Kisah Tukang Ojek di Tangerang Obesitas 200 Kg Tak Bisa Bergerak, Padahal Tulang Punggung Keluarga

Pria bernama Engky (33) kini tidak bisa menjalani pekerjaan sebagai tukang ojek karena tidak bisa bergerak. Padahal jadi tulang punggung keluarga.

Kolase Foto TribunJakarta/Tribun Tangerang
Kolase Foto Engky (33) pria obesitas seberat 200 Kg di Tangerang dan Pj Gubernur Banten Al Muktabar. Pria bernama Engky (33) kini tidak bisa menjalani pekerjaan sebagai tukang ojek karena tidak bisa bergerak. Padahal jadi tulang punggung keluarga. 

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Pria bernama Engky (33) kini tidak bisa menjalani pekerjaan sebagai tukang ojek karena tidak bisa bergerak.

Padahal Engky menjadi tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal.

Kini Engky hanya tinggal bersama ibunya di Jalan Salak 4, Desa Pesanggrahan, Solear, Kabupaten Tangerang.

Engky tidak bisa bergerak karena pembengkakan tubuhnya sejak awal tahun 2023 lalu. Berat badan Engky mencapai 200 Kilogram.

Ketua RT setempat Sarwono mengungkapkan Engky merasakan pembengkakan di di tubuhnya sejak setahun lalu.

Sebelumnua, Engky masih bisa berjalan dan mengendarai sepeda motor.

"Pembengkakan yang dialami dia enggak tahu dari faktor makan atau kenapa, mungkin ada yang lain, saya kurang paham,"kata Sarwono pada Selasa (9/1/2024).

Sehari-hari, Engky mengandalkan keluarganya untuk makan. Kini, Engky telah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang.

Ia dibawa menggunakan ambulans pada Senin (8/1/2024) untuk mendapatkan penanganan medis.

Penjelasan RSUD Kabupaten Tangerang

RSUD Kabupaten Tangerang.
RSUD Kabupaten Tangerang. (TribunJakarta.com/Ega Alfreda)

Sementara itu, pihak RSUD Kabupaten Tangerang memastikan kondisi Engky stabil.

Pria berusia 33 tahun itu menjalani perawatan intensif dengan penanganan sejumlah dokter spesialis.

"Selain tim spesialis IGD, pasien juga ditangani dokter spesialis penyakit dalam, bedah dan gizi, tapi kami juga melihat perkembangannya, kalau memerlukan koordinasi dengan spesialis yang lain akan tambahkan timnya," kata Wakil Direktur Pelayanan RSUD Kabupaten Tangerang, Mohamad Rifki.

Rifki menyampaikan pihaknya telah melakukan pemeriksaan terkait pernapasan dan tekanan darah terhadap Engky.

Akan tetapi, pihaknya pun akan tetap berfokus terhadap pasien tersebut lantaran memiliki pembengkakan pada dua kakinya.

"Ke dua kaki pasien bengkak, terutama kiri, karena sebelah kiri itu memang lebih besar, mungkin karena kurangnya higenis sehingga menimbulkan infeksi," kata dia.

"Kami juga akan cari dalemannya seperti apa, sehingga penanganan lebih cepat," sambungnya.

Menurutnya, Engky pernah melakukan operasi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada 2021 lalu terkait kedua kakinya tersebut.

Akan tetapi, penanganan terhadap pasien harus terputus lantaran terkendala biaya untuk perobatan sehari-harinya.

"Kami belum tahu ada penyakit bawaan atau tidak, tapi akan dicek semuanya kalau bisa ditangani akan kami tangani," tuturnya.

"Kalau pasien butuh penanganan multi disiplin, akan kami evaluasi setiap harinya dan kalau memungkinkan bisa ditangani secara komprehensif disini, tapi kalau penanganan lebih spesifik kita akan koordinasi dengan ke RSCM," terang Mohamad Rifki.

Reaksi Pj Gubernur Banten

Pj Gubernur Banten, Al Muktabar saat membuka langsung vaksin PMK merek Aftopor asal Prancis yang mendarat di Terminal Kargo Bandara Soekarno-Hatta, Senin (4/7/2022).
Pj Gubernur Banten, Al Muktabar saat membuka langsung vaksin PMK merek Aftopor asal Prancis yang mendarat di Terminal Kargo Bandara Soekarno-Hatta, Senin (4/7/2022). (Ega Alfreda/TribunJakarta.com)

Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meminta kepada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang untuk memberi penanganan khusus terhadap Engky (33).

"Iya kami sudah komunikasikan dengan pihak rumah sakit untuk mempersiapkan dan memberikan pemantauan terhadap pasien obesitas, agar kondisinya bisa tetap terjaga dan terkontrol dengan baik," ujar Al Muktabar kepada awak media, Selasa (9/1/2024).

Lebih lanjut ia menjelaskan, telah meminta kepada seluruh layanan fasilitas kesehatan di Provinsi Banten untuk dapat mendata secara rinci apakah terdapat warga yang memiliki potensi gejala obesitas.

Dengan menghindari sejak dini gejala obesitas di masyarakat tersebut, potensi untuk menghindari resiko kematian dapat terlaksana.

Pasalnya, dua kasus pasien obesitas di Kota Tangerang beberapa lalu berujung pada resiko meninggal dunia yang dialami pasien.

"Koordinasi dengan faskes juga iya kami lakukan, supaya dapat memberikan pemantauan terhadap masyarakat-masyarakat yang mengalami gejala obesitas," kata dia.

Ia pun mengimbau kepada masyarakat, agar dapat menerapkan pola hidup sehat dalam kegiatan sehari-hari demi menghindari penyakit obesitas.

"Kebetulan ibu (istri saya) adalah guru besar Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia (UI) dan kami sering mendiskusikan hal ini karena perlu disosialisasikan kepada masyarakat," tuturnya.

"Karena obesitas itu kan menyangkut perilaku hidup dalam sehari-hari, maka dari itu masyarakat harus menerapkan pola hidup sehat, seperti menjaga pola makan dan rajin berolahraga," terang Al Muktabar.

Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News

Artikel ini telah tayang di Tribuntangerang.com dengan judul Engky Pria Obesitas di Kabupaten Tangerang Dilarikan ke RSUD, Begini Kondisinya Terkini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved