak bawah. Jadi, posisi pada saat dibanting, tangan kemudian kaki mengalami cedera,” ujar Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, pada Jumat (15/12/2023).

“Yang menyebabkan kematian adalah pada tengkorak yang mengakibatkan rusaknya jaringan,” ungkap Gidion lagi.

Tak heran setelah dibanting Usman, dari telinga dan hidung Awan mengeluarkan darah.

Lalu sebelum sempat dirawat di rumah sakit, Awan keburu meninggal dunia.

Usman kini sudah ditetapkan sebagai tersangka.

“Iya, jadi tersangka,” kata Gidion.

Dalam kasus ini, polisi menerapkan Pasal 44 Ayat (3) Undang Undang RI Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Selain itu, polisi juga menerapkan Undang Undang RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang Undang.

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved