Cerita Kriminal

Nelangsa Istri Komplotan Bajing Loncat di Cakung Lihat Suami Ditahan: Kenapa Mesti Kayak Gini?

Istri komplotan bajing loncat di Cakung meratapi suaminya ditahan di Mapolsek Cakung, Jumat (26/1/2024).

TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
Empat pelaku bajing loncat dan seorang penadah besi curian saat dihadirkan dalam ungkap kasus di Mapolsek Cakung, Jakarta Timur, Jumat (26/1/2024). Istri komplotan bajing loncat di Cakung meratapi suaminya ditahan di Mapolsek Cakung, Jumat (26/1/2024). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, CAKUNG - DI (24), hanya bisa meratapi suaminya Muhammad Ridwan (30) saat dihadirkan sebagai tersangka kasus bajing loncat di Mapolsek Cakung, Jakarta Timur.

Dia tak menyangka suaminya menjadi tersangka kasus pencurian besi muatan dari satu truk di Jalan Raya Bekasi, Kelurahan Rawa Terate pada Rabu (24/1/2024) sekira pukul 14.30 WIB.

Tangisnya seketika pecah saat melihat Ridwan keluar dari sel tahanan bersama tiga tersangka bajing loncat lain dalam keadaan mengenakan baju tahanan dan tangan diborgol.

Bersama dua dari tiga anaknya, DI datang ke Mapolsek Cakung pada Jumat (26/1/2024) sore setelah mendapat informasi bahwa suaminya itu sudah ditahan sebagai tersangka.

"(tahu suami ditangkap) Semalam, saya nyariin dia. Kata saya kok engga pulang. Saya cari katanya dia lagi kasus. Kasus apa kata saya, ini (curi besi)," kata DI di Jakarta Timur, Jumat (26/1/2024).

DI menyesalkan tindakan sang suami yang terlibat kasus pencurian besi muatan truk bersama tiga tersangka lain Tio Pahlevi (32) alias Toing, Tata Suryadi (24), dan Rizky (31) alias Kiki.

Empat pelaku bajing loncat dan seorang penadah besi curian saat dihadirkan dalam ungkap kasus di Mapolsek Cakung, Jakarta Timur, Jumat (26/1/2024).
Empat pelaku bajing loncat dan seorang penadah besi curian saat dihadirkan dalam ungkap kasus di Mapolsek Cakung, Jakarta Timur, Jumat (26/1/2024). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Sebelum terlibat kasus Ridwan menafkahi keluarga sebagai sopir Metromini, tapi beberapa waktu terakhir dia bekerja sebagai juru parkir di Jalan Raya Bekasi, Kelurahan Rawa Terate.

"Anak saya ada tiga. Pertama kelas 1 SD, paling kecil umur 2,3 tahun. Dia baru kali ini ikut gini (bajing loncat), diajak temannya. Dia baru kenal sama teman- temannya, kenal di jalan," ujarnya.

Sepengetahuan DI, Muhammad Ridwan nekat menjadi bajing loncat karena iming-iming bisa mendapatkan uang dalam dalam waktu cepat untuk melunasi tunggakan kontrakan.

DI menduga sang suami gelap mata menjadi bajing loncat karena bila tidak segera membayar uang sewa kontrakan di wilayah Kecamatan Cakung yang dihuni maka mereka akan diusir.

"Ini saja bingung mau pulang ke mana, mau pulang enggak boleh karena belum bayar kontrakan satu bulan. Teman-temannya bilang ikut saja (mencuri) buat bayar kontrakan," tuturnya.

DI mengatakan hanya bisa pasrah atas proses hukum yang dijalani, pikirannya berkecamuk memikirkan nasib tiga anak-anaknya yang harus dihidupi sementara sang suami dibui.

Bila mengacu jerat Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan yang disangkakan penyidik Unit Reskrim Polsek Cakung, Ridwan terancam hukuman tujuh tahun penjara.

"Kenapa mesti kayak gini kata saya. Dia tulang punggung keluarga. Siapa yang mau ini nafkahi. Semoga bisa pulang, kumpul sama anak-anaknya lagi. Kerja yang bener," lanjut DI.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved